Di ruang ICU, suci perlahan membuka matanya lalu menatap sekitarnya.
Ceklek
Dokter Tian baru saja masuk dengan memakai jas dokternya. Ia menghampiri suci lalu memeriksa keadaan suci yang sempat turun beberapa waktu lalu.
"D-dokter...", panggil suci lirih.
"Iya suci, ada apa?", tanya Tian.
"Kapan pendonoran Joshua dilakukan?", tanya suci.
"Suci, saya dan Anggara sudah berusaha untuk berbicara dengan Joshua. Namun, dirinya terus menolak. Bahkan kondisinya sekarang lagi kritis karena waktu kamu di larikan ke rumah sakit, ia memaksakan dirinya untuk menemui mu", jelas Tian.
"Dok, s-saya sangat menginginkan Joshua sembuh", ucap suci dari bibir pucatnya.
"Iyah, dokter juga berharap dirinya sembuh suci. Tapi kamu juga harus sembuh", kata Tian sambil mengusap lembut surai suci.
"S-saya a-akan sembuh dok. S-setelah saya p-pergi dari d-dunia ini", ucap suci terbata-bata.
Tian memejamkan matanya pilu setelah mendengar perkataan suci. Dirinya merasa gagal jadi seorang kakak untuk suci.
"Suci, ada hal yang ingin dokter sampaikan kepada kamu"
"Apa itu?", tanya suci.
"Kamu adalah adik saya", ucapan Tian mengejutkan suci, bagaimana tidak? Dirinya hanya tahu bahwa ia adalah anak tunggal.
"D-dokter pasti bercanda kan?", gurau suci.
"Dokter serius suci, kamu adik saya Suci Anastasya", ucap Tian.
Suci menatap sendu pada Tian, ia masih memikirkan apa benar yang dikatakan oleh Tian itu sebuah kenyataan atau khayalan semata.
Ceklek! Brak!
Tian maupun suci langsung menoleh ke arah pintu. Terdapat Anggara yang terburu-buru.
"Tian bantu gue!", ucap Anggara.
"Ada apa gar?", tanya Tian.
"Kita ke ruang operasi sekarang!", tutur Anggara.
"Iya tapi kenapa?", tanya Tian.
"Joshua down Tian! Dia butuh darah itu sekarang!", jelas Anggara.
"Apa?!", kaget Tian lalu beralih menatap suci nanar.
"S-suci siap kok, kakak", ucap suci lirih.
"Tian..."
"Ayo ke ruang operasi sekarang, aku akan mempersiapkan suci baru bawa ke ruang operasi", ujar Tian.
"Baiklah gue tunggu", ucap Anggara lalu pergi meninggalkan ruangan rawat suci.
"Kakak, makasih sudah rawat dan jaga suci selama ini. Ngga nyangka ternyata aku mempunyai kakak seorang dokter hebat seperti kakak ini. Setelah suci tiada, tolong jaga papah yah kak. Walaupun ia suka siksa suci, tapi suci sayang sama papah. Jangan benci papah ya kak. Suci ngga sabar mau ketemu ibu, nanti aku mau cerita sama ibu kalo suci ketemu kakak suci. Dia tumbuh dengan baik dan sekarang menjadi seorang dokter. Kak, suci sayang kakak bahkan sebelum suci tahu kalo kakak adalah kakak kandung suci. Maaf, mungkin langkah yang suci ambil ini membuat kakak merasa kehilangan. Tapi suci janji akan bahagia bersama ibu di atas sana. Kakak jangan khawatir yah"
"Ayo ke ruang operasi kak, ada Joshua yang membutuhkan aku sekarang", lanjut suci dengan tersenyum pada Tian.
"Suci, berat rasanya melepas kamu pergi. Kakak sayang banget sama kamu. Kakak ngga mau kehilangan seseorang yang kakak sayang untuk kedua kalinya suci. Kamu harus kuat yah, kakak harap kamu kuat setelah pendonoran nanti", ucap Tian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinta Terakhir Ku
Teen Fiction"Abang kalo kita pisah nantinya, jangan lupa dengan adik kecil mu ini yah", kata si bungsu Joshua Adi Dirgantara anak terakhir yang paling banyak diam dan cerita yang ia sembunyikan dari ke enam kakak laki-lakinya. "Abang nyium bau gosong ga?" "Aban...