Di dalam persahabatan antar tiga orang dengan jenis kelamin yang berbeda, sudah menjadi hal yang wajar jika terjadinya saling jatuh cinta. Begitupun dengan dua orang yang sama-sama mencintai satu orang, yang biasa kita sebut dengan Cinta Segitiga.
...
Hari Senin, mengikuti kebiasaannya Rayna tiba di sekolah 10 menit sebelum bunyi bel. Ia berjalan dengan langkah yang lebar menuju kelasnya yang ada di lantai dua. Ketika ia sudah mendekati ruang kelasnya, langkahnya tiba-tiba berhenti. Tepat di depan pintu masuk, ada Langit yang sedang bersandar di sana, menatap lekat ke arah Rayna. Lelaki itu menunggunya.
“Mau apa?” tanya Rayna sedikit sinis.
“Yakin lo nggak mau gabung sama kita?” Langit kembali menawarkan.
“Enggak,” jawab gadis itu sungguh singkat lalu melengos dan berjalan melewati Langit.
Tentu saja, Langit tidak membiarkannya. Baru tiga langkah Rayna berjalan, Langit secepat kilat mencengkram lengan perempuan itu. Beberapa pasang mata yang sudah setia melihat sejak menyadari kehadiran Rayna pun membelalak.
Sepertinya ada drama yang akan terjadi lagi. Tetapi, kali ini mereka tak bisa menyaksikannya.
“Ikut gue bentar,” perintah Langit dengan tegas, menarik Rayna dengan paksa menjauh dari seluruh lirikan penasaran.
Di sepanjang koridor, aksi Langit pun mencuri juga perhatian murid—terutama perempuan—yang berpapasan dengan mereka. Mereka kaget dan heboh melihat Langit menarik tangan seorang gadis, hot news!
Langit yang sudah terbiasa menjadi sorotan massal mengabaikan segala reaksi di sekitar, fokus berjalan menjauhi keramaian. Namun, tidak dengan Rayna yang berusaha melepaskan cengkraman Langit yang cukup kuat itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Scene Langit narik Rayna)
“Lepasin gue!”
Brak!
Bertepatan dengan lengan Rayna yang akhirnya terbebas dari cengkraman, Langit mendorong tubuh gadis itu sampai terbentur tembok di belakangnya. Di sudut lorong yang sepi ini, Langit membanting lengannya ke dinding, mengunci Rayna.
Dengan jarak kurang dari sejengkal, Langit menatap tajam penuh intimidasi. Rayna menahan napas, mengepal erat kedua tangannya dengan kesal.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Mau apa lagi? Kemarin kan gue udah minta maaf sama lo,” ucap Rayna. Apa ini adalah cara mengganggunya yang baru?
“Katakan. Kenapa lo segitu nolaknya buat gabung dengan kami? Apa yang kurang dari kami?”
Geng Helios adalah kebanggaan Langit. Berawal dari iseng, pelan-pelan tapi pasti mereka mulai terkenal. Berpuluh hingga beratus kali ia mendengar permintaan untuk bergabung dari berbagai orang, tapi dia tolak semuanya, menganggap mereka tidak layak. Dan sekarang, Langit sendiri yang buka mulut, menawarkan posisi yang diperebutkan banyak orang ini kepada gadis di hadapannya. Alih-alih terharu, cewek tak tahu diri ini justru menolak. Gimana Langit tidak murka?
“Gue hanya nggak mau. Gue malas.”
Langit tidak bisa terima. “Alasan. Berikan gue alasan yang jelas.”
Rayna menghela napas.
“Baiklah. Alasan pertama, gue anak baru, gak tahu apa-apa tentang kalian. Kedua, setelah gue cari tahu, geng Helios itu isinya cuman anak nakal yang suka buat kerusuhan di sekolah.”
“Ru, rusuh lo bilang?” Langit melongo.
“Ketiga, lo sok berkuasa, suka seenaknya, dan suka mengganggu orang. Gue gak suka dan gak akan mau bergabung sama kalian. Titik.”
Bagai ter-skakmat telak, tangan Langit yang menahan di tembok mulai mengendur. Lantas dengan mudahnya Rayna pun mendorong tubuh pria itu menjauh darinya, lalu beranjak pergi meninggalkan Langit. Ia mengira dengan begini, urusan mereka akan benar-benar selasai, tapi ia salah.