rengekan pagi
Pagi itu, Yoongi sedang bersiap-siap di kamar, mengenakan jaket hitam favoritnya. Seperti biasa, rumah mereka dipenuhi dengan rutinitas pagi yang damai. Namun, ketenangan itu segera terganggu oleh suara rengekan manja dari kamar sebelah.
"Hyung! Jiminie tidak mau bangun! Jiminie masih ngantuk!" rengek Jimin dari balik selimutnya.
Yoongi menghela napas, berjalan ke kamar adiknya. Ia membuka pintu dan melihat Jimin masih bergelung di tempat tidur, hanya matanya yang mengintip dari balik selimut.
"Jiminie, sudah saatnya bangun. Hyung harus mengantar Jiminie ke sekolah," kata Yoongi dengan suara tegas namun lembut.
Jimin menggeliat malas di tempat tidur. "Tapi Jiminie masih ingin tidur, hyung. Lima menit lagi, ya?"
Yoongi menggeleng, mendekat ke tempat tidur dan menarik selimut dengan lembut. "Tidak ada lima menit lagi, Jiminie. Hyung tidak ingin Jiminie terlambat ke sekolah."
Jimin mengerang kecil, akhirnya duduk dengan wajah mengantuk. "Baiklah, hyung. Tapi Jiminie benar-benar masih ngantuk."
Yoongi mengusap kepala Jimin dengan lembut. "Ayo, cepat bangun dan bersiap-siap. Hyung sudah menyiapkan sarapan di bawah."
Dengan enggan, Jimin bangun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi. Yoongi menunggu di luar, memastikan adiknya benar-benar bangun. Setelah beberapa menit, Jimin keluar dengan seragam sekolahnya, masih terlihat sedikit mengantuk.
"Jiminie siap, hyung," kata Jimin dengan suara lemah.
Yoongi tersenyum tipis. "Bagus. Sekarang, mari kita makan sarapan."
Mereka berdua turun ke dapur, menikmati sarapan bersama. Setelah selesai, Yoongi mengambil kunci mobil dan mengajak Jimin keluar.
Dalam perjalanan ke sekolah, Jimin yang duduk di kursi penumpang terus menguap. Yoongi melirik adiknya sesekali, memastikan Jimin baik-baik saja.
"Jiminie harus tidur lebih awal malam ini, agar tidak mengantuk lagi besok," kata Yoongi sambil mengemudi.
Jimin mengangguk pelan. "Iya, hyung. Jiminie akan coba tidur lebih awal."
Setibanya di sekolah, Yoongi memarkir mobil dan menoleh ke Jimin. "Sudah sampai. Hyung akan menjemput Jiminie seperti biasa nanti."
Jimin tersenyum kecil, merasa lebih baik setelah percakapan singkat dengan kakaknya. "Terima kasih, hyung. Jiminie akan berusaha lebih baik di sekolah hari ini."
Yoongi mengangguk, menepuk bahu Jimin dengan lembut. "Bagus. Hyung tahu Jiminie bisa melakukannya. Sekarang, pergilah. Jangan sampai terlambat."
Jimin keluar dari mobil, melambaikan tangan pada Yoongi sebelum berlari masuk ke sekolah. Yoongi memperhatikan adiknya sampai ia menghilang di balik pintu sekolah, kemudian menghela napas lega.
Dalam hatinya, Yoongi merasa bangga pada Jimin. Meskipun ia selalu tampak dingin, Yoongi akan selalu melakukan apa pun demi adiknya. Mengantar Jimin ke sekolah setiap hari mungkin hal kecil, tetapi bagi Yoongi, itu adalah salah satu cara untuk menunjukkan kasih sayangnya.
Apapun demi Jiminie tercinta. Selalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
sweetie(yoonmin)
FanfictionHanya keseharian kakak adik yang sangat menggemaskan. (hanya bromance)