Indah Mulai Curiga

127 78 16
                                    

Pada waktu itu indah mulai cek rutin penyakitnya tersebut, sebelumnya indah jarang sekali kontrol padahal sudah dikasih tahu sama Abangnya 'jangan lupa untuk kontrol' eh baru sekarang kontrolnya..

Sang Abang tetap sabar terhadap indah yang begitu sangat bandel dan keras kepala, pernah suatu ketika Abang dalam keadaan mabuk habis main ke rumah temannya.

Indah yang sedang berada di ruangan tengah, melihat sang Abang mabuk - mabukan efek minuman keras. Dirinya bertanya ke abangnya kenapa bisa jadi begini.

"Astaghfirullah ABANG! Kenapa Abang mabuk - mabuk begini?" Indah yang ingin menolong sang Abang dan di tuntun untuk ke kamarnya sendiri.

Sontak Abang berbicara kasar terhadap adiknya tersebut.

"Bajingan!"

Satu kata keluar dari mulut Gerry yang membuat dirinya susah untuk mengontrol emosinya.

"PERGI SANA KAU! KAU PEMBAWA SIAL!" Gerry membentak indah yang berada disisinya, sedang menunggu Gerry tersadar dari maboknya.

"Aku tidak akan pergi, sebelum Abang menjelaskan apa yang terjadi pada Abang!" Indah tetap kekeh pada pendiriannya, bahwa dirinya tidak akan mau pergi dari hadapan sang Abang.

Gerry datang ke arah indah, Gerry masih dalam keadaan mabuk menonjok indah, menampar indah dan menendang perut indah.

"BUG!"

"BUG!" 

"BUG!"

Ketiga kalinya indah mendapatkan pukulan sangat keras dari sang Abang.

Di sisi lain, akhirnya Gerry tertidur pulas akibat dirinya terlalu mabuk. Indah meninggalkan sang Abang yang tengkurap di ruang tengah tamu bersama bantalnya menuju ke kamarnya.

Indah mengunci pintunya agar tidak dibuka oleh abangnya yang mabuk tersebut.

Gerry akhirnya terbangun dan sudah sadar tidak mabuk lagi, melihat sang adek di kamarnya ingin menghampiri indah.

Sang Abang berjalan menuju ke kamar, sesampainya di pintu kamar adiknya.

"ABANG JANGAN MENDEKAT! INDAH BENCI ABANG, ABANG KENAPA MUKUL ADIK. POKOKNYA INDAH TIDAK MAU BERTEMU SAMA ABANG LAGI!" Indah yang berteriak dari dalam kamarnya tersebut.

Sang Abang yang mendengarkan indah tidak mau bertemu sama abangnya, Gerry mencoba untuk meminta maaf kepada sang adik.

"Adek, Abang minta maaf dek sudah memukul kamu! Abang khilaf dek, Abang dalam keadaan mabuk jadinya aku tidak sengaja ngomong kasar dan menonjok kamu." Lirih Abang.

"Ta- tapi, Abang kenapa bilang adik itu pembawa sial?" Indah masih menanyakan hal tersebut.

"Abang dalam keadaan mabuk dik, sehingga Abang tidak sadar telah mengatakan seperti itu." Sahut Gerry yang berada di luar menahan Isak tangisnya

"Abang lebih baik beres - beres, habis itu tidur di tempat Abang sendiri aku ingin butuh sendiri bang." Ucap indah yang berada di dalam kamarnya..

Gerry hanya menganggukkan kepalanya, dan berjalan menuju ke kamarnya yang berada di sebelah kamarnya indah.

Indah mencoba untuk menenangkan dirinya, agar tidak terjadi sesuatu pada indah.

Muka indah memar, berdarah di pelipis dan mulut akibat tonjokan keras pada Gerry.

"Abang kenapa jadi begini sama adik, padahal niat adik ingin bantuin Abang." Gumam indah dengan raut wajah bersedih.

Akhirnya indah keluar dari kamar dan yah membersihkan luka - luka, tanpa dirinya sadari ada nomer WhatsApp yang tidak di ketahui memberikan sesuatu kepada indah.

Dusk That's Over (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang