Setelah keadaan sudah cukup tenang, Gio akhirnya membawa Kalea untuk masuk ke dalam mobilnya. Ia memberikan sebotol air pada Kalea yang akhirnya berhasil menghentikan aliran air matanya. Untuk beberapa saat, Kalea hanya terdiam dengan pandangan kosongnya. Sedangkan Gio, ia menggenggam tangan Kalea dan mengusap punggung tangannya dengan ibu jarinya lembut. Ia mengusahakan dirinya memberikan ketenangan bagi gadis itu, agar ia tak berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri.
"Cowok kayak Sebastien gak sebanding dengan nyawa lo yang berharga, Kal" ucap Gio
"Gua emang gak berhak bahagia, Kan" gumam Kalea sambil mengalihkan pandangannya
"Siapa bilang? Lo berhak bahagia, Kalea" kata Gi
"Papa sama mama gua cerai. Gua menikah karena dijodohin sama Papa gua. Selama menikah sama Sebastien, dia selalu memperlakukan gua dengan buruk. Bahkan dia nguras harta gua juga, Kan. Puncaknya dia bawa Jacob anak gua. Darah daging gua itu, Kana. Dia bawa semua milik gua. Gua balik ke Indonesia bener-bener tangan kosong. Untung aja Papa gua langsung ambil tindakan dan suruh gua balik ke Indo. Kalau nggak gua gak tau nasib gua di Paris kayak apa" jelas Kalea
"Dan itu yang bikin lo berpikir ekstrim kayak tadi?" tanya Gio
Kalea mengangguk pelan tanpa menatap Gio. Ditariknya kembali tubuh Kalea ke dalam dekapan Gio demi menyemangati gadis itu. Kalea pun menenggelamkan wajahnya di pundak Gio melampiaskan rasa kecewa dan khawatirnya saat ini pada Gio. Setidaknya di hari-hari terberatnya seperti ini, Gio sebagai sahabatnya tetap berada di sisinya. Kalea bersyukur akan hal itu.
***
Malam itu, Nata berdiri di depan pintu kamarnya saat mendengar suara mobil Gio kembali ke rumah saat tengah malam. Saat lelaki itu memasuki rumah, dilihatnya Nata sudah berdiri sambil bersedekap dan bersandar pada tiang pintu kamar. Di belakang Gio terdapat Kalea yang mengekor dengan wajah yang berantakannya akibat menangis tadi.
"Ta..." gumam Gio
"Kenapa bawa dia ke rumah kita?" tanya Nata dengan nada sinisnya
"Nata, denger penjelasan aku dulu" ucap Gio sambil menggenggam tangan Nata
Nata berdecak pelan pada Gio sambil menatapnya dengan tatapan kesal. Ia masih ingat betul bagaimana Kalea menyinggung dirinya yang tak dekat dengan Gio hanya karena nama panggilannya yang berbeda di hari pernikahan mereka. Tatapan Kalea padanya pun saat itu sangat mengesalkan seakan ia tidak suka pada Nata yang menikahi Gio. Tebakan Nata, Kalea memiliki perasaan pada Gio meskipun Kalea saat itu sudah menikah. Ingat, perasaan perempuan memang sangat kuat.
"Aku tadi habis nyelametin Kalea, Ta. Dia mau coba bunuh diri. Maafin aku tadi aku gak sempet bilang kamu malah lari gitu aja. Aku takut dia bakal ngulangin hal itu lagi. Please, satu minggu aja ya dia di sini. Kita masih ada kamar tamu" bisik Gio pada Nata di telinganya
"Tapi, Gi...."
"Cuma satu minggu aja. Lagipula aku lebih tenang kalau dia ada teman ngobrol sesama wanita karena pasti lebih ngerti perasaan dia dibandingkan lawan jenis. Please, Ta. Satu minggu ini aja" pinta Gio
Diliriknya Kalea yang berantakan di belakang Gio sedang menunduk sambil memainkan jemarinya. Kalea yang ia lihat saat ini sangat berbeda dengan Kalea yang arogan dan mengesalkan di pernikahan mereka kemarin. Nata menghela nafas pelan karena ia tak bisa mengabaikan seseorang yang membutuhkan pertolongan. Ia tidak mungkin membiarkan Kalea sendirian dan berkutat dengan pemikirannya sendiri hingga berakhir dengan percobaan bunuh diri lainnya. Ia bergidik ngeri saat membayangkan semua itu dalam benaknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/352566287-288-k404502.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Saujana
RomanceNatasha Dameetha, seorang novelis sukses yang berhasil menggantungkan namanya di langit di antara ribuan bintang novelis yang lain. Namun sayang, kesuksesan karirnya tak berjalan seiring dengan kesuksesan romansa nya. Sang Ayah terus mendesak Nata...