Bagian 4 : Pertemuan

14 0 0
                                    

Happy reading ❤❤❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy reading ❤❤❤
.
.
.

Dua tahun kemudian di salah satu sekolah,

“Hei, Ikan Lele, di sini lo rupanya! Elo, kan, yang udah laporin kami ke wali kelas? Dasar cepu!”

Gadis berkuncir satu yang diejek dengan nama “Ikan Lele” itu hanya diam menatap dengan dingin. Tanpa ingin menggubris segerombolan perempuan yang diketuai oleh Helen—perundung kelas—yang kini mengepungnya, ia lanjut melahap roti bungkus di pinggir lapangan—cuek.

“Orang lagi ngomong, tuh, dijawab, bukan pura-pura budeg! Budeg beneran tau rasa lo!” teriak Helen yang terabaikan, menyampar roti bungkus itu hingga jatuh ke tanah.

Gadis Lele itu terdiam sejenak, menghela napas, berdiri memungut rotinya kembali, baru berkata, “Gue gak tau apa yang kalian omongin.”

“Heh, jangan sok alim lo! Eni bilang kalo dia ngelihat lo yang bicara sama Pak Yuda soal kami yang palakin adik kelas. Gara-gara lo, kita dihukum, tahu nggak?”

“Oh, itu.” Gadis itu kembali mengunyah setelah memastikan rotinya masih bersih dan aman. “Gue gak lapor. Pak Yuda tanya, gue jawab, itu aja,” ucapnya datar.

Helen kembali mendekat, lalu tanpa aba-aba menarik kuncir rambut gadis itu sangat kuat. “Heh, denger. Gue udah baik hati gak ganggu lo lagi akhir-akhir ini, dan ini balasan lo? Apa semua anak yatim piatu kaya lo, haus mencari perhatian orang-orang?”

“Apa yang sedang kalian lakukan?!”
Si gadis yang hendak membalas mengurungkan niat ketika melihat pak Yuda tiba-tiba muncul mendatangi mereka. Helen yang sadar segera melepas cengkraman dan mundur ke belakang. Sang wali kelas tampak marah dengan kelakuan mereka.

“Bapak baru saja kasih peringatan dan kalian sudah berulah lagi? Mau Bapak panggilkan wali kalian semua ke sekolah?”

“Tidak, Pak!” jawab mereka serentak, saling menyenggol bahu tertunduk lesu.

“Kalau tidak mau, bubar semuanya!” perintah Pak Yuda yang langsung dilaksanakan oleh semua murid yang ada di sana, mengecualikan Gadis Lele dan Helen yang mendekat sambil berbisik, “Tunggu pembalasan gue. Ini baru permulaan.”

Tidak sempat menerka apa pembalasan yang dimaksud, Pak Yuda membiarkan Helen dan teman-temannya pergi, tetapi menahan si gadis kuncir satu itu.

“Rayna Levaria,” panggilnya, membuat si gadis menengadah. “Kamu ikut Bapak.”

Tak ingin banyak bertanya, gadis bernama Rayna yang hampir kena bully pun menuruti permintaan gurunya lalu berjalan mengikuti hingga mereka sampai di ruang guru. Beberapa guru yang sudah ada di dalam sebelum kehadiran mereka ikut melihat dengan penasaran. Setiba di meja Pak Yuda yang terletak di ujung belakang ruangan, sang wali kelas sontak duduk lalu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.

 Setiba di meja Pak Yuda yang terletak di ujung belakang ruangan, sang wali kelas sontak duduk lalu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rain(a) between Sky & Space Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang