Jiminie sakit
Saat fajar mulai menyingsing, Yoongi mendengar suara rengekan lemah dari kamar sebelah. Dia langsung tahu bahwa Jiminie sakit. Dengan cepat, dia bangun dan menuju kamar Jiminie. Begitu masuk, dia melihat Jiminie meringkuk di bawah selimut, wajahnya pucat dan matanya sedikit berair.
"Jiminie, apa yang terjadi?" tanya Yoongi dengan suara lembut, penuh perhatian.
"Hyung... Jiminie merasa tidak enak," rengek Jiminie, suaranya serak dan lemah.
Yoongi segera meraba dahi Jiminie dan merasakan panas yang tinggi. "Jiminie demam. Hyung akan ambilkan obat dan air hangat. Jiminie jangan bangun, tetap di tempat tidur, ya."
Jiminie hanya mengangguk pelan, matanya setengah tertutup. Yoongi segera pergi ke dapur, mengambil segelas air dan kotak obat. Kembali ke kamar, dia membantu Jiminie duduk dan menyodorkan obat serta air.
"Minum ini dulu, Jiminie. Biar demamnya turun," ujar Yoongi sambil menyodorkan obat ke mulut adiknya.
Setelah minum obat, Jiminie berbaring lagi, wajahnya terlihat lebih lega meskipun masih lemah. Yoongi duduk di samping tempat tidur, mengelus rambut Jiminie dengan penuh kasih sayang. "Jiminie, mau Hyung bacakan cerita atau nyanyikan lagu?"
Jiminie menggeleng pelan, lalu mulai bercerita tidak jelas dengan suara lemah. "Hyung, Jiminie tadi mimpi... ada unicorn... dan kita terbang di atas pelangi..."
Yoongi tersenyum lembut, menanggapi cerita Jiminie seperti berbicara kepada anak kecil. "Wah, Jiminie beruntung sekali bisa mimpi seperti itu. Unicornnya cantik, ya?"
Jiminie mengangguk lemah, matanya berbinar sedikit meskipun masih terasa sakit. "Iya, Hyung... dan kita makan es krim rasa pelangi... enak sekali..."
Yoongi tertawa kecil, memegang tangan Jiminie dengan lembut. "Hyung jadi ingin makan es krim juga. Mungkin nanti kalau Jiminie sudah sembuh, kita bisa cari es krim rasa pelangi, ya?"
"Iya, Hyung... Jiminie ingin sekali..." Jiminie mulai menutup mata, terlihat lelah.
Yoongi terus duduk di samping tempat tidur, menjaga Jiminie dengan penuh perhatian. "Jiminie harus banyak istirahat biar cepat sembuh. Hyung ada di sini, jadi jangan khawatir."
Hari itu, Yoongi tidak pergi bekerja. Dia memutuskan untuk tetap di rumah, menjaga Jiminie. Setiap kali Jiminie mengeluh atau bercerita tidak jelas, Yoongi selalu mendengarkan dengan sabar dan menanggapinya dengan lembut.
"Hyung, tadi ada dinosaurus di taman... besar sekali..." kata Jiminie lagi saat bangun sebentar dari tidurnya.
"Dinosaurusnya baik, kan? Jiminie takut nggak?" tanya Yoongi sambil tersenyum.
"Enggak, Hyung... dinosaurusnya baik... dia ajak Jiminie main bola..." Jiminie tersenyum lemah, merasa nyaman karena Hyungnya selalu ada di sampingnya.
Setiap beberapa jam, Yoongi memastikan Jiminie minum obat dan cukup minum air. Dia juga memasakkan bubur hangat dan menyuapi Jiminie dengan sabar. "Jiminie harus makan sedikit biar ada tenaga, ya."
Meskipun Jiminie kadang-kadang merengek dan bercerita tidak jelas, Yoongi selalu meladeni dengan penuh kesabaran. Dia tahu bahwa adiknya membutuhkan perhatiannya lebih dari biasanya.
"Hyung... Jiminie ingin dipeluk," kata Jiminie pelan.
Yoongi segera duduk di samping Jiminie dan memeluknya dengan lembut. "Hyung ada di sini, Jiminie. Hyung akan jaga Jiminie sampai sembuh."
Dengan pelukan hangat dari Yoongi, Jiminie merasa lebih nyaman dan perlahan-lahan tertidur lagi. Yoongi terus menjaga adiknya sepanjang hari, memastikan Jiminie mendapat semua yang dia butuhkan untuk cepat sembuh. Meski lelah, Yoongi merasa bahagia bisa merawat Jiminie dan memastikan adiknya tidak merasa kesepian atau sakit sendirian.
Di malam hari, ketika Jiminie sudah tertidur nyenyak, Yoongi memandang wajah adiknya dengan penuh kasih. "Cepat sembuh, Jiminie. Hyung selalu ada untuk Jiminie."
Yoongi tahu bahwa kasih sayang dan perhatian adalah yang paling penting untuk membuat Jiminie merasa lebih baik. Dan dengan begitu, Yoongi tetap berada di samping adiknya, siap meladeni setiap rengekan dan cerita tidak jelasnya, dengan penuh cinta dan kesabaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
sweetie(yoonmin)
FanfictionHanya keseharian kakak adik yang sangat menggemaskan. (hanya bromance)