Visualisasi :
RM of BTS as Alex Faresta***
Hari demi hari berlalu sejak Nata dan Gio setuju untuk menikah. Dengan keputusan yang mereka ambil saat itu, orang tua mereka melanjutkan rencana perjodohan mereka dengan senang hati. Apalagi Edward dan Ferdy, -orang tua Nata dan Gio, adalah teman semasa kuliah. Tentunya hal tersebut sangat membahagiakan bagi keduanya dapat menjadi besan dari teman sendiri.
"Jadi rencana tanggal pernikahannya kapan?" tanya Fredy, Papa Gio, sambil menyantap makanannya
"Gimana kalau Desember?" saran Edward pada Fredy
"Boleh juga, minggu pertama sepertinya cocok" jawab Fredy sambil mengangguk-angguk
Saat ini, Nata dan Gio beserta kedua orangtua mereka tengah melakukan makan malam bersama untuk membicarakan rencana pernikahan mereka. Di saat kedua orangtua mereka asik berbincang, Nata dan Gio hanya diam menikmati makanan mereka. Sesekali mereka beradu pandang tapi tak berbicara sama sekali. Biarlah orangtua mereka yang mengurus perjodohan tersebut sementara mereka menikmati enaknya makanan yang berada di hadapan mereka.
"Psstt... Lo bosen ya?" bisik Nata pada Gio yang berada tepat di sampingnya
"Menurut lo? Lo gak liat muka gua udah males gini?" bisik Gio balik pada telinga Nata
Nata tertawa kecil saat keluhan Gio memasuki telinganya. Saat itu juga, Nata mengangkat tangannya menginterupsi pembicaraan di antara kedua orangtua mereka. Perbincangan pun berhenti dan semua mata tertuju pada Nata memusatkan perhatiannya pada gadis yang penuh senyuman itu.
"Pa, Ma, Om, Tante, Aku izin keluar sama Gio ya. Buat rencana pernikahan, Gio sama Nata ikut saja yang terbaik. Kami berdua mau menghabiskan waktu berduaan dulu" ucap Nata sambil menarik tangan Gio keluar sebelum kedua orangtua mereka mengiyakan permintaan Nata
"Ya, cantik" jawab Papa Gio dengan penuh senyuman pada Nata. "Gio !! Jaga Nata ya !! jangan sampai lecet" teriak Papa Gio papa Gio dari dalam ruangan
Nata menarik tangan Gio sampai keluar restoran dan melepaskannya di depan restoran. Senyuman pun terbit di bibir Nata seakan bangga telah menyelamatkan Gio dari situasi yang membosankan itu. Sementara Gio, Ia menarik nafas dalam, menikmati udara malam itu yang terasa segar baginya sehabis terjebak di ruangan yang sangat pembahasannya sangat membosankan itu.
"Makasih, Nat" ucap Gio sambil menatap Nata
"Nat, Nat, nama gua Nata bukan Nat. Emang gua donat" gerutu Nata dengan nada kesalnya
Gio tertawa karena gerutuan Nata tersebut. "Terus mau dipanggil apa? Baginda Ratu? Tuan Putri?" ledek Gio masih setia dengan tawanya
Nata memutar bola matanya kesal. "Dasar senyawa hidrokarbon" ledek Nata sambil menjulurkan lidahnya
Nata melangkah menjauh meninggalkan Gio dengan wajah cemberutnya. Gio tertawa melihat tingkah Nata yang menurutnya sangat lucu tersebut. Ia berlari menyeimbangkan langkahnya dengan Nata yang telah meninggalkannya lebih dulu tadi. Dengan senyuman gummy nya, Gio sesekali menatap Nata yang masih setia dengan wajah cemberutnya usai menyadari panggilan Gio untuknya.
"Gak usah ngambek gitu, Nata de coco" ledek Gio sambil mengacak-acak rambut Nata dengan gemasnya
Nata menghentikan langkahnya saat Gio mengacak-acak rambutnya. Bukan hanya rambutnya yang berantakan namun hatinya juga berantakan akibat debaran jantung yang tak beraturan. Nata menatap Gio dengan matanya yang membulat kaget karena tak menyangka Gio akan melakukan hal menggemaskan seperti itu.
"Digituin aja baper" ledek Gio sekali lagi sambil melangkah mendahului Nata yang masih terdiam mematung. "Tes doangan ini. Jangan baper".
"Curang lo, Gio. Kasih aba-aba dulu dong kalau mau tes" gerutu Nata sambil menyejajarkan langkahnya dengan Gio
Mereka berdua berjalan bersisian di bawah sinar rembulan yang mulai menerangi malam itu. Diam-diam Gio tersenyum gemas melihat wajah memerah milik Nata. Ia tidak tahu bahwa aksi yang menurutnya biasa, ternyata memiliki efek yang sangat luar biasa bagi Nata.
"Ngomong-ngomong gua penasaran ama otak lo, Ta. Pikiran lo simpel banget tentang rencana pernikahan kita" tanya Gio memulai pembicaraan serius di antara keduanya
"Memang simpel kok. Gua harus nikah sebelum desember tahun ini. Kebetulan ketemu lo yang 99% tipe gua, gak mungkin gua sia-siain kan, Gi?" jawab Nata dengan tawa kecilnya
"Tapi kayak yang lo bilang, lo bisa dapet yang lebih baik dari gua, Ta" kata Gio sambil memasukkan tangannya ke saku celananya
Nata tersenyum tipis sebelum akhirnya menatap Gio yang berada di sebelahnya. Ia menghentikan langkahnya membuat Gio pun berhenti melangkah dan menatap kedua manik mata milik Nata. Di bawah sinar rembulan malam itu, wajah Nata terlihat jauh lebih cantik dari biasanya. Begitupula Gio di mata Nata, Ia terlihat jauh lebih tampan tak kalah berkilau dari bulan dan bintang yang menghiasi malam.
"Jatuh cinta pandangan pertama sama lo mungkin?" canda Nata dengan tawa renyah
Gio pun mendengus kesal mendengar jawaban Nata. "Serius dikit, Ta" ucapnya dengan nada malasnya
"Kalau lo sendiri? Alasan lo gak mau menikah apa?" tanya Nata mengalihkan pembicaraan
Gio terdiam sejenak sebelum akhirnya tersenyum tipis. "Karena gua ragu sama diri gua sendiri, Ta. Menikah itu bukan hanya tentang gua dan lo tapi keluarga kita juga. Belum lagi gua harus bertanggung jawab sama lo. Gua harus bisa memenuhi kebutuhan lo dan anak kita nantinya. Gua takut gua gak bisa jadi Suami dan Ayah yang baik karena gua sendiri pun punya masalah gua sendiri. Gua takut gua gak bisa sedewasa itu, Ta" jawab Gio sambil menatap kedua manik mata Nata
Untuk sesaat kedua manik mata mereka terkunci satu sama lain. Detak jantung keduanya pun meningkat cepat kala keduanya bertukar pandang. Hembusan angin pun menambah suasana romantis di antara kedua orang tersebut yang kini berdiri berhadapan.
"Kalimat lo barusan buat gua yakin kalau lo bisa jadi Suami dan Ayah yang baik, Gi" jawab Nata dengan senyuman tipisnya
"Lo belum liat gua sepenuhnya, Ta. Makanya lo gampang bilang gitu" ucap Gio penuh dengan ketulusan.
Nata terkekeh pelan mendengar balasan dari Gio. "Lo tau gak pertemuan pertama kita itu kapan?" tanya Nata sambil melanjutkan langkahnya
"Waktu gua minta lo jadi pacar sewaan gua" jawab Gio dengan yakinnya sambil mensejajarkan langkah dengan Nata
"Salah. Pertemuan pertama kita di toko buku beberapa bulan lalu. Lo balikin dompet merah muda punya gua yang jatoh" jawab Nata
Mata Gio pun membulat kaget saat mengetahui bahwa Nata adalah gadis yang ia tolong beberapa bulan lalu. "Serius?" tanya Gio dengan nada tak percayanya
Nata pun mengangguk pelan mengiyakan. "Serius. Tadi pas gua bilang jatuh cinta pandangan pertama gua juga serius. Lo yang secara visual bisa gua kategorikan tampan, ternyata juga baik secara kepribadian. Jarang loh jaman sekarang yang mau balikin dompet orang kayak gitu" jelas Nata dengan senyumannya
"Bisa aja lo bikin gua salting" kata Gio dengan nada sarkasnya
Perkataan Gio tersebut hanya dibalas tawa kembali oleh Nata. "Hari itu, Gi. Hari itu gua berharap lo jadi pemeran utama dalam kehidupan gua" kata Nata sambil menatap Gio. "Dan kayaknya Tuhan denger harapan dan doa gua itu" lanjutnya sambil tersenyum tipis
Kalimat Nata tersebut membuat Gio terpaku di tempatnya. Kalimat sederhana namun sangat menyentuh hati seorang Alkana Giovanni. Semakin sering mereka berbincang, Gio semakin dapat merasakan bahwa Nata tidak kalah dewasa darinya walaupun umur Nata masih di bawah Gio. Senyum tipis pun terbit di sudut bibir Gio saat mata keduanya kembali bertemu pandang. Malam itu, dalam hati Gio memutuskan untuk berusaha mengenal Nata lebih jauh lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saujana
Любовные романыNatasha Dameetha, seorang novelis sukses yang berhasil menggantungkan namanya di langit di antara ribuan bintang novelis yang lain. Namun sayang, kesuksesan karirnya tak berjalan seiring dengan kesuksesan romansa nya. Sang Ayah terus mendesak Nata...