Hari-hari berlalu semakin cepat, kini tidak terasa sudah bulan kedua. Joshua menatap pemandangan dari jendela kamarnya. Sungguh sunyi dalam senyap rumahnya.
Kini ia hanya tinggal bersama lima saudaranya. Mahesa dan Arjuna ditugaskan untuk melakukan beberapa pekerjaan di luar kota untuk beberapa bulan ke depan. Jadi semua tanggung jawab yang ada di rumah Jordani lah yang pegang.
Kemarin sempat Joshua demam tinggi gara-gara tubuhnya basah kuyup karena hujan. Bukannya di rawat dan di jaga, ia malah mendapat pukulan dari Nathan.
Sebenci itu kah Nathan pada Joshua? Kecelakaan itu juga bukan Joshua yang mau.
Sekarang adalah tanggal lima februari, tepatnya tanggal dimana Joshua merayakan hari kelahirannya. Namun, mungkin tahun ini terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Flashback on
"Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun, selamat ulang tahun Joshua, selamat ulang tahun huuu"
"Ayo tiup lilinnya Jo", pinta Jordani.
Joshua meniup lilinnya lalu ke enam kakaknya bertepuk tangan gembira. Kemudian datanglah kedua orangtuanya dengan beberapa makanan di tangannya.
"Ya ampun kalian ini kenapa ngga tunggu bunda sama ayah dulu sih", ucap bunda.
"Iya nih ayah kan juga mau liat Jo tiup lilinnya", sambung ayah.
"Yah ayah sama bunda lama sih jadi kita duluan deh", celetuk Haekal.
"To the poin banget sih lu", cibir Arjuna.
"Emang itu nyatanya bang", ucap Haekal.
"Udah udah jangan pada berantem,kalian ini suka banget berantem heran bunda mah", sela bunda.
"Gimana kalau kita foto-foto dulu buat kenang-kenangan nantinya", ujar ayah.
"Ayok, Nathan kamera lu mana?", tanya Jordani.
"Sebentar gua ambil dulu", sahut Nathan.
"Oke semuanya lihat kamera ya ini ayah kasih waktu cuman sepuluh detik. Siap ya, satu dua tiga", pinta ayah.
Cekrek
Satu foto yang menampakkan sebuah keluarga bahagia dengan senyuman mereka.
"Jo"
"Iya bang"
"Ini Abang punya hadiah buat kamu"
Mahesa mengeluarkan sebuah lilin aroma dari tasnya. Membuat Joshua bingung.
"Lilin bang?", tanya Joshua.
"Iyah abang cuman bisa kasih kamu ini,kamu suka kan?", Jelas Esa.
"Suka bang", jawab Joshua.
"Woy markidi, jonadi sini!", panggil Haekal.
"Manggil abang yang bener kal!", teriak bunda.
"Sorry Bun hehehe", ucap Haekal cengengesan.
Flashback off
Joshua memandangi foto itu dengan nanar. Sebuah kejadian dimana ia tak bisa mengulangi lagi. Mungkin saja saat ini para kakaknya lupa akan hari ulang tahunnya ini.
Joshua berangkat sekolah sendiri dengan bus Transjakarta. Entahlah para kakaknya ada dimana karena pas keluar kamar ia tak mendapati siapa-siapa.
"Jo tunggu!", panggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinta Terakhir Ku
Novela Juvenil"Abang kalo kita pisah nantinya, jangan lupa dengan adik kecil mu ini yah", kata si bungsu Joshua Adi Dirgantara anak terakhir yang paling banyak diam dan cerita yang ia sembunyikan dari ke enam kakak laki-lakinya. "Abang nyium bau gosong ga?" "Aban...