Satu bulan berlalu, kini sudah memasuki bulan Maret tepat bulan kelahiran kakak kedua Joshua yakni Arjuna. Mereka tengah bersiap-siap di kamar masing-masing untuk semua kebutuhan keperluan untuk di bawa untuk rekreasi besok. Sebenarnya ini juga acara untuk sekalian merayakan ulang tahun Arjuna sih.
"ASSALAMUALAIKUM"
Plak
"Asu! Sakit tau", pekiknya.
"Bisa biasa aja ga kalo salam? Heran gua sama lu nif", ketusnya.
"Ya ampun denger yah Jaiden, kita tuh beri salam dengan lantang agar si pemilik nya itu denger ga budeg kek lu", cibir Hanif.
"Apa Lo bilang?!", ucap Jaiden tak terima.
"Eh ada apa ini? Kok kalian ribut di depan pintu", tanya seseorang yang baru saja membuka pintu.
"Hehehe bang Jordan, maaf yah jadi ganggu. Ini nih salahin aja si toa masjid berjalan, dari tadi berisik mulu", tunjuk Jaiden pada Hanif.
"Heh siapa yang lu bilang toa masjid berjalan hah?!", kesal Hanif.
"Udah udah, ini kalian pasti mau ketemu Joshua kan?", tanya Jordani.
"Eh ha'ah lah, tau aja bang Jordan nih", ucap Hanif.
"Ada nih di atas anaknya", kata Jordani.
"Kalo gitu kami izin ke atas ya bang", ucap Jaiden.
"Silahkan"
…ᘛ⁐̤ᕐᐷ
"Jadi lu mau pergi liburan nih ceritanya?", tanya Jaiden lesu.
"Kenapa emangnya?", tanya Joshua balik.
"Padahal aku udah rencanain kita liburan bareng Jo tapi ternyata kamu udah punya rencana sama keluarga mu", ucap Jaiden sedikit sedih.
"Ya ampun den, kan masih ada gua. Gua siap kok dua puluh empat jam nemenin Lo kemana aja", ucap Hanif dengan percaya diri.
"Ga seru, gua maunya bertiga biar kumpul semua", sahut Jaiden.
"Loh kita kan sekarang ber lima malih"
"Oh iya gua lupa kalo kita masih punya dua manusia blangsak itu", ujar Jaiden.
"Maaf yah, mungkin liburan kita bisa lain kali", ucap Joshua.
"Gapapa kok Jo, kami juga maklumi kok", ucap Jaiden.
"Jadi sekarang apa?", tanya Hanif.
Joshua dan Jaiden saling menatap lalu beralih menatap Hanif.
…ᘛ⁐̤ᕐᐷ
"Wah ternyata sejuk juga disini", katanya senang menghirup udara segar dari vila yang tak jauh dari lautan lepas di depan sana.
"Ga salah kan Abang pilih vila disini", timpalnya.
"Bang Jordan emang paling the best deh", ucapnya sambil mengacungkan ibu jarinya.
"Omong-omong Jo mana?", tanya Jordani.
"Gua liat dia ada di pinggir pantai tadi", balas seseorang lalu duduk di samping Jordani.
"Lo liat dimana Nat?", tanya Esa.
"Tuh", tunjuknya lalu diikuti oleh yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinta Terakhir Ku
Teen Fiction"Abang kalo kita pisah nantinya, jangan lupa dengan adik kecil mu ini yah", kata si bungsu Joshua Adi Dirgantara anak terakhir yang paling banyak diam dan cerita yang ia sembunyikan dari ke enam kakak laki-lakinya. "Abang nyium bau gosong ga?" "Aban...