Jiminie berkelahi?
Di sebuah sore yang cerah, Yoongi menerima telepon dari guru Jiminie yang memberitahunya tentang insiden perkelahian di sekolah. Dengan hati yang berdebar, dia segera bergegas menuju sekolah untuk menemui adiknya. Ketika dia tiba di sana, dia melihat Jiminie dengan luka lebam di wajahnya, tatapan sedih yang tersembunyi di balik raut wajahnya yang tegar.
"Hyung, jiminie hanya mencoba membela diri," bisik Jiminie dengan suara lemah, mencoba meyakinkan Yoongi bahwa dia tidak bersalah.
Yoongi menatap adiknya dengan campuran perasaan cemas dan kekecewaan. "Jiminie harus bicara pada hyung. Apa yang sebenarnya terjadi?" tanyanya dengan suara lembut, mencoba merangkul adiknya yang rapuh.
Namun, Jiminie menarik diri, terlihat kesal dan terluka. "jiminie tidak mau bicara," katanya dengan suara tegas, sementara matanya terlihat berkaca-kaca.
Ketika mereka kembali ke rumah, suasana terasa tegang dan hening. Yoongi mencoba memulai percakapan, tapi Jiminie tetap diam dan menolak untuk berbicara. Mereka terjebak dalam ketegangan yang semakin membesar, kesenjangan emosional yang terasa semakin dalam di antara mereka.
Pada suatu malam setelah insiden di sekolah, suasana di rumah Yoongi dan Jiminie penuh dengan ketegangan yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya. Yoongi duduk di sofa dengan wajah tegang, sedangkan Jiminie berdiri di dekat jendela, menatap keluar dengan ekspresi yang sulit dibaca."Jiminie, beritahu hyung apa yang sebenarnya terjadi di sekolah tadi," desak Yoongi dengan suara tegas, mencoba mendapatkan jawaban yang dia inginkan dari adiknya yang cenderung sulit untuk dibuka.
Namun, Jiminie hanya menolak untuk menatap Yoongi. Dia merasa terjebak dalam ketidakmampuan untuk mengekspresikan perasaannya, merasa terluka dan takut bahwa Hyung-nya akan semakin marah jika dia mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi.
"Jiminie tidak mau bicara," desisnya dengan suara lemah, mencoba menghindari pandangan tajam Yoongi yang mencoba menembus pertahanannya.
Tanpa ragu, Yoongi mendekati Jiminie dan menarik lengan adiknya dengan sedikit keras. "Katakan pada hyung, Jiminie. hyung harus tau apa yang terjadi," ucapnya dengan nada yang keras, mencoba menarik perhatian adiknya yang terlihat begitu tertutup.
Jiminie merasakan kekuatan dalam cengkraman Yoongi, membuatnya merasa terjepit dan tidak punya pilihan lain. Dengan suara lirih, dia mulai menceritakan kejadian yang sebenarnya di sekolah, merinci setiap detil yang membuatnya terlibat dalam perkelahian yang tidak diinginkan.
Yoongi mendengarkan dengan seksama, ekspresi wajahnya berubah menjadi campuran antara kekhawatiran dan kekesalan. Dia bisa merasakan beban yang Jiminie pikul, dan hatinya mulai luluh. "Kenapa Jiminie tidak memberitahu Hyung sebelumnya?" tanyanya dengan suara lembut, sambil meraih tangan Jiminie dengan penuh kehangatan.
Jiminie menundukkan kepala, merasakan sentuhan hangat dari tangan Yoongi. "Jiminie tidak ingin hyung khawatir dan marah, " ucapnya dengan suara lirih, menyadari bahwa dia telah menyembunyikan masalahnya karena takut akan reaksi Hyung-nya.
Yoongi mengacak rambut Jiminie dengan lembut, mencoba menenangkan adiknya yang sedang rapuh. "hyung hanya ingin melindungi Jiminie. Dan hyung juga tidak akan marah. Jiminie tahu itu, kan?" ucapnya dengan suara lembut, sambil mencoba memberikan kehangatan yang diperlukan adiknya.
Setelah mendengarkan cerita dari Jiminie, Yoongi merasakan kekaguman yang mendalam terhadap adiknya yang telah berani menghadapi situasi sulit di sekolah. Meskipun dalam keadaan yang sulit, Yoongi tidak bisa menahan perasaan cemas yang memenuhi hatinya, terutama saat dia memikirkan betapa adiknya harus menghadapi situasi itu sendirian.
Namun, ketika Yoongi melihat luka kecil di tangan Jiminie yang tersembunyi di balik lengan bajunya, perasaan bangga yang mendalam juga terpancar dari hatinya. "Tangan Jiminie kecil, tapi ternyata cukup berani untuk melawan orang-orang itu, ya?" ucap Yoongi sambil memeriksa luka di tangan adiknya dengan tatapan yang penuh dengan campuran antara kagum dan kehangatan.
Jiminie, yang merasa sedikit malu karena mendapat pujian dari Hyung-nya, mulai merengek dengan wajah yang memerah. "Hyung, jangan menggoda," ucapnya dengan suara lirih, sambil mencoba menarik tangannya dari genggaman Yoongi yang hangat.
Yoongi merasakan kehangatan dari respons Jiminie, membuat hatinya merasa sedikit lebih tenang. Dia meraih tangan adiknya dengan lembut, menyadari betapa rapuhnya Jiminie dalam situasi seperti ini. "Jiminie benar-benar bayi bodoh. Tapi hyung bangga padamu," ucapnya dengan suara lembut, sambil merasa terharu dengan keberanian yang ditunjukkan oleh adiknya.
Jiminie menatap Yoongi dengan ekspresi campuran antara kesal dan bahagia, merasa senang karena mendapatkan pujian dari Hyung-nya yang dingin namun penuh perhatian. "Jiminie tidak takut siapa pun selain hyung," ucapnya dengan suara lembut, menyatakan betapa besar rasa percaya dirinya saat berada di sisi Yoongi.
Yoongi merasakan kehangatan dari kata-kata adiknya, dan dia tersenyum hangat. Dia merasa terhormat karena menjadi seseorang yang begitu dipercayai dan diandalkan oleh Jiminie.
KAMU SEDANG MEMBACA
sweetie(yoonmin)
FanfictionHanya keseharian kakak adik yang sangat menggemaskan. (hanya bromance)