012

76 9 0
                                    

kebiasaan buruk

Malam itu, Yoongi berdiri di balkon apartemen, mengenakan setelan jas hitam yang rapi. Udara dingin malam hari menggigit kulit, tetapi pikirannya lebih berat daripada cuaca yang dingin. Dengan satu tangan di saku dan tangan lainnya memegang rokok, ia menghisap dalam-dalam dan menghembuskan asap perlahan. Rokok adalah pelariannya ketika pikirannya penuh dengan beban dan tekanan.

Yoongi selalu memastikan untuk merokok di tempat yang jauh dari pandangan Jimin, tidak ingin adiknya melihat kebiasaan buruknya. Namun, kali ini, Jimin secara tidak sengaja melihat kakaknya di balkon saat mencari Yoongi.

"Hyung, apa yang kau lakukan di sini?" suara Jimin terdengar lembut namun terkejut.

Yoongi berbalik dan melihat Jimin berdiri di pintu balkon. Dia segera memadamkan rokoknya dan menyembunyikannya di belakang punggungnya. "Jiminie, kenapa kau di sini? Sudah malam, kau seharusnya tidur."

Jimin berjalan mendekat dengan ragu. "Aku tidak bisa tidur dan mencari hyung. Hyung merokok?" tanya Jimin dengan nada ingin tahu.

Yoongi menghela napas dan mengangguk pelan. "Ya, tapi ini bukan sesuatu yang baik, Jiminie. Kau tidak perlu tahu tentang ini."

Jimin menatap kakaknya dengan mata besar yang penasaran. "Aku ingin coba, hyung."

Yoongi langsung menggeleng keras. "Tidak, Jiminie. Ini bukan untukmu."

Jimin merajuk dan mencoba meraih rokok dari tangan Yoongi. "Hanya sekali saja, hyung. Aku penasaran."

Yoongi dengan cepat menggenggam kedua tangan Jimin, mencegahnya mengambil rokok. "Tidak, Jiminie. Merokok itu berbahaya dan tidak baik untuk kesehatanmu."

Jimin menghela napas berat dan menundukkan kepala. "Tapi hyung merokok. Kenapa aku tidak boleh?"

Yoongi menatap adiknya dengan tatapan tegas namun penuh kasih sayang. "Aku melakukannya karena aku bodoh dan tidak bisa mengatasi stres dengan cara yang sehat. Kau lebih baik dari itu, Jiminie."

Jimin tetap merajuk, tetapi Yoongi tahu cara membujuknya. Ia menarik Jimin ke dalam pelukannya dan menggendongnya ke dalam apartemen, membawa Jimin ke kamar tidur mereka.

"Hyung, lepaskan. Aku bisa jalan sendiri," protes Jimin sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan Yoongi.

Yoongi mengabaikan protes Jimin dan dengan lembut meletakkannya di tempat tidur. "Dengar, Jiminie. Aku tidak ingin kau jatuh ke kebiasaan buruk seperti aku. Kau berhak mendapatkan yang lebih baik."

Jimin masih terlihat kecewa, tapi Yoongi tahu cara mengubah suasana hati adiknya. Ia menatap Jimin dengan penuh kasih sayang, mencubit pipi jimin.

"Hyung, itu sakit," keluh Jimin sambil memegangi pipinya.

Yoongi tersenyum tipis. "Itu hukuman kecil karena jiminie ingin mencoba merokok. Jiminie tahu Hyung melakukannya karena Hyung peduli padamu, kan?"

Jimin akhirnya tersenyum lemah. "Iya, Jiminie tahu. Maaf, hyung."

Yoongi mengusap kepala Jimin dengan lembut. "Tidak apa-apa, Jiminie. Hanya ingat, Hyung selalu ingin yang terbaik untukmu. Sekarang, tidurlah. Besok kita bisa melakukan sesuatu yang menyenangkan bersama."

Jimin mengangguk dan menarik selimutnya, merasa aman dalam perhatian dan kasih sayang kakaknya. Yoongi menatap adiknya yang perlahan tertidur, merasa lega karena berhasil melindungi Jimin dari kebiasaan buruknya sendiri.

Dalam hati, Yoongi berjanji akan berusaha lebih keras untuk menjadi contoh yang baik bagi Jimin. Karena bagi Yoongi, menjaga Jimin tetap aman dan bahagia adalah segalanya. Apapun demi Jiminie tercinta.

 Apapun demi Jiminie tercinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
sweetie(yoonmin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang