Sudah terlewat 1 Hari keberangkatan Mark ke tempat Perang, Hari ini adalah Tiba nya Untuk Perang akan di mulai.
Para Prajurit sudah menyiapkan segalanya dari baju zirah, sampai persenjataan mereka.
Mark sedaritadi berdo'a kepada Tuhan, Mungkin ini akan Menjadi perang terakhirnya, ia mendoakan keselamatan Chenle dan Hyuck yang sama-sama berjuang saat ini.
"Tuhan saat ini aku tak inginkan sesuatu untuk ku, Tapi untuk keluarga kecil ku yang jauh di sana" Ucap Mark menatap Langit yang cerah.
"Keselamatan ini bisa kuberikan untuk Putra kecil ku" Mark selalu teringat Chenle.
"Ayah Berharap Chenle bisa menjaga adik dan Mama mu bila aku tiada Hari ini"
di sisi lain...
"Dimana Raja?" tanya Hendery kepada Guanlin.
Hendery yang di tugaskan oleh Jaehyun untuk ikut dan menemani Mark perang kali ini.
"Ia Berada di belakang tenda" Ujar Guanlin.
Hendery segera berjalan menuju Tempat Mark.
Mark yang mendengar suara langkah kaki mendekat mulai mengambil pedang yang ia siapkan di sampingnya.
"Mark"
Ah itu, Hendery
"kemarilah Hendery" Ucap Mark sembari membersihkan Pedang nya.
"Mark, Apa ada kabar dari istana?" tanya Hendery langsung, Mark terdiam.
ia menggeleng, "Aku Khawatir Dery" Gumam Mark mengingat Chenle dan Hyuck yang belum ada Kabar dari istana sama sekali.
"Tenanglah, Kita hanya bisa berdoa untuk mereka, Lagipula ada Yangyang, Ia ikut dengan Chenle" ujar Hendery menyemangati.
"Ada Ryo Juga!" Guanlin tiba-tiba masuk dan berteriak.
Mark terkekeh mendengar suara Guanlin, "Kita harus menang" Ujar Mark serius.
"Benar, Lagipula aku harus menagih janji Renjun yang akan memberikan ku Jatah saat aku pulang nanti" Guanlin berujar enteng.
Hendery mengangguk, "Aku juga, Xiaojun juga menjanjikan ku malam yang panas".
Mark hanya tertawa mendengar ucapan kedua teman masa kecilnya ini.
"Bersiap-siaplah kalian" Mark kembali mengambil pedangnya.
"Aku sudah Siap, untuk apa bersiap-siap?" Hendery kembali berujar enteng.
"Ck, Mentang-mentang sudah banyak Menang dalam perang" Guanlin berdecak kesal.
"Apa?, Kau harus belajar dari sesepuhmu ini, Sudah puluhan kali aku bertarung dan selalu menang" Hendery berujar bangga, ia menepuk-nepuk dada nya.
Mark berdecak mendengar suara sombong milik Hendery, "Diamlah Dery".
"Apa?" Tanyanya seakan tak merasa dosa sekalipun.
Mark berdecak, ia kembali membersihkan Pedang miliknya sendiri.
Hendery dan Guanlin duduk di kursi tenda Milik Mark dengan santai.
"Perang sebentar lagi, Tapi kalian malah bersantai disini?" Gumam Mark tak
♛
"Shh, Akh Jisung"
"Bertahanlah"
"Aku Tak tahan Jisung, Akhh!!!"
"Kita akan segera pulang Chenle, Kumohon bertahanlah!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny♛
FantasyHaechan tiba-tiba terseret masuk ke dalam buku Kuno yang ia baca di dalam perpustakaan. Netra yang tertutup perlahan terbuka, Sinar mulai masuk ke indranya. Kepalanya merasakan pening, Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar ruangan. "aku dimana?"...