Setelah selesai makan, Jiminie akhirnya merasa kenyang dan mulai merasa lelah. "Hyung, Jiminie mau tidur," katanya sambil menggosok-gosok matanya yang mulai berat.
Yoongi mengangguk. "Ganti baju dulu, Jiminie. Hanboknya sudah kotor," katanya dengan nada lembut.
Jiminie mengangguk lemah "baiklah Hyungg." Jiminie menurut, berganti ke piyamanya sebelum akhirnya meringkuk di tempat tidur. Meskipun ini sudah sore dan biasanya Yoongi tidak membiarkan Jiminie tidur di jam-jam seperti ini, kali ini dia membuat pengecualian. Hari ini adalah hari yang istimewa, dan Yoongi bisa melihat betapa lelahnya Jiminie setelah acara di sekolah tadi.
Yoongi duduk di tepi tempat tidur, mengusap lembut rambut Jiminie yang kini tertidur pulas. Dia tahu tidur sore sebenarnya tidak baik, bisa mengganggu pola tidur malam Jiminie. Tapi melihat betapa damainya adiknya itu, Yoongi memutuskan untuk membiarkannya kali ini.
"Mimpi indah, Jiminie," bisik Yoongi, suaranya hampir tidak terdengar. Dia merapikan selimut yang menutupi tubuh kecil Jiminie, memastikan adiknya itu nyaman.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yoongi kemudian berjalan keluar dari kamar dengan langkah pelan, menutup pintu dengan hati-hati. Dia kembali ke ruang tamu, duduk di sofa dan mengambil ponselnya. Meskipun wajahnya tampak dingin seperti biasa, ada senyum tipis yang tidak bisa ia sembunyikan setiap kali melihat foto-foto Jiminie dari acara tadi. Hari itu mungkin panjang dan melelahkan, tapi melihat kebahagiaan Jiminie membuat semuanya terasa sangat berharga bagi Yoongi.
Sambil menghela napas panjang, Yoongi menyandarkan punggungnya dan menutup mata sejenak, membiarkan dirinya tenggelam dalam kedamaian sore itu.
