"Ngh..."
Gio merintih kecil saat sinar matahari memasuki kamarnya. Kepalanya terasa sangat berat dan pusing sebagai akibat alkohol semalam. Ia bahkan tak ingat bagaimana ia pulang malam itu hingga terbaring di tempat tidur. Hal terakhir yang ia ingat adalah ia minum-minum bersama dengan Aresh dan terbawa suasana hatinya yang kesal hingga ia minum cukup banyak.
"Udah bangun, Gi? Pusing gak? Aku bawa sarapan sama obat buat kamu" ucap Nata sambil meletakkan mangkuk berisi bubur, beberapa pil, dan segelas air di meja sisi tempat tidur.
"Maaf, aku pulang mabuk banget ya?. Siapa yang anter aku pulang?" tanya Gio sembari memijat keningnya
"Temen kamu tapi bukan Alex" jawab Nata
"Oh...Aresh pasti. Semalem aku minum bareng dia"
"Iya mungkin" jawab Nata singkat
Gio menyandarkan kepalanya pada bahu Nata sambil memejamkan matanya kembali. "Masih pusing, Ta" gumam Gio
"Makanya jangan minum kebanyakan"
Nata mengelus rambut Gio pelan berharap dapat mengurangi rasa sakit di kepala Gio saat ini. Gio pun tersenyum tipis merasa nyaman terhadap sentuhan yang Nata berikan padanya. Sementara itu, tangannya melingkar di pinggang Nata seakan menandakan Nata adalah kepunyaannya.
"Aku mimpi aneh banget semalam" gumam Gio
"Mimpi apa?" sahut Nata sambil tetap mengelus rambut Gio
"Aku mimpi Aresh cium kamu" ucap Gio dengan tawanya. "Gak beres emang otak aku. Aresh kan temen aku bukan temen kamu" lanjut Gio
Raut wajah Nata perlahan berubah. Jantungnya berdegup kencang kala Gio mengatakan hal tersebut. Ia tidak mau Gio mengetahui apa yang terjadi antara dirinya dengan Aresh semalam. Ia takut pria itu akan marah padanya karena berciuman dengan pria lain padahal ia telah mempunyai suami, walau memang ciuman itu bukan keinginannya.
"Kamu mabuk parah sih semalem" ucap Nata mengalihkan pembicaraan
"Salah kamu lah" kata Gio dengan memanyunkan bibirnya
"Kok jadi salah aku?"
"Kamu keluar kemarin siang gak bilang aku kan. Kasih tanda tangan ke laki-laki juga. Plus pake baju sexy banget" ucap Gio sambil memicingkan matanya
Nata tertawa kecil pada Gio. "Kamu cemburu?" tanyanya
"Iya, aku cemburu. Aku gak suka kamu pakai pakaian kayak gitu di tempat umum" rajuk Gio
"Kamu lucu banget sih" ucap Nata sambil mencubit pipi Gio
Gio hanya terkekeh pelan sambil mencium leher Nata berulang kali. Ia pun melingkarkan lengannya di sekeliling Nata mendekapnya erat dalam pelukannya. Ia menghela nafas pelan sambil menatap Nata kali ini.
"Aku takut kehilangan kamu, Ta. Sejauh mata aku memandang, kamu yang paling terbaik di mata aku" ucap Gio "Lucu ya? Padahal kita nikah dijodohin. Aku gak ada niat nikah pula. Tuhan memang maha membolak-balikkan hati" lanjutnya
Tanpa kata Nata memeluk Gio dengan erat. Rasa bersalahnya pada Gio membuat setetes air mata lolos dari sudut matanya. Ingin rasanya ia berkata jujur pada Gio tentang kejadian semalam, namun ketika ia mendengar betapa cemburunya Gio karena sebuah pakaian dan tanda tangan, ia memilih untuk membungkam mulutnya dan menganggap semua tak pernah terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saujana
RomanceNatasha Dameetha, seorang novelis sukses yang berhasil menggantungkan namanya di langit di antara ribuan bintang novelis yang lain. Namun sayang, kesuksesan karirnya tak berjalan seiring dengan kesuksesan romansa nya. Sang Ayah terus mendesak Nata...