Part 24

263 23 0
                                    

           Yaya sedang menjemput seseorang ditepi gang kecil perumahan. Ia melihat seorang wanita keluar dari gerbang perumahan dengan pakaian dress merah selutut dan highheels hitam. Yaya sedikit menekan klakson dua kali agar wanita itu langsung masuk kedalam mobil civic putih miliknya.
          Wanita itu tak lain adalah Guru Pim. Ia masuk kedalam mobil milik Yaya. Dengan tatapan bahagia kearah Yaya, guru Pim langsung memeluk erat tubuh Yaya untuk melepas rindunya selama hampir 10 tahun ini dan Yaya balas memeluk guru Pim sambil mengelus punggung yang sedikit terasa bergetar itu.

      "Ayo kita pergi dari sini.."ajak Yaya yang mengakhiri pelukan rindu itu dan bersiap mulai meninggalkan gang kecil tersebut.

         Guru Thanapat agak mengernyit heran saat mengetahui guru Pim masuk kedalam mobil putih ditepi gang itu. Kaca mobil yang gelap membuatnya sulit untuk melihat dari jauh siapa pemilik mobil tersebut. Sebelum akhirnya Ia melirik jam ditangannya yang sudah pukul 7 dan Ia harus bersiap berangkat menuju sekolah bersama motor bebek kesayangannya.

           Didalam sebuah gedung Aula sekolah. Kini semua murid junior bersiap untuk bekerja sama dengan kegiatan mendekor ruangan tersebut.
Beberapa murid laki laki ada yang meng cat ulang tembok yang berwarna pudar dan ada yang hanya menggoda murid murid gadis. Sedangkan disisi lain Freen dan Becca bersama tiga murid yang lain nampak duduk santai dengan meniup beragam bentuk balon warna diujung ruangan. Sementara Nam, Noey dan Irin terlihat sedang memasang banner besar untuk ditempatkan pada tembok bagian panggung.

     "Hey Nam, bannermu kurang keatas sedikit.."perintah Irin yang berdiri di tengah antara Nam dan Noey sebagai penyeimbang untuk posisi banner tersebut.
    "Baiklah.."pasrah Nam kali ini

             Freen dengan sengaja mendekatkan balon berbentuk bulat putih dengan satu kuku tajamnya kearah wajah becca  dan..

    "DUARRRR!!" Suara balon meletus membuat Becca terkejut dan langsung melepaskan balon yang baru ditiupnya kemudian kempes itu.
    "Freen.. kenapa kau bermain main.. lihat balon yang kutiup kempes begitu saja"kesal Becca yang terlihat merajuk. Sedangkan tiga murid yang melihat keusilan dari Freen hanya meringis tersenyum.
    "Karna kau sedari tadi terlalu fokus dengan balon balonmu BecBec.."bisik Freen yang tersenyum usil kemudian Ia melirik lagi kepada Becca yang masih diam merajuk.
             Freen dengan gerakan cepat menggeser pantatnya lebih mendekatkan dirinya disebelah Becca dan langsung memeluk erat pinggang Becca dengan posisi menyamping. Becca terlihat menunduk tersenyum malu.

    "Apa kalian melihat pipi Becca memerah seperti kepiting rebus teman teman?"sindir Freen dan mengucapkannya kepada tiga murid didepan yang tengah menyelesaikan tiupan balon masing masing. Sedangkan respon mereka hanya tersenyum melihat tingkah keduanya.
    "Ihh.. apa apaan kau Freen.."seru Becca gemas kemudian menolehkan wajahnya kearah Freen yang ternyata wajah Freen sudah jarak 1 inci dengan wajahnya. Becca langsung memalingkan wajahnya. Sementara Freen segera mencium singkat pipi tomat Becca itu dan tersenyum malu.
    "Freen.."ucap Becca bingung juga sedikit terkejut. Freen dengan tangannya yang masih melingkar dipinggang Becca Ia hanya menunduk tersenyum.
    "Kami akan menata semua balon di atas panggung Freen Becca"ucap salah satu dari tiga murid yang duduk didepan Freen dan Becca kemudian mereka bertiga beranjak meninggalkan keduanya.
    "Apa Bec? Apa kau mau ku cium lagi atau.. mau ku gigit pipimu yang sudah seperti tomat itu,"goda Freen mendekatkan wajahnya lagi dengan wajah Becca sedangkan Becca segera memalingkan wajahnya lagi.
    "Hei.. Freen Becca! Kenapa kalian seperti sepasang pasangan disini"tegur Nam yang datang kepada mereka berdua bersama Noey dan Irin.
     "Ciyeeh Freen..Becca.."goda Noey dan Irin secara bersamaan dan membuat Freen melepas pinggang Becca. Kemudian Freen sedikit menggeser pantatnya lagi dari samping Becca
     "Hmmm.. apa apaan sih kalian"gumam Freen tidak peduli dan segera beranjak dari duduk dan Becca juga ikut beranjak dari duduknya.
    "Jangan bilang.. bahwa besok kau mau mengajak Becca berdansa denganmu Freen.."pikir Nam sedikit menggoda dan menatap tajam kearah Freen sedangkan Freen langsung menolehkan wajahnya menatap Becca yang kebetulan menoleh kearahnya.
    "Eum..ntahlah"singkat Freen dan memalingkan wajahnya dari Becca
    "Kenapa aku menjadi gugup seperti ini"bathin Freen sambil melipat tangannya didepan dada, mencoba rileks.
     "Noey, Irin..ayo kita kembali ke kelas"ajak Becca kemudian Noey dan Irin hanya mengangguk setuju
     "Nam, Freen.. kita pergi dulu ya" pamit Noey dan berjalan keluar aula bersama Becca dan Irin. Sementara Freen hanya menunduk lesu melihat punggung Becca yang berlalu dari balik pintu aula.

In memoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang