"DRAF {3}"

271 90 7
                                    

Anyeong, apa kabar untuk hari ini?
Baik tentunya yah guys🤭
-
-
Ingat, sebelum baca, ajak teman, sahabat, keluarga, atau saudara, biar gak dianggap ketawa sendiri, kaya Kunti di atas pohon tengah malam🤭
-
-
VOTE AND KOMEN OKEY!
BIAR LEBIH SEMANGAT NEXT NYA♥️
-
-
SELAMAT MEMBACA, MAY FREND🦈♥️

•••

*****

"Hah!" Pekik Aurel seraya terbangun dari tidur nya. "Hais... kenapa harus kebawa mimpi juga si!'" kedua tangan meremas kepalanya yang terasa sedikit pusing.

Setelah beberapa detik terdiam, ia baru sadar kalo hari ini sudah memasuki sekolah ke dua hari nya.

"What!  ini kan waktu nya sekolah!"

Aurel langsung melirik jam disisi nya. Jam weker itu menunjukan pukul 07:16.

"OMG! Kesiangan banget gue!"

Bergegas Aurel menuruni ranjang nya, lalu mengambil baju sekolah serta handuk, Aurel langsung berlari mengarah kamar mandi dengan kecepatan 4G.

*****

"Duh... dah ditutup, gimana, yah?"

Aurel melihat sekeliling sekolah dibalik gerbang  yang sudah tertutup rapat, mencari securrity sekolah yang biasa mondar-mandir sekitar taman. Tapi, sekarang ia tak ada!

"Kebiasaan,  kalo waktu nya lagi mepet suka gak ada!" kesal nya.

Aurel melihat atas gerbang, memastikan tinggi atau tidak. "Mana tinggi lagi! Apa... gue manjat lewat belakang aja kali, yah?" Pikirnya.

Tak butuh waktu lagi, Aurel langsung bergegas mengarah belakang sekolah, dan siapa sangka, beton nya malah lebih tinggi dari arah sisi atau depan.

"Kelihatan, pasti banyak murid yang suka bolos! Aduh... gimana dong? Masa iya gue kudu manjat lewat sini, pake apa juga?"

Sebelum melakukan aksinya, ia melihat jam pink kecil yang terletak di pergelangan tangan nya. "What?  Udah jam tujuh aja si! Aduh... gimana ini!"

Ia melihat sekeliling, benda yang ia butuhkan tidak ada disekitaran sana. Lagian, siapa juga yang mau menyimpan tangga teleskopik atau semacamnya di sana, kecuali orang yang kelupaan membawa barang nya.

"Eum... masa iya manjat? Kan gak ada tangga. Tapi...,"

Aurel melihat pohon lumayan gede di sisinya, kebetulan, ada satu dahan yang pas menjulang kearah tembok. Bisa gak bisa, ia harus bisa!

"Mending naik pohon itu ajalah. Bisa gak bisa, gue harus bisa!" semangatnya dengan kedua tangan yang di gepal 'kan keatas, lalu ditariknya kebawah.

Aurel mulai memanjat pohon itu, sedikit susah saat naik keatas. Tapi, setelah beberapa kali mencoba,  akhir nya ia sampai diatas dahan sana, tinggal merangkak sekali lagi menuju dahan ke tembok.

"Aduh... tinggi banget! Mamah... Aurel takut." rengeknya, merangkul dahan lain yang sejajar dengan nya. "Tapi... gue juga gak bisa diem disini, gue harus masuk meski telat!"

Susah payah Aurel merangkak ke dahan sana, sesekali ia mengusap keringat nya dengan tangan. Berkeringat bukan nya cape, tapi karna takut jatuh!

"Aduh... tinggi banget lagi. Kalo jatuh, bisa Wallahua'lam 'kan, gue!" gumam nya seraya terpejam.

Perlahan, Aurel membuka matanya, seketika suhu tubuh nya berubah menjadi panas dingin, kedua bola matanya membulat sempurna, melihat ulat bulu gede dihadapan nya. "Ah... ulat!"

Aurel And Four Boys [Hiatus Sementara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang