a/n
First of all, aku minta maaf bgt karena update nya lama 😭. Aku lg sibuk sama kerjaan aku banget jadi gak ada waktu buat ngedraft. Sekalinya lagi istirahat gak ada ide buat lanjutin ini. Maaf pake banget pokoknya.Aku usahain tiap sabtu aku update
Happy reading all***
Suara mesin pembuat kopi terdengar jelas di antara keheningan dua pria yang kini berhadapan satu sama lain. Tak ada kata yang keluar dari mulut mereka selain tatapan tajam yang bertukar di antara keduanya.
Dua hari lalu, Gio menghubungi Aresh hendak ingin meminta maaf atas perlakuan buruknya pada Aresh tempo hari. Namun, setelah berhadapan dengan Aresh saat ini, rasa harga dirinya melambung tinggi secara tiba-tiba. Amarah yang sempat memuncak waktu itu pun kembali bergerilya di dalam hati dan pikiran Gio membuatnya tak ingin melontarkan permintaan maaf dari bibirnya.
"Ehem"
Gio berdeham memecah keheningan tersebut. Ia mengambil secangkir kopi di hadapannya dan menyeruput kopi tersebut perlahan sambil menatap Aresh di hadapannya.
"Gua minta maaf" ucap Aresh tiba-tiba
"UHUKK...UHUKK"
"Hati-hati bang minumnya". Tangan Aresh bergerak cepat mengambil tisu demi membersihkan tumpahan kopi yang jatuh ke pakaiannya Gio
Selagi tangannya sibuk membersihkan kopi, pikirannya sibuk menganalisa mengapa Aresh meminta maaf darinya. Rasa harga diri Gio yang tinggi beberapa waktu lalu langsung berubah menjadi rasa tak enak hati karena bagaimanapun ia juga bersalah pada konflik di antara keduanya, bahkan ia yang melayangkan tinju pada pria itu hingga sudut bibirnya berdarah. Seharusnya, ia yang lebih dulu mengucapkan kata maaf itu. Gio menyesali sedikit harga dirinya terlalu tinggi untuk mengucap maaf terlebih dahulu.
"Gua masih cinta sama Nata sampai saat ini, Bang. Gua jujur sama lo. Maaf karena gua gak bisa menghilangkan perasaan cinta itu dari hati gua. Bagaimanapun juga gua udah merancang kan masa depan berdua dengan dia dulu" ucap Aresh sambil menundukkan pandang ke arah gelas kopi miliknya
Gio menghela nafas pelan sebelum menjawab Aresh. "Nata pernah bilang, cinta pertama seseorang itu sulit dilupakan. Dia sesayang dan secinta itu juga sama lo, dulu. Semua itu di masa lalu, Resh. Sekarang Nata udah jadi istri gua. Gua harap lo tahu posisi lo saat ini" ucap Gio sambil menatap Aresh
"Iya, Bang. Gua tahu gua gak akan ganggu kalian" gumam Aresh
Setelahnya Gio pun berdiri sambil mengulurkan novel Evanescent milik Nata pada Aresh. "Lo pernah jadi alasan dia bahagia tapi lo bukan jalannya dia, Resh. Gua harap lo bisa segera move on dari Nata. Jangan terlalu dekat dengan Istri gua lagi. Itu alasan gua ketemu sama lo, memberi batas buat lo" ucap Gio sambil melangkah pergi meninggalkan Aresh sendirian di kedai kopi itu
Segala hal yang membahagiakan hanyalah sementara dan selalu berakhir dengan luka.
Gio menatapi setir mobil di hadapannya tak langsung melajukan mobilnya. Pikirannya melayang pada penggalan kalimat dalam novel Evanescent milik Nata. Entah kenapa, mendengar pernyataan Aresh yang masih mencintai Nata seakan membuka peluang bahwa gadis itu mungkin saja meninggalkannya. Apa kisah bahagianya bersama dengan Nata akan berakhir dengan luka juga sama seperti dengan Aresh?.
***
Malam itu, Gio menatap Nata yang kini sedang memasak makan malam untuknya. Sepertinya, Nata tidak mendengar saat ia masuk ke dalam rumah dan bersandar di pintu dapur. Senyumnya mengembang sambil menatap punggung Istrinya yang kini sudah cekatan dalam memasak. Pemandangan yang indah untuk mengakhiri harinya.
Setelah beberapa menit menatapi Nata, Gio melangkah mendekat dan memeluk Nata dari belakang. Ia menyandarkan kepalanya di pundak Nata dan menciumi leher gadis itu menghirup aroma manis dari gadis itu.
"Eh? kamu udah pulang, Gi?" tanya Nata yang sedikit kaget dengan aksi Gio
"Aku kangen sama kamu, sayang" gumam Gio
Nata tertawa kecil mendengar celotehan Gio di telinganya sambil tetap menciumi leher Nata dengan bibirnya. "Kamu gak mabuk kan?" ledek Nata
"Aku mabuk kecantikan kamu sih" ucap Gio sambil mencium pipi Nata
Nata pun berbalik menatap Gio sambil mengelus rambut Gio pelan. "Kenapa? Kok manja gini sih suaminya aku? Tiba-tiba banget" ucap Nata
Gio pun menarik Nata ke dalam pelukannya dan mendekapnya erat. "Aku takut kehilangan kamu, Ta. Aku gak pernah kepikiran aku bakal setakut ini kehilangan seseorang" gumam Gio
Pelukan Gio semakin erat memeluk Nata. Ia tak tahu mengapa perkataan Aresh tadi mengusik pikirannya. Rasa takut kehilangan Nata mulai menghantuinya semenjak perjalanan pulang tadi. Ia tak mau kehilangan gadis itu. Ia tak mau kehilangan alasan bahagianya.
"Aku gak akan ninggalin kamu, Gi. Kita udah berjanji untuk tetap setia sehidup semati di hadapan Tuhan dan di hadapan manusia. Aku gak akan mengingkari itu, Gi" ucap Nata sambil mengelus pipi Gio
Gio memejamkan matanya merasakan sentuhan hangat telapak tangan Nata di pipinya.
Hangat....sangat hangat....
"Aresh bilang dia masih cinta sama kamu" ucap Gio sesaat setelah membuka matanya kembali
Mendengar kalimat dari Gio, Nata menangkup pipi Gio dengan tangannya membuat mata pria itu membulat seketika. "Aku udah gak cinta sama dia. Cintanya aku ya sama kamu" ucap Nata
"Tapi kata kamu kan cinta pertama...."
"Kamu lupa gimana aku meyakinkan kamu untuk menikah di saat kamu gak mau nikah sama sekali?. Aku...aku udah milih kamu dari miliaran manusia di muka bumi, Gio. Aku bertanggung jawab sama pilihan aku yaitu kamu. Gak akan pernah aku ninggalin kamu" ucap Nata dengan yakinnya
"Walaupun aku suka taruh handuk di kasur?"
Nata mengangguk cepat. "Iya"
"Walaupun aku suka pulang mabuk?"
"Iya, Gio" jawab Nata lagi
"Walaupun aku suka ngupil terus tempelin di tembok?"
"IHH GIO JOROK !!!" teriak Nata langsung memukuli bahu Gio dengan cepat
Gio pun tertawa mendengar reaksi kesal Nata. Ia menahan pergelangan tangan Nata yang masih saja memukulnya. Namun sayangnya, Nata masih berusaha untuk melepaskan diri dari genggaman Gio untuk memukulnya lagi dan lagi. Tak ada pilihan lain, Gio menarik tangan Nata dan melingkarkan jemarinya di pinggang Nata. Sedangkan jemari lainnya ia letakkan di belakang leher Nata, menarik gadis itu ke dalam ciuman yang penuh dengan gairah.
"Aku cinta kamu, Ta" gumam Gio di sela ciumannya. "Aku cinta kamu, sayang"
"Aku juga cinta kamu, Gi" ucap Nata sesaat setelah ciuman mereka usai
"Ayo kita ke kamar" ucap Gio sambil mengangkat tubuh Nata dengan lengan kekarnya
Nata pun tertawa mendengar ucapan Gio. "Mau ngapain? Makan malam dulu, Gi" dalihnya
"Kamu aja makan malam aku" jawan Gio cepat sambil kembali mencium Nata
Di balik ciuman yang penuh gairah tersebut, rasa cinta di antara keduanya tak terelakkan. Mengawali langkah tanpa rasa cinta, tak menjadikan pernikahan mereka berakhir menjadi luka. Gio merasa bahagia saat ini, begitu juga Nata. Dan mereka berharap bahwa rasa bahagia mereka tak akan pernah berakhir sampai kapanpun juga.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tinggal 2 / 3 chapter lagi menuju ending. Mungkin aku akan update setiap sabtu yaa karena aku sibuk banget. Jadi maret ini kelar.
Btw,
Happy Birthday, Suga !!
Semoga panjang umur, sehat selalu, dan selalu dijagai selama masa pengabdiannya di pelayanan publik. Udah kangen nih sama kamu, tapi gak papa senyamannya kamu aja updatenya dah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Saujana
RomanceNatasha Dameetha, seorang novelis sukses yang berhasil menggantungkan namanya di langit di antara ribuan bintang novelis yang lain. Namun sayang, kesuksesan karirnya tak berjalan seiring dengan kesuksesan romansa nya. Sang Ayah terus mendesak Nata...