Part 8

414 43 0
                                    

"Bagaimana pendapatmu pengacara hebat dinegara kita? apa kali ini anda mendapat bonus yang begitu besar setelah berhasil memecahkan kasus puluhan tahun yg menjadi sejarah diThailand?"tanya beberapa wartawan yang berusaha mendapat jawaban dari Jirayu, pria itu seorang pengacara sukses di Thailand yang sedang digemari banyak dari kalangan mahasiswa hukum dibeberapa Universitas Thailand. Jirayu melangkahkan kaki keluar dari tempat persidangan dan diikuti para wartawan.

"Beberapa kasus yang anda tangani tidak pernah gagal pengacara Jirayu, dan sangat memotivasi banyak mahasiswa hukum dari beberapa universitas diThailand"sahut wartawan lain namun hanya dibalas respon senyuman manis oleh Jirayu

"Oh.. pengacara suskes dan hebat kita selain cerdas memecahkan kasus.. dia juga sangat tampan dan manis" goda wartawan lagi dan kali ini Jirayu menghentikan langkah sebentar, pria itu mulai menanggapi para wartawan 

"terima kasih atas dukungan kalian, aku rasa ini sudah zaman kita para generasi muda jurusan hukum Thailand untuk semakin belajar memahami dan tau hukum.. agar berhasil memecahkan kasus dari tugas masing masing, dan modal untuk tetap terlihat tampan" jelas jirayu sembari membuat para wartawan terkekeh geli dengan kalimat terakhirnya.

      Seorang wanita mengarahkan remote ke TV dan layar TV mati. Bella Ranee sontak menoleh saat seseorang mengetuk pintu dan langsung memasuki ruangannya.

"Freen ada apa perlu apa kemari?"tanyanya mencubit gemas pada gadis sekolah yang  bergelayut manja dilengannya
"Apa ibu akan pulang larut malam.. Kapan kita bisa makan malam bersama?"tanya anak gadisnya sambil memanyunkan wajah manja
"Maafkan ibu nak, tapi ibu janji besok kita adakan makan malam bersama diluar"jawab Bella kepada Freen.
"Dan besok berangkatlah bersama Ibu, tinggalkan mobilmu dulu agar kita bisa menghabiskan waktu bersama sepulang sekolah"lanjutnya dan hanya disambut anggukan senang dari Freen.

Tok tok!
       Nam mengetuk pintu dan menyusul Freen memasuki kantor kepsek.

"Hallo bi"sapanya kepada Bella selaku ibu dari teman dekatnya
"Hai Nam"sambut Bella tersenyum hangat
"Yasudah aku akan pulang bersama Nam, ibu segeralah pulang dan hati hati dijalan"pesan Freen dan mencium singkat pipi wanita itu. Kemudian dibalas pelukan hangat dari sang Ibu.
"Kalian hati hati yaa, tidak usah mengebut yang penting sampai kerumah"ujar Bella setelah melepaskan pelukan hangatnya kepada sang putri.
"Bi kami pamit dulu"pamit Nam dan memberi hormat pada bella.

        Ditempat parkir sekolah
Non sudah siap memakai helm dan segera menghidupkan mesin motor sportnya. Namun datang laki-laki yang mana menjadi teman dekatnya dengan membawa motor sport warna merah disamping Non.

"Bagaimana? kau siap mengalahkanku Non!"triak laki-laki itu seolah menantang kepada Non dan tanpa mematikan mesin motor.
"Dasar Billy payah.. baru sekali mengalahkanku kemarin, sudah mau menantangku saja" balas teriak Non pada laki-laki yang bernama Billy. Laki-laki itu mengeraskan gass pada motornya.

"Hai bocah. kondisikan suara motormu!"tegur P'Pop pada Billy yang tidak sadar posisinya masih dihalaman parkir.
"Baik tuan Pop"jawab Billy memberi hormat pada P'pop dan langsung memberi kode pada Non keluar gerbang terlebih dulu.
Tidak lama kemudian motor sport warna hijau menyusul meninggalkan halaman parkir.

       Freen dan Nam masih berjalan santai menuju halaman parkir dan tanpa disadari tiba-tiba Saint muncul dihadapan mereka.

"Hai Nam Freen"sapa saint dan masih membuat Nam membelalakan matanya. Ada angin apa Saint menampakan dirinya dan ditambah dia baru pertama kalinya menyapanya dan Freen.
"6 hari lagi ibuku mengadakan pesta ulangtahunku, ini undangan untuk kalian"kata Saint sambil mengulurkan dua buah undangan pada Nam dan Freen. Nampak disitu freen terlihat biasa dan Nam bergegas menerima undangan dari Saint.
"Sebenarnya kami masih ingat ulangtahunmu Saint, dan baru kemarin aku membicarakan ulangtahunmu hehe"celetuk Nam sambil terkekeh kecil
"Okay aku pergi dulu"pamit Saint kemudian meninggalkan Nam dan Freen
"Dia konyol sekali.. benar benar tidak bisa ditebak"gerutu Nam dan menyadari langkah Freen mulai meninggalkannya.
"Hei Freen.. Kau tidak sabaran sekali"triak Nam berlari kecil mengikuti Freen.

In memoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang