Part 6

481 48 0
                                    

"Hari ini mata pelajaranku, jadi semua murid berada dilapangan. Aku akan mengajakmu kesana"ajak Guru Pim pada Rebecca yang hanya mengangguk patuh
"Tapi guru Pim.. aku tidak membawa seragam olahragaku"tanya Rebecca yang membuat langkah mereka berhenti sejenak dan guru Pim mengangguk mengerti
"Karna ini hari pertamamu Becca, guru mengizinkanmu memperhatikan teman temanmu, tapi untuk pelajaran selanjutnya aku tidak menoleransi dirimu beralasan apapun"jawab guru Pim tersenyum singkat sedangkan Becca sedikit kagum menatap guru Pim
"Ayo jalan"ajak guru Pim yang menyadarkan lamunan Becca dan kembali melangkah bersama.
"Anak anak hari ini kalian kedatangan teman baru, aku harap kalian bisa berteman dengan baik"jelas guru Pim pada semua murid kelas 9B
"Hallo namaku Rebecca Praticia, kalian boleh memanggilku Becca"Kata Rebecca memperkenalkan diri dan disambut tepukan tangan dari semua murid dan beberapa sorakan senang dari siswa siswa dilapangan.
"Aku harap Dia bisa menjadi anggota teman kita Irin"bisik Noey yang tidak sengaja terdengar oleh dua siswa disampingnya.
"Memangnya siapa saja anggota temanmu?" tanya salah satu siswa tersebut membuat Irin menoleh kearahnya.
"Apa kau juga ingin bergabung dengan anggota kami Non"sinis Irin yang disambut tawa dari salah satu laki laki  disamping siswa yang bernama Non.
"Bisa bisanya kau Non, menanggapi obrolan mereka"seru murid siswa dengan badan tinggi, bugar dan berkulit putih itu.

         Noey dan Irin meniatkan diri untuk menghampiri murid baru setelah memperhatikan guru Pim fokus pada kelompok siswa lain dilapangan basket.

"Hai aku Irin dan ini Noey"sapa Irin kepada Rebecca
"Hallo aku Becca"sambut Rebecca tersenyum manis
"Ternyata anak Blasteran seperti kau bisa cantik dan imut Bec"goda Irin yg langsung duduk disamping murid baru itu dan diikuti Noey yang duduk disebelah Irin
"Setelah jam istirahat ikutlah dengan kami Bec, aku akan memperkenalkanmu dengan 2 teman kami dari kelas 9A"ucap Noey
"Okay aku ikut, ada bagusnya jika aku juga punya teman selain teman dikelasku"jelas Becca tersenyum
"Yasudah kami akan kembali kekelompok yang sudah dibagi guru Pim,bye"pamit Irin dan Noey menuju lapangan.

        Rebecca yang hanya duduk mengamati temen-teman dikelasnya kini terlihat bosan dan beranjak dari tempat duduk.
        Ia mengernyit aneh saat seorang siswa berkulit putih tersenyum dan  melambai tangan kearahnya dari lapangan.

"Berani sekali dia"gerutu Becca dan kebetulan melihat guru Pim sedang  mengambil sebuah botol air putih dan meneguknya perlahan.
"Guru Pim bolehkah aku keperpustakaan saja, tulangku terasa pegal jika hanya duduk" izin Becca kepada guru Pim. Wanita itu menoleh kearah Becca dan mengingat ucapan Becca barusan.

"Tulangku terasa pegal jika hanya duduk" kata-kata itu seolah tidak asing untuk guru Pim.
"Guru Pim"panggil Becca yang tidak mendapat respon dari guru Pim.
"Okay, Ruang perpustakaan ada diujung kelas 9A" jelas Guru Pim dan langsung meninggalkan Rebecca. Gadis itu segera menuju ruang perpustakaan.

        Buku-Buku berjejer rapi didalam rak perpustakaan. Mempermudah murid untuk mencari buku tersebut. Rebecca mencari buku yang diinginkannya dan menemukan sebuah novel akan tetapi jarak rak dari tubuhnya membuat dirinya tidak sampai mengambilnya, dengan tekadnya Ia mengangkat tumit ditelapak kakinya.

"Yakk sedikit lagi"lirih Becca masih semangat untuk mengambilnya
"Jangan memaksakan dirimu"tegas seorang siswi dengan mudah mengambil novel yang akan diambil Rebecca. Gadis itu memberikan novel tersebut pada Becca.

"Terima kasih dan maaf"ucap Becca menundukkan kepalanya tapi masih berniat menerima buku novel dari siswi tersebut.
"Aku siswi yang ikut bertanggung jawab di perpustakaan ini, jika aku sedang bertugas kau bisa minta bantuanku"pesan gadis itu pada Rebecca. kini Becca mendongakkan kepalanya kepada siswi yang berdiri dihadapannya dan tersenyum "Aku Rebecca murid baru dikelas 9B"ucap Rebecca sambil mengulurkan tangannya kepada siswi yang membantunya
"Aku Torfan Pimchanok, Dipanggil Torfan"jawab siswi bernama Torfan sambil menjabat tangan kepada Rebecca
"Kau bisa membawa novel itu jika belum selesei membaca dan aku akan memberi kartu sewa untuk peminjaman buku perpustakaan"jelas Torfan yang membuat Rebecca mengerti. Gadis itu melepas tangannya dan berlalu meninggalkan Becca.

In memoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang