022

43 2 0
                                    

Bermain hujan-hujanan

Akhir pekan seperti biasa, hujan turun dengan derasnya membasahi halaman rumah. Jiminie, yang sangat bersemangat untuk hujan-hujanan, menatap tetesan air dari jendela dengan mata berbinar-binar. Dia sudah tidak sabar lagi menunggu, padahal Yoongi, hyungnya, sedang berada di kamar mandi.

Jiminie mengambil keputusan cepat. "Jiminie tidak bisa menunggu lagi," gumamnya pada diri sendiri. Dengan cepat, dia memakai hoodie biru favoritnya dan berlari keluar, tanpa berpikir dua kali untuk memberi tahu Yoongi.

Sementara itu, di kamar mandi, Yoongi baru saja selesai mandi dan sedang mengeringkan rambutnya. Tiba-tiba, dia menyadari suasana yang agak sepi. "Jiminie?" panggilnya, tidak mendengar sahutan dari adiknya.

Curiga, Yoongi berjalan ke ruang tamu dan melihat pintu depan terbuka. "Jiminie, Jiminie di mana?" serunya lagi, sedikit cemas. Ketika dia melangkah keluar, pemandangan yang dilihatnya membuatnya terdiam.

Di sana, di tengah halaman yang basah, Jiminie sedang berjongkok sambil bermain dengan pistol air yang dia isi ulang dengan penuh semangat. Hujan turun deras membasahi tubuhnya, tetapi Jiminie tampak sangat menikmati momen itu. Jiminie terlihat sangat menggemaskan seperti biasanya.

Yoongi menghela napas dalam-dalam, campuran antara lega dan sedikit kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoongi menghela napas dalam-dalam, campuran antara lega dan sedikit kesal. "Jiminie, kenapa tidak bilang sama hyung dulu?" tegurnya dengan lembut, berjalan cepat mendekati adiknya.

Jiminie mendongak, menatap Yoongi dengan wajah polos namun sedikit bersalah. "Maaf, Hyung. Jiminie nggak sabar mau main hujan," katanya sambil memasang wajah memelas yang biasa digunakannya untuk meluluhkan hati Yoongi.

Yoongi hanya bisa menggelengkan kepala. "Jiminie tahu kan, bisa sakit kalau terlalu lama main hujan? Ayo, kita masuk sekarang. Hyung tidak mau Jiminie sakit," katanya dengan nada lembut namun penuh perhatian.

"Sebentar lagi, Hyung. Jiminie janji nggak lama-lama," pintanya, matanya memohon dengan penuh harap.

Yoongi menghela napas lagi. "Baiklah, tapi hanya sebentar, ya? Lima menit lagi, lalu kita masuk," katanya, akhirnya mengalah.

Jiminie tersenyum lebar dan kembali bermain. Sementara itu, Yoongi berdiri di bawah teras, mengamati adiknya dengan tatapan penuh perhatian. Dia tahu, meski terlihat keras di luar, hatinya selalu luluh melihat kebahagiaan Jiminie.

Lima menit berlalu dengan cepat, dan Yoongi akhirnya memanggil Jiminie kembali. "Waktunya masuk, Jiminie. Hyung sudah hitung waktunya."

Dengan sedikit enggan, Jiminie menuruti Yoongi dan berlari kecil menuju teras, pakaian dan rambutnya basah kuyup. Yoongi segera membalutnya dengan handuk tebal yang sudah dipersiapkannya.

"Hyung, Jiminie senang sekali main hujan tadi," kata Jiminie dengan senyum lebar, meskipun tubuhnya mulai gemetar sedikit karena dingin.

Yoongi membelai rambut basah Jiminie dengan lembut. "Hyung tahu, Jiminie. Tapi sekarang waktunya mandi air hangat dan ganti pakaian kering, oke? Hyung tidak mau Jiminie sakit."

Jiminie mengangguk patuh dan mengikuti Yoongi masuk ke dalam rumah. Setelah mandi air hangat dan ganti pakaian kering, Jiminie langsung merasa lebih nyaman. Dia duduk di sofa dengan secangkir cokelat panas yang disiapkan Yoongi, merasa hangat dan bahagia.

Yoongi duduk di sampingnya, memastikan adiknya tidak kedinginan lagi. "Lain kali, bilang dulu ke Hyung kalau mau main hujan, ya? Biar Hyung bisa ikut jaga Jiminie."

Jiminie mengangguk, tersenyum lebar. "Janji, Hyung. Terima kasih sudah biarkan Jiminie main hujan."

Yoongi mengangguk sambil menatap adiknya dengan lembut. "Apa pun demi Jiminie," bisiknya pelan, meski dengan ekspresi dinginnya, hatinya penuh kasih sayang untuk adiknya yang nakal tapi sangat menggemaskan itu.

sweetie(yoonmin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang