Hai-hai, jangan bosan-bosan baca ceritaku ini ya. MAKSA NIH😹📍
Tetap semangat dan tunggu setiap part nya yah?🥳
-
-
Jangan lupa tinggalkan jejak disini okey✨👉
-
-
SELAMAT MEMBACA🥳❤️
•••Subuh mendatang, dimana kini jam menunjukan pukul 05:16. Aurel perlahan terbangun dari tidurnya, menggeliat untuk beberapa kali, lalu menutupi tubuh atas Ariel yang tak memakai baju itu dengan selimut.
"Mamah gak biasanya gak bangunin kita." Gumamnya sambil berjalan perlahan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Yah, biasanya mereka dibangunin Aminah pas ketika adzan Subuh mendatang, lalu tidur kembali setelah sholat subuh.
Setelah mengambil Air wudhu, Aurel kembali untuk mengarah kamar nya, tapi terhenti pas di depan pintu kamar Aminah yang masih tertutup rapat.
"Eum? Biasanya udah kebuka." Aurel perlahan membuka pintu kamar Aminah untuk memastikan. "Masih tidur ternyata." Gumamnya sambil berjalan mengarah Aminah.
"Mah bangun, udah jam lima lebih." Serunya dari jarak sekitar 3meteran dari Aminah. "Ma..." Suaranya terhenti, tatkala memegang tangan Aminah yang terasa begitu dingin.
"Mamah? Mah? Kok badan mamah dingin gini si?" Panik Aurel mengecek kening Aminah dan seluruh kulit yang terlihat. "Ariel, Ariel, Ariel!" Teriak Aurel begitu kencang.
ARIEL!
Pintu kamar terbuka kasar, menampakan Ariel dengan wajah panik nya, langsung mengarah Aurel dengan wajah memerah.
"Kenapa, Rel?"
"Mamah, Mamah Rel, Mamah!"
Ariel langsung memegang tangan Aminah, ia terhenti dan menelan salipanya kasar tatkala memegang tubuh yang amat dingin itu. Perlahan, dua jarinya ia arahkan kearah hidung, leher, dan juga mengecek nadinya.
"Kenapa Mamah, Riel?" Tanya Aurel di sela-sela tangis nnya. "Ayok bawa Mamah kerumah sakit, Riel. Cepet!" Paksa Aurel menggoyahkan tubuh Ariel yang hanya diam dengan kedua mata yang mulai memerah.
"Riel!" Teriak Aurel tapi tetap Ariel tak menjawab. "Lo tu yah! Awas, biar gue yang bawa Mamah." Kesal Aurel mulai membopong tubuh Aminah yang kaku itu, tapi langsung di hadang oleh Ariel.
"Tenang Rel, ikhlasin!" Pekik Ariel seraya memeluk adiknya itu.
"Lo ngomong apa si?!" Pekik Aurel dengan terus menerus berusaha melepaskan tubuhnya dari pelukan Ariel. "Lepasin gue! Lepasin gue, Riel! Gue mau bawa Mamah kerumah sakit. Lo gak sayang sama Mamah, hah?!" Teriak Aurel yang masih berusaha melepaskan tubuhnya.
"Ikhlas, Rel. Ikhlas!" Ucap Ariel yang kebeberapa kalinya. Membuat tubuh Aurel mulai ambruk dari pelukan nya dengan tangisan pecah yang semakin tinggi.
MAMAH!
*****
Satu setengah jam setelah acara pemakaman Aminah, Aurel masih menangis di dalam kamar Aminah seraya memeluk beberapa baju Aminah.
Ia terus menangis dari subuh hingga saat ini, Aurel benar-benar belum bisa melepaskan Aminah. Apalagi, di hidupnya hanya Aminah yang bisa membuat dirinya terus bangkit menghadapi kenyataan hidup yang pahit ini.
"Kenapa Mamah ninggalin Aurel? Aurel belum siap untuk kehilangan Mamah. Mamah, Aurel masih pengen Mamah!" Lirihnya, tangisannya pun semakin menjadi.
Ariel yang melihat Aurel tengah memeluk baju Aminah di ambang pintu, segera mendekati Aurel sedikit enggan Karna mempunyai salah terhadap adiknya itu.
"Rel?" Panggil Ariel tanpa ada jawaban dari Aurel, hanya Isak tangis yang terdengar dari mulut Aurel. "Maafin gue, gue udah nutupin ini semua dari, Lo. Bukanya gue gak mau ngasih tau, tapi... gue takut Lo kepikiran dan gak fokus untuk belajar." lanjutnya, lagi dan lagi Aurel tak menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurel And Four Boys [Hiatus Sementara]
Umor(Masih tahap revisi, di revisi setelah End, dengan bantuan Author² lain yang koreksi nanti♥️) ••• Kisah 1Cewe And 4 Cowo. Kisah ini menceritakan Aurel serta 4Cowo yang memiliki karir masing-masing. Tentunya, dengan sifat cowo yang berbeda-beda. Kalo...