13.4K 1K 47
                                    

Update Malam🌚

Di sebuah Kamar Apartemen modern di kota Seoul.

"Jadi Apa Jawabannya?"

"Ehmm A?"

"Salah Sayang"

"Akhh Minhyunghh Ahh ahh ehmm"

"Kita Lanjutkan Hmm?"

"Iyahh ahh"

"Shh di baca sayanghh"

"Ehmm Ahh"

"di baca Haechan, Bukan mendesah"

Plok

Plok

Plok

Plok

"Ahh Minhyunghh akuhh Menyerahh ahh ehmm"

"No Darlinghh"

"Minhyunghh akuhh Ahh Tidak Bisahh melanjutkannyahh"

Minhyung segera membaringkan Badan Hyuck yang sekarang di panggil Haechan Ke kekasur empuknya.

Haechan yang sudah tak tahan mulai mendesah keenakan, Menikmati Setiap Hentakan yang Minhyung lakukan.

Plok

Plok

Plok

Plok

Awal mulanya Minhyung sedang mengajar Haechan tentang pelajaran di dunia Modern saat ini, Tapi Dengan cara yang berbeda.

"Ahh Minhyunghh"

Cup

"Ehmm"

Minhyung mempercepat Gerakannya mengehentak kasar Penisnya keluar masuk di dalam Lubang Analnya Haechan.

"Ahkk Minhyunghh!!"

Haechan mencapai Puncaknya, Sedangkan Minhyung mempercepat proses putihnya.

"Ahh Haechanhh"

Minhyung mencapai Putihnya, Ia Menatap Wajah Haechan yang penuh keringat, Bibir bengkak nya menambah kesan Sexy di mata Minhyung.

Tak Tahan lagi, Minhyung langsung mencium Bibir bengkak Haechan.

"Menikahlah denganku Haechan"

Sedangkan di kediaman Leafing...

Plak

Wajah Cantik Irene tertoleh Kencang, Merasakan sakit di Pipinya akibat Tamparan dari Sang Ayah.

"Dasar Anak Tak Tau di untung, Melakukan Hal kecil saja kau tak Bisa!?"

"Ini Bukan Salahku Ayah! " Teriak Irene kesal.

"Diam!!"

Irene langsung membungkam mulutnya menahan isakan.

"Hanya mendekati Pangeran Mahkota dan memasukkan Obat yang ku berikan, Namun Kau Tak Bisa melakukannya!?, Bahkan Pangeran Mahkota sudah Tau Rencananya!?, Betapa Kecewanya aku Padamu!!!"

"Ibumu Yang Bodoh, dan kebodohannya menurun padamu"

Irene sudah menangis mendengar suara sang ayah yang selalu menjelekkan ibunya dan juga dirinya.

"Apa dimata Ayah aku sangat Rendah?" Gumam Irene Putus asa.

"Ya, Kalian Berdua Hanyalah Sampah yang ku pungut karena kasihan"

Sakit

itu yang di rasakan Irene sekarang, Ibunya kini berada di penjara bawah tanah atas dugaan rencana Pembunuhan kepada seorang Pangeran Mahkota.

"Pergilah!"

Sang Ayah dengan tega mendorong Sang anak menggunakan Kakinya, membuat Irene terjatuh simpuh di depannya.

"Biarkan ibumu di penjara, demi nama Baik Keluarga biar dia berkorban"

Irene hanya bisa mengangguk, Lalu ia pergi menuju kamarnya.

"Anak Tak berguna"

Mark sedang menemani Chenle yang masih Bersedih atas kepergian Teman kecilnya Jisung.

"Hiks"

Isakan Kecil dari Chenle yang sedaritadi menunduk memainkan Boneka Mainannya.

Mark bingung ingin melakukan apa, Ia Harus Apa sekarang?.

"Dekatkan dirimu dengan Chenle Mark, Bila tidak jaga jarak denganku!"

Mark Meringis mengingat Ucapan Hyuck beberapa Menit yang lalu.

"Hiks"

Lagi-lagi terdengar suara isak tangis dari Chenle.

Mark tak tega, Tapi ia bingung ingin melakukan apa.

Mark hanya bisa mengusap Surai Chenle Pelan, Ia Membawa Chenle ke pangkuannya dan memeluknya.

"Shh, Chenle tak sendiri, Ada Mama dan Ayah disini"

Chenle memeluk balik Mark erat, "Lele kangen Jie" Cicit Chenle menahan Tangisnya.

"Jisung baik-baik saja, Chenle Hanya Harus menunggu Jisung sampai jisung kembali"

Chenle Hanya mengangguk lemas.

"Sudah Malam Waktunya Chenle Tidur"

Mark menggendong Chenle, menidurkan Chenle yang masih sesenggukan.

Perlahan-lahan Chenle mulai tertidur karena kelelahan.

"Selamat Malam Chenle"

Mark menatap Wajah Chenle yang Separuhnya persis seperti Hyuck, Mark hanya kebagian Sifat Chenle yang keras kepala dan Kecerdasannya.

Mark yang membawa Chenle Dengan Hati-hati, dengan badannya yang membelakangi Pintu dimana ada 2 orang yang terkekeh Gemas menatap mereka (Chenle dan Mark).

"Bubu, mereka Menggemaskan"

"Mark terlalu Kaku Hyuckie"

"Mark harus terus berlatih"

"Benar, Besok Biarkan Mark mengantar Chenle ke sekolah"






Gatel aja Pengen Up😀.

Gak ku pasangin Target 🎯.

Semoga aja Rame📍

Destiny♛Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang