Mulmed : Helios Gang
Dua pengendara motor saling beradu kecepatan di jalan raya. Terlihat keduanya mengenakan jaket hitam senada yang selalu menjadi entitas mereka bernama “Helios”, terukir sempurna di bagian punggung. Sorot mata tajam dari dua pengendara itu bagai tengah berkonflik dengan udara di balik helm full face yang dikenakan.
Kedua motor ninja mengkilap itu berhenti di salah satu gang di daerah sepi penghuni, tapi ternyata sedang ramai orang dan padat kebisingan. Ada pertarungan geng antar sekolah. Salah satu laki-laki berseragam putih dengan logo SMA Galaksi Biru menoleh menyadari kedatangan dua motor itu.
“Bang Langit sama Bang Bima udah datang!”
Langit Antariksa Wijaya, ketua geng Helios, pentolan perwakilan dari SMA Galaksi Biru melawan SMA Andromeda hari ini, telah hadir di tempat. Sebagai wakil ketua yang juga dielu-elukan setiap saat, Bima melayangkan langsung bogem mentah ke salah seorang lawan yang beraninya merusak opening mereka. Tidak ingin kalah, Langit juga menerjang dengan tiada ampun ke lawan-lawan terdekat.
“Langit, akhirnya lo datang juga!” sembur Orion, laki-laki jangkung dengan kupluk putih di kepalanya. Seringai senang terbentuk di wajahnya yang babak belur, lebih tepat di sekitar mata dan bibirnya.
“Anak SMA Andromeda ada berapa orang?” tanya Langit kepadanya sembari memasang kuda-kuda. Karena kedatangan anggota baru, kedua kubuh kembali saling berjaga jarak.
“20 orang. Ternyata mereka juga bawa orang luar, kita kalah jumlah.”
Langit menggigit bibirnya. Meskipun ini tawuran pun, mereka juga punya peraturan. Sudah merupakan kesepakatan untuk membawa berapa anggota, di mana lokasi, jam berapa, termasuk tidak melibatkan pihak luar manapun. Siapa sangka lawan mereka kali ini begitu cupu melakukan konspirasi dengan sekolah lain, semata-mata untuk melumpuhkan SMA Galaksi Biru, mengeroyok dengan jumlah yang lebih dominan. Memang tidak salah Langit percaya dengan firasat dan instingnya yang mengatakan perkelahian hari ini tidak berjalan dengan baik.Orion dkk tidak sanggup melawannya sendiri. Langit dan Bima akan turun tangan.
Tanpa ada rasa mundur, Langit bersama gengnya mulai menyerang. Segala pukulan, tendangan, juga tangkisan dikerahkan seluruhnya bagai nyawa adalah taruhan. Mereka—terutama Langit—sangat tangguh, tapi bukan petarung profesional. Alhasil, wajah dan tubuh mereka tidak akan mungkin bisa terbebas sempurna tanpa luka. Keringat dan darah kian mengalir hingga menyatu. Namun, SMA Galaksi Biru tidak akan berhenti sampai lawan tumbang semuanya.
Satu persatu, lawan beneran gugur. Hingga sosok terakhir yang sudah tampak sekarat penuh luka dan gemetaran, Langit masih lanjut menendangnya. Bima yang menyadari segera menahan. “Udah, Lang, lo bisa bunuh dia!” peringatnya.
Langit menyeka keringat dan bekas darah—dari lawan—di wajahnya. “Lo selamat hari ini,” decaknya sekaligus memberikan tendangan terakhir, lawan yang malang pun pingsan. Senyum lebar tercipta di bibirnya. Sudah berakhir.
“KITA MENANG!” teriak Topan, salah satu member Helios, dengan girang dan bangga. Jaket hitam yang juga dikenakannya dikibarkan tinggi di atas kepala.
“Pergi kalian semua, dasar pengecut!” umpat Orion berlagak hebat, melupakan sakit di tubuhnya.
Beberapa anggota pihak musuh yang masih memiliki cukup tenaga pun menuruti, pergi dengan langkah terseret sekaligus memapah mereka yang tidak sadar. Topan dan Orion terbahak gembira melihat kondisi lawan yang memilukan.
Langit meneliti dengan seksama. Selain seluruh anggota SMA Galaksi Biru yang terluka dari perkelahian, ternyata ada 1-2 orang juga yang pingsan. Memang bukan hasil yang memuaskan, tapi mengingat mereka yang awalnya kalah jumlah, ini merupakan kondisi yang masuk akal dan bisa diterima. Dan lagi, 4 anggota inti Helios tidak ada yang tumbang, mendapat luka minim, juga memberikan konstribusi paling banyak dalam pertarungan. Kenyataan tersebut sudah cukup membuat Langit kembali tersenyum lagi penuh kemenangan.
“Jadi udah beres?” tanya Bima kepada salah satu petarung terpilih dari SMA Galaksi Biru.
Pria itu mengangguk mantap. “Makasih udah datang. SMA kita beruntung punya Helios, selalu menang gak peduli lawan curang atau gak. Apa gue bisa bergabung juga dengan kalian?”
Langit yang mendengar pun menggeleng. “Gue gak ada rencana buat nambah anggota baru. Tapi tenang aja, selama ada masalah, Helios siap membantu.”
Langit mengulurkan kepalan tangan. Mereka semua yang mengerti pun melakukan hal yang sama, kemudian ber-tos ria. Seperti ucapnya, Helios sangat berpengaruh dan berperan penting di wilayah ini. Soal kekuatan dan kerja sama tidak ada yang bisa melawan. Tidak hanya di sekolah sendiri, banyak di luar pun pada segan dan hormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain(a) between Sky & Space
RomanceDi dalam persahabatan antar tiga orang dengan jenis kelamin yang berbeda, sudah menjadi hal yang wajar jika terjadinya saling jatuh cinta. Begitupun dengan dua orang yang sama-sama mencintai satu orang, yang biasa kita sebut dengan Cinta Segitiga. ...