Part 19

242 26 0
                                    

          Masuk hari ketiga untuk perayaan hari jadi sekolah yang ke-10. Semua murid masih tertib, antusias dan mengikuti acara tersebut.
         Freen dan Noey memasuki lapangan basket bersama dengan masing-masing tim. Kini Tim supporter dari kelas mereka bersorak penuh semangat. Guru Pim yang menjadi wasit hari ini sudah bersiap ditengah mereka.

     "Kalian siap?!"seru guru Pim menoleh kearah Freen dan Noey yang mengangguk Siap. Guru Prim melambungkan bola basket dan Freen meloncat, memukul bola kearah tim.

     "Ayo Freen, kita bermain adil hari ini"seru Noey yang mulai bergerak ingin merebut bola dari lawan. Dan dapat.
         Kemudian Noey mendribble bola dan mengoper bola kearah timnya. Dengan gerakan cepat salah satu anggota tim menangkap dan memasukkan bola ke ring lewat tepi pinggir lapangan.yah.. masuk!

         Melihat itu Freen hanya menghela napas pasrah. Ia menatap kearah supporter lawan dan mendapati Becca yang duduk sambil menyemangatinya dengan penuh semangat.
         Freen kembali fokus pada bola yang dimainkan tim lawan saat Noey bersiap menerima operan bola namun Freen dengan gerakan gesitnya langsung meloncat didepan gadis tampan itu dan menerima bola tersebut.
        Freen mulai mendribble bolanya dan tersenyum evil melirik Noey yang bersiap mengambil bola darinya. Freen memasukkan bola disela kedua kaki Noey dan membalikkan punggung dengan cepat untuk mengambil bolanya. Noey terbelalak dengan teknik lawan. Freen melompat tinggi dan jarak kurang dari satu meter ia berhasil memasukkan bola kering.Masuk!

       "Ayo Freen.. kau pasti bisa"lirih Becca menatap intens permainan basket dilapangan. Billy yang sengaja duduk disamping Becca, Ia hanya fokus kepada Becca dan sesekali tersenyum mencuri pandang kearah gadis itu.
          Irin duduk disebelah kanan Becca, Ia yang mengamati Billy sedari tadi sedikit risih. Ingin rasanya Ia duduk ditengah tengah mereka. Namun dirinya saja tidak bisa mengganti posisinya karna Non sedikit cerewet terhadap dirinya. Irin hanya menghembuskan napas pasrah.

        "Irin..bisakah kau membantuku?"bisik Non sambil menunjuk satu jarinya kearah siswi dari anggota Osis yang duduk paling depan diantara supporter.
       "Ada apa dengan Torfan"pikir Irin yang mendapati siswi itu si Torfan.
       "Aku ingin sekali lebih dekat dengannya"ucap Non
       "Dia lebih tua setaun darimu"balas Irin
       "Hanya beda setaun jika jarak kami sepuluh tahun pun asalkan dia Torfan.. aku tetap akan menyukainya"jelas Non masih menatap kagum kepada Torfan. Padahal Non hanya bisa menatap punggung Torfan dan agak jauh dari posisinya. Sementara Irin memutar kedua bolanya dengan malas.

           Babak pertama selesai kedua tim meraih  score sama. Freen duduk sambil menyandarkan punggungnya untuk istirahat. Sedangkan Nam dan Becca berjalan menghampiri Freen. Nam seperti biasa menampakkan kehebohannya didepan Freen.
     "Calon pemenang kita! Kau pasti menang Freen"Seru Nam yang disambut biasa oleh Freen. Sebelum Becca mengucapkan sepatah kata Saint datang menghampiri mereka.
    "Hai Saint"sapa Nam kemudian
    "Hallo semua"balas Saint tersenyum kepada mereka.
    "Bagaimana dengan cederamu Saint"tanya Freen sambil menyentuh pelan gips ditangan Saint dan Saint refleks memegang pundak Freen dan tersenyum lebar.
    "2 hari lagi aku bisa melepas gips ini Freen" jawab Saint tenang.

       Raut diwajah Freen masih sama seperti kejadian pertama yang dialami Saint. Khawatir. Disisi lain Becca yang sedari tadi hanya berdiri mematung didekat Nam. Ia hanya tersenyum tipis. Dan mengurungkan niatnya untuk berbicara kepada Freen.

     "Babak selanjutnya akan dimulai aku akan bersiap"ucap Freen meninggalkan mereka dan segera memasuki lapangan.

           Pertandingan dimulai, Noey sambil siap mendribble bola menatap Freen yang juga bersiap dan waspada pada lawan.

   "Hai Freen..sepertinya kali ini aku tidak mau mengalah"seru Noey semangat. Gadis tampan itu segera berlari melewati Freen namun bola Noey kini terbawa oleh Freen. Gadis itu mulai mendribble bola miliknya secara bergantian dari tangan kanan kekiri.
   "Kau pikir babak pertama aku mengalah? Tidak Noey, ayo kita buktikan"seru Freen dan mengoper bola kearah timnya dan setelah anggotanya berhasil menangkap bola, Freen bersiap dan menerima kembali bola itu.
           Ia menggiring bolanya,melompat keudara dan membanting bola tersebut ke dalam ring dengan kedua tangan.yeyy masuk!
           Tim Freen mulai mengoper bola lagi saat pasukan lawan mulai bersiap siaga, salah satu tim Freen bergerak menatap kearah ketua tim. Freen menangkap bola itu, Ia menggiring bola melintasi tubuh lawan dan dengan cepat mengubah arah. Freen berada disatu sudut lapangan, Ia mendribble bolanya lagi saat Noey datang didepannya.

     "Maaf, kali ini aku bisa mengalahkanmu Noey"ucap Freen tersenyum singkat dan mengoper bola ke arah tim dengan postur badannya yang lebih tinggi. Gadis dengan nomor 7 dengan postur tinggi itu bersiap melompat tinggi dan memasukkan bola kering lawan. Tepat sasaran!

           Noey tertinggal beberapa score sekarang. Sebagian supporter bersorak ria dan sebagian lainnya hanya pasrah menyaksikan pertandingan.
           Becca melirik posisi Saint yang duduk disupporter kelasnya bersama Nam. Ia hanya menghela napas menyadari tatapan Saint yang begitu fokus kepada salah satu pemain dipertandingan. Iya, itu Freen.
          Billy yang baru datang dengan membawa dua botol minum, Ia memberikan satu botol itu kepada Becca. Gadis itu hanya tersenyum singkat menerimanya.
    "Apa kau lelah Bec?"tanya Billy memperhatikan raut wajah Becca disampingnya.
    "Aku haus Bil, dan terimakasih"jawab Becca mulai membuka botol minumnya dan meneguknya sampai habis setengah botol.
    "Uhuk!uhuk! Suara becca yang tersedak karna minum dengan terburu buru membuat Billy dengan cepat membersihkan baju dan mulut becca yang terkena air itu dengan sapu tangannya.
     "Aku tau kau haus Bec, tetap hati hati"ucap Billy sambil terkekeh kecil.
            Freen menyaksikan Billy yang terlalu dekat menatap Becca, apalagi Ia melihat tangan Billy modus membersihkan wajah Becca cukup lama. Hingga Ia geram sambil mendribble bolanya cukup keras.

    "Fokus Freen"seru Noey yang berhasil merebut Bola dari Freen. Gadis itu tiba tiba oleng dan terjatuh.
     "Freen?!"teriak Becca yang menyadari Freen tiba tiba jatuh dipertandingan. Semua supporter melihat ke Freen.
          Freen yang menyadari dirinya tidak apa apa Ia segera bangkit dan mulai fokus mendekati bola dari lawan.

     "Syukurlah kau tidak apa apa Freen"bathin Becca yang nampak gelisah setelah kejadian itu.
     "Bil, kita ganti posisi saja. Aku risih bila didekat Non"teriak Irin beralasan kepada Billy. Karna merubah posisi duduk tidak akan mempengaruhi posisi Billy jauh dari Becca. Billy mengangguk mau. Billy berpindah dari posisi sebelah kanan Becca menjadi sebelah kiri Becca.
          Babak Terakhir telah selesei, dan score yang diperoleh Tim Freen adalah 46 sedangkan tim Noey 44. Pemenangnya berada ditim Freen dari kelas 9A. Supporter kelas 9A bersorak gembira terutama Nam.
         Nam dan Saint datang menghampiri Freen bersama tim lainnya yang masih berada dilapangan. Sementara Noey yang masih dilapangan kini menghampiri Freen dan lainnya.

     "Selamat Freen dan maaf aku membuatmu oleng tadi"ucap Noey dan malah mendapat jitakan keras dari Nam.
     "Awas aja Noey, jika kau tadi benar benar membuat Freen terluka"seru Nam terlihat kesal menatap Noey sedangkan gadis tampan itu dibuat merinding takut  olehnya.
    "Noey tidak bersalah Nam, aku hanya kaget saja tadi"sahut Freen kemudian.
    "Akhirnya Freen, kau menyelamatkanku menggantikan posisi kemenangan untuk perwakilan kelas 9A"ucap Saint terdengar panjang kalimatnya dan itu membuat Freen, Nam dan Noey mengernyit sedikit aneh. Tapi akhirnya mereka mengurungkan penasaran itu dan menyambut senyum manis mereka kepada Saint.
      "Dimana Irin dan Becca?"tanya Freen celingak celinguk sekitar lapangan.
      "Becca mungkin masih digoda oleh Billy, Freen" celetuk Nam kemudian Freen mendapati Becca yang dirangkul akrab oleh Billy keluar area penonton dan disusul Irin dan Non dibelakangnya.
           Freen hanya terdiam dan menghela napas pasrah. Disisi lain sebelum Becca pasrah mengikuti ajakan Billy keluar area lapangan basket, Becca melihat kebersamaan Freen dengan teman teman kecilnya. Entah kenapa jika terlihat Saint bersama Freen, Becca merasa sesak.

In memoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang