_♛_
Haechan tengah menyiapkan keperluan Chenle untuk sekolahnya. ia memasukkan beberapa buku dan pena ke dalam Tasnya.
Chenle sedang memakai seragamnya, ia bersenandung kecil entah kenapa ia merasa bahagia hari ini.
"Chenle sudah belum?" Tanya Haechan.
"Sudah Mama"
Chenle segera memakai Tas nya dan memakan roti yang sudah Haechan beri selai stroberi, sebelumnya Haechan sudah memotongnya kecil² supaya Chenle mudah memakannya.
"Chenle jadi anak yang baik ya?" Ucap Haechan sembari menatap Rambut lembut milik Chenle.
"Iya Mama" Chenle kembali memasukkan Roti ke dalam mulutnya.
"Chenle mau apa biar nanti Mama kabulin?" Tanya Haechan.
"Tidak ada Mama" Jawaban Chenle membuat Haechan hanya bisa mengangguk.
"Chenle berangkat sama siapa?" Tanya Haechan.
"Uncle Jeno dan Jie" Jawab Chenle setelah selesai memakan sarapannya.
"Baiklah, Hati-hati Chenle, Belajar yang giat ya" Haechan mengecup singkat kening Chenle sebelum, Chenle Chenle pergi.
"Dadah Mama" Ucap Chenle sebelum Berlari menuju Jeno dengan Kereta kudanya.
Haechan hanya melambai-lambaikan Tangannya, Ia berharap Chenle bisa melanjutkan masa depannya dengan Baik.
Permainan Kapan akan di mulai?
_♛_
"Akhir-Akhir ini kau sering bersama Irene Mark"
Deg
Mark yang sedang menulis tugas dari sang Raja sontak membeku sejenak sebelum menatap sang Raja.
"Hanya membahas beberapa kepentingan Ayah" Jawab Mark, ia kembali menulis tugasnya sebagai Pangeran Putra Mahkota.
"Aku mendengar kau tak pernah dekat dengan Chenle Mark"
Sang Raja Alexanderrusli Jaehyun Jung II, merasakan perbedaan Mark dengan Jisung.
memang Sang Raja mengharuskan diri untuk tinggal di Istana Utama di banding Istana khusus untuk keluarga kerajaan, Apa lagi ke dua anak tertua sudah memiliki Anak (Mark dan Jeno).
"Chenle memilih lebih Fokus dengan sekolahnya Ayah" Mungkin.
"Pelajaran apa yang Chenle pelajari untuk menggantikan mu kelak?"
"Tentang aturan kerajaan" Sekali lagi Mungkin.
Sang Raja hanya mengangguk.
"Ayah" Panggil Mark.
"Ya?"
"Kenapa ayah tak memiliki Selir?" Tanya Mark, Dari Nadanya ia terlihat serius.
"Karena aku hanya membutuhkan Ratu bukan simpanan" jawab Raja.
"Apa aku harus begitu?" Gumam Mark, Ia menunduk memikirkan sesuatu.
"Terserah Mu, Aku tak memaksa, Selir hanya untuk memperluas wilayah saja"
"Kalau Begitu?" Mark mendadak bingung.
"Misi ku bukan untuk memperluas wilayah, Misi ku hanya untuk mensejahterakan Rakyatku"
"Bisakah Mark memiliki Selir?"
"Kenapa daritadi kau mempertanyakan tentang Selir Mark?" Tiba-tiba Taeyong datang dan menanyakan hal tersebut.
"Tidak" Elaknya.
"Kau ingin memiliki Selir?"
"Tidak Tau"
Ia berbohong.
"Terserah mu"
Taeyong duduk di samping sang Suami dengan membawa piring berisi cemilan entah apa itu.
"Apa itu?" Tanya Jaehyun penasaran.
"Ini Namanya Gimbab" Ujar Taeyong.
"Gimbab?"
"Ya Hyuck yang buat"
"Uhuk" Mark yang sedang minum tiba-tiba tersedak.
"Hyuck Yang buat?" Tanya Jaehyun sekali lagi, dan lagi-lagi Taeyong mengangguk.
"Ya, Aku sedikit terkejut ternyata Hyuck bisa memasak seenak ini" Ratu Taeyong kembali memakan Gimbab miliknya.
_♛_
"Tugas hari ini adalah menceritakan tentang orang tua masing-masing"
Deg
Chenle menghentikan menulisnya kala ia mendengar tugas dari sang Guru pembimbing.
"Aku menunggu tugas kalian"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny♛
FantasyHaechan tiba-tiba terseret masuk ke dalam buku Kuno yang ia baca di dalam perpustakaan. Netra yang tertutup perlahan terbuka, Sinar mulai masuk ke indranya. Kepalanya merasakan pening, Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar ruangan. "aku dimana?"...