Jangan tanya gimana visual Juanda soalnya baru kali ini Mamak benci sama karakter yang Mamak buat sendiri. Biasanya setiap karakter yang brengsek selalu punya alasan, tapi nggak sama si Dajjal satu ini.
Brengsek aja dia udah 💩
"Cinta ini hadir begitu saja, Dek. Mas nggak bisa menampiknya, jujur saja, melihatmu yang semakin tua membuat cinta Mas perlahan pudar. Mas menemukan Senja muda di diri Mentari yang bisa membuat Mas kembali bergairah dan jatuh cinta, Dek."Diantara jutaan alasan yang ada di dunia ini, alasan yang diberikan oleh Mas Juan membuatku seketika melongo seperti orang bodoh. Untuk beberapa saat aku memandangnya dalam diam, mengerjap beberapa kali berharap jika apa yang aku dengar barusan adalah kesalahan.
Tidak, demi apapun, alasan tentang cintanya yang pudar karena aku yang mulai menua adalah alasan paling tolol yang tidak masuk di akalku. Ya bagaimana aku tidak tua jika dirinya pun menua? Usiaku terpaut dua tahun lebih muda darinya, seharusnya dia pun sadar jika dirinya mulai menua, kan? Perempuan mana yang akan terus awet muda seumur hidupnya jika syarat cintanya tetap utuh adalah kita yang tidak boleh menua? Heiii, aku ini manusia, bukan vampir yang akan stuck di usia 21 tahun. Apalagi aku wanita yang sudah melahirkan anaknya, tidakkah suamiku yang konon katanya pintar ini berpikir betapa banyak pengorbanan yang sudah aku lakukan untuknya, hingga dengan mudahnya dia menghempasku karena alasan aku mulai menua?
Usiaku baru 35 tahun, woiii. Waaaah, terlalu banyak umpatan yang ingin aku berikan kepada suamiku yang aku pastikan sebentar lagi akan menjadi mantan ini hingga aku tidak bisa berkata-kata.
"Mas, manusia macam apa yang tidak akan menua? Saat aku seusia Mentari, aku juga tengah cantik-cantiknya, apa kamu lupa dengan hal itu? Kamu mendepakku dari hidupmu dengan alasan aku mulai menua, lantas saat Mentari nanti di usiaku sekarnag sepuluh tahun nanti apa kamu akan mendepaknya juga dan mencari perempuan muda yang lebih segar? Demi Allah, aku sama sekali tidak menyangka jika aku telah salah menjatuhkan pilihan dengan menikahi pria yang sama sekali tidak bisa menjaga nafsunya. Di matamu aku menua, apa menurutmu dimataku kamu masih sama seperti Juanda 10 tahun yang lalu? Kamu juga menua, kamu sibuk mencari kesalahan dan kekuranganku, sementara kamu tidak berkaca betapa sulitnya aku bertahan dalam mendampingimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA (Cinta Itu Semakin Pudar)
RomancePernikahan indah dengan pedang poranya itu masih terbayang jelas di pikiran Senja seakan baru kemarin suaminya menggandengnya melewati pedang-pedang yang berjajar di angkat dengan megah oleh para junior dan rekan suaminya, Senja masih terbayang inda...