Part 10

390 32 0
                                    

         Suara Bunyi bel istirahat membuat beberapa murid berhamburan keluar kelas.
        Seperti biasa beberapa siswi-siswi dimeja kantin paling ujung nampak sedang berkumpul.

"Pelajaran matematika benar benar menguras otakku"gerutu Nam sambil memijit-mijit dahinya.
"Hmm kalau kau bosan belajar.. segeralah keluar dari sekolah, menikahlah dan menjadi ibu rumah tangga yang baik Nam"celetuk Freen dan membuat tawa kecil Rebecca,Irin dan Noey.
"Aku dan Irin yang akan memesankan untuk kalian, kalian ingin apa?"Tanya Noey yang mulai beranjak berdiri dan menatap satu persatu teman-teman nya.

"Aku Milktea"
"Aku Jasmine tea"
Kata Freen dan Rebecca yang  bersamaaan dan membuat Nam fokus menatap kearah mereka.
"Apa itu minuman favorit kalian?"tanya Nam diliputi rasa ingin tau
"Iya"jawab bersama Freen dan Rebecca lagi dan itu membuat keduanya saling memandang heran, tapi lucu.
"Yasudah aku jus jeruk saja Noey dan tambahkan semangkok bakso okay"jelas Nam dan Noey mengangguk siap. Kemudian Irin ikut menyusul Noey.

"Bec ini untukmu"ucap seorang siswa yang tiba-tiba muncul disamping  Rebecca, gadis itu sontak menoleh dan mendapati siswa yang kemarin melambai tangan kearahnya dari  lapangan basket.
"Coklat?"gumamnya dan menerima pemberian itu."terimakasih"
"Kalau kau mau lagi aku bisa memberikan semua untukmu Bec, aku pergi dulu"pamit siswa itu dan  tersenyum manis. Sedangkan Nam dan Freen hanya mengernyit aneh melihat aksi tiba-tiba dari siswa tersebut.

"Bukankah dia pemilik motor sport merah, aku tidak menyangka dibalik bugar badannya dia bisa sebucin itu"kata Nam yg hanya direspon senyum oleh Becca
"Dia anak pengusaha hiburan dari agensy IDF"ucap Freen memberitahu dan Nam reflek menjitak kepala Freen kesal
"Dan kau baru memberitahuku sekarang cih.."decak Nam sedangkan Rebecca yang menyaksikan itu hanya tertawa kecil.

        Setelah pesanan mereka datang yang dibawa oleh noey dan irin. Mereka bergegas menghabiskannya dan segera kembali kekelas.

        Bella menepati janjinya kepada putri semata wayangnya, Freen. Udara pada sore ini begitu sejuk membuat Freen mengayunkan kedua tangannya keatas menikmati udara dari celah atap jendela mobil yang terbuka.
         Bella sesekali menoleh kearah Freen ikut bahagia.
"Kita akan ke taman bermain dulu  Freen"teriak sang ibu dan membuat Freen balas berteriak setuju.
"Aku lihat.. gaya style yang Ibu pakai lebih tampak muda" pikir Freen mendekat kepada sang Ibu kemudian  bersandar pada lengan Bella sejenak.
"Ibu berpikir kita akan terlihat saudara hari ini"canda sang Ibu sambil merapatkan kacamata hitamnya. Wanita itu mengenakan jeans hitam panjang dan kemeja berwarna biru. Tampak menawan.

"Kita akan bersenang senang hari ini Freen"triak ibunya sembari menancap gas menambah kecepatan laju pada mobilnya.

       Sebuah mobil civic berwarna hitam berhenti ditepi jalan. Nampak seorang sopir mengecek ban mobil bagian depan kanan yang bocor. Pria itu mengetuk pintu belakang tempat putri majikannya duduk. Seorang gadis menurunkan kaca jendela mobil.

"Ada apa pak, Apa yg terjadi?"tanya Rebecca kepada sopir pribadinya
"Maaf nona sepertinya kita harus menunggu kedatangan tukang service karna ban mobil bocor dan saya lupa membawa ban serepnya"jawab sopir itu membuat Becca mau tidak mau hanya bisa mengangguk perlahan. Setelah beberapa menit didalam mobil, Rebecca beranjak keluar dari mobil.
Tiba-tiba saja sebuah motor sport merah berhenti tepat didepannya. Laki-laki itu membuka kaca helmnya.

"Billy?"kaget becca mengetahui laki-laki itu Billy, teman sekelasnya.
"Aku lihat ban mobilmu bocor, aku bisa mengantarmu Bec"ajak Billy pada Becca
"Maaf nona tukang service mengatakan akan datang setengah jam lagi"sahut sopir itu menunduk, menyesal. Karna merasakan kecerobohannya tidak membawa ban serep.
"Baiklah, apa bapak tidak papa aku tinggal sendiri disini. Karna aku akan pulang bersama teman sekelasku"kata Becca yang membuat sopirnya menoleh kearah laki-laki yang membawa motor sport merah itu.
"Tolong antarkan nonaku sampai rumah dengan selamat"pesan sopir itu pada Billy kemudian
"Siap"balas billy dengan tersenyum penuh semangat.

        Becca mulai menaiki motor Billy dibelakang, dan laki-laki itu siap menyalakan mesin motornya. Tapi sebelum laki-laki itu benar-benar memutar gass motornya Ia dikejutkan oleh tangan Becca yang langsung erat memeluknya.

"Kenapa belum jalan,"heran Becca pada Billy dan laki-laki itu menyadari ucapan Becca.
"Ini sungguh membuat hatiku berdebar sangat kencang"batin Billy tersenyum tegang, kemudian mulai memutar gass motornya perlahan dan  meninggalkan tempat itu.

In memoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang