Indah masuk kembali ke rumah sakit, akibat dirinya mengalami sesak napas yang begitu sangat berat yang dia rasakan.
Dirinya terbangun dari tidurnya sekitar pukul 01.00 AM disaat semua orang tertidur lelap, indah merasakan asmanya kambuh.
Dirinya mencoba untuk membangunkan sang Abang yang tertidur lelap dengan cara menelpon melalui WhatsApp, indah sudah sangat kesakitan menahan itu semua.
"A-ayolah Abang, buruan diangkat." Indah sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya.
Beberapa menit kemudian, akhirnya sang Abang mengangkat telephone dari sang adek.
"Hallo adek?" Tanya Abang Gerry
"Adek, kamu ada disana?" Gerry memastikan kondisi indah.
"AH, SHIT! Apa yang sedang terjadi pada indah." Gumam Gerry
Lantas, Gerry menuju ke kamar sang adek indah. Pintu yang berada di depannya menutup sangat rapat sehingga Gerry harus mendobrak paksa.
Suara gebrakan dari kaki Gerry yang mencoba untuk membuka paksa pintu dengan sangat kencang, beberapa menit kemudian akhirnya pintu tersebut terbuka.
Sang Abang Gerry terkejut atas apa yang dia lihat, indah dengan posisi berada kebawah seperti habis jatuh dengan handphone yang dia pegang.
"INDAH!!!" Gerry berlari menuju ke arah indah sambil berteriak.
Gerry mencoba untuk mengecek denyut nadi dan juga napasnya, agar dirinya tahu.
"Degh, Degh."
"Syukurlah, kalau dia masih berdetak jantungnya." Gumam Gerry.
Akhirnya, indah dibawa oleh abangnya ke Rumah Sakit Harapan Indah, dengan menggunakan mobil sportnya.
Beberapa menit kemudian, akhirnya sampai juga di rumah sakit. Indah segera dibawa oleh dokter Hendrik beserta perawat - perawatnya, dengan bed Rumah Sakit.
Suara dari bed Rumah Sakit melintasi lorong - lorong Rumah Sakit menuju ke ruangan emergency room dengan sangat terburu-buru dengan membawa pasien Indah untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
"Maaf mas, di mohon untuk menunggu di luar dulu." Ucap dokter Hendrik.
Gerry hanya bisa menganggukkan kepalanya, "baik dokter." Gerry menanggapi perkataan dari dokter Hendrik.
Akhirnya, Gerry menunggunya di kursi tunggu pasien. Sang Abang terus saja mondar - mandir di ruangan emergency sambil menggigit jari - jarinya menahan semua kecemasannya.
"Tuhan, bantu Indah adek aku Tuhan hanya Tuhanlah yang dapat menolong adek aku ini." Lirih Gerry.
Lampu emergency yang semula merah menjadi hijau yang artinya pemeriksaan tersebut sudah selesai, dokter Hendrik pun keluar dari ruangan tersebut.
Gerry berlari menuju ke arah dokter untuk menanyakan keadaan indah, meskipun dia cool tapi dia perhatian banget sama adeknya indah.
"Bagaimana keadaan adek saya dok?" Gerry menanyakan kondisi indah.
Dokter Hendrik menghela napas panjangnya dan menjawab pertanyaan dari Gerry.
"Keadaan Indah kini sedang mengalami koma kembali, kali ini komanya tidak sementara namun komanya bakalan panjang." Dokter Hendrik pun menjelaskan semuanya.
Gerry yang mendengar apa yang dikatakan oleh dokter Hendrik merasa shock dan tidak menyangka bahwa sang adek mengalami koma berkelanjutan.
"Ha! Adek aku pasti bisa lewati ini semua, tolong Tuhan agar indah cepat sadarnya." Lirih Gerry dengan suara pelannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dusk That's Over (Revisi)
RomanceSebelum membaca, follow dan vote cerita aku yaps jangan lupa 😾🙎 [SELESAI] Menceritakan tentang sepasang kekasih yang dimana hidupnya mereka bahagia, sepasang kekasih ini sebut saja Jorgie Kasenda dan Indah Anjani Ririna. Indah Anjani mempunyai...