Lembar 39

127 22 19
                                    

Yoo Kihyun memandang sekeliling sebelum ia memandang si anjing besar Son Hyunwoo dalam bentuk manusia. Ia merasa tidak asing dengan hutan di mana mereka berada saat ini.

"Hey, Tuan anjing besar. Ini di mana?"

"Gunung Hala."

"Pantas saja baunya tidak asing," gumam Kihyun.

"Ingat baik-baik, di mana Tuan Taehyung terluka."

Kihyun tampak kaget. "Apakah kau ingin mencari wanita itu? Kang Hana?"

"Jangan memandangku seperti itu," batin Hyunwoo, ada sesuatu yang membuatnya merasa tak nyaman setiap kali ia melihat kedua netra Kihyun.

"Tutup mulutmu dan tunjukkan tempatnya."

Hyunwoo tiba-tiba berubah wujud menjadi serigala dan membuat Kihyun sedikit kaget.

"Astaga! Kenapa tiba-tiba menjadi anjing? Mengagetkan saja. Lebih mudah berjalan dalam wujud manusia, kenapa malah jadi anjing?"

Hyunwoo sedikit menggeram dan Kihyun pun langsung bergegas. Suasana hutan menjadi sangat tenang ketika sang penguasa membiarkan semua bangsanya mengetahui keberadaannya. Menggunakan caranya sendiri, Hyunwoo memperingatkan bangsanya agar tidak meninggalkan tempat persembunyian mereka. Tapi satu orang yang tak bisa tunduk terhadap perintah Hyunwoo.

Chae Hyungwon, pria sedingin es itu justru meninggalkan tempat persembunyian mereka guna melihat apa yang tengah dilakukan oleh sang Alpha.

"Di mana tempatnya? Aku yakin ada di sekitar sini. Sebentar..." Kihyun memandang sekeliling sembari mengingat-ingat tempat yang sebelumnya ia datangi bersama Taehyung.

"Ah, ke arah sana. Aku sangat yakin."

Kihyun hendak menuju ke arah yang ia maksud, tapi baru beberapa langkah dan ia berhenti ketika seseorang menghadang perjalanan mereka. Angin pelan berhembus, mengusik pepohonan yang sebelumnya tertidur dengan tenang. Rembulan yang bersinar tak lagi bersembunyi di antara ranting pohon.

"Oh? Kau lagi?" tegur Kihyun yang langsung mengenali wajah Hyungwon.

Anjing besar Son Hyunwoo lantas berdiri di samping Kihyun. Tatapan dinginnya bertemu dengan tatapan tajam Chae Hyungwon.

"Kenapa dia ada di sini lagi? Apakah dia benar-benar pemburu hantu?" batin Kihyun was-was.

Merasa bahwa kedatangan Hyungwon membawa petaka, Kihyun langsung berlari ke belakang Hyunwoo.

"Hey, Tuan anjing besar. Orang ini sangat mencurigakan. Aku rasa dia datang untuk membunuhku," bisik Kihyun.

Hyungwon kemudian berdiri di hadapan keduanya. Setelah Kihyun, pandangannya terjatuh pada sosok Hyunwoo yang masih dalam wujud serigala.

"Kau seorang Alpha, haruskah kau selalu terlibat dengan urusan para hantu ini?" tegur Hyungwon sangat dingin dan membuat Kihyun bergidik.

Hyunwoo diam, tak mungkin ia berbicara layaknya manusia dalam wujud seperti ini. Tapi kini ia tengah berkomunikasi dengan Hyungwon.

"Kau harus berhenti sekarang, di sana bukanlah tempat seharusnya kau berada."

Setelah mengatakan itu, Hyungwon berbalik dan berjalan pergi dan Kihyun pun kembali membuat asumsi.

"Ah... aku tahu sekarang. Orang itu temanmu, benar begitu, Tuan anjing besar?"

Hyunwoo tak menyahut, ia berjalan lebih dulu dan Kihyun pun mengejarnya. Meski sudah menjadi hantu, dia tetaplah penakut.

"Tunggu sebentar, bagaimana jika iblis jahat menemukan aku dan memakanku hidup-hidup. Tuan anjing besar..."

•••••

"Kau tidak ingin bertanya padaku?" tegur Park Jimin. Setelah kedatangannya yang tanpa undangan, kini mereka duduk berhadapan di balkon.

"Kenapa Hyeong ada di sini?"

"Eih... bukan itu yang ingin kau tanyakan. Coba tanyakan hal lain. Aku tahu kau sangat penasaran sekarang."

"Hyeong tahu di mana Taehyung Hyeong sekarang?"

"Tentu saja aku tahu, aku yang mengirimnya ke sana." Jimin tiba-tiba tersenyum, seperti seorang psikopat.

"Di mana? Di mana tempatnya?"

"Kau ingin pergi bersamaku?"

Changkyun sejenak berpikir, masih merasa ragu-ragu dengan karakter Jimin. Dia selalu bersikap baik tapi tingkah lakunya seperti orang jahat. Membuatnya merasa ragu untuk mengikuti hantu bangsawan itu.

"Kenapa? Kau akan berpikir sampai besok pagi?"

"Ke mana kita akan pergi?"

"Bertemu dengan ayahmu."

Changkyun terlihat bingung. "Boston? Kenapa Hyeong ingin membawaku bertemu dengan ayahku?"

"Kau benar-benar anak manusia yang cerewet," gerutu Jimin. Ia kemudian bangkit sembari melempar ujung pakaian yang ia kenakan ke belakang dan membuka kipas lipat di depan dadanya.

"Jadi kau ingin pergi atau tidak?"

Changkyun kembali berpikir dan Jimin mendatanginya. Sudah kehilangan kesabarannya, Jimin melipat kembali kipas lipatnya dan menggunakan benda itu untuk memukul kening Changkyun. Seketika Changkyun kehilangan kesadarannya.

"Dia benar-benar terlalu banyak berpikir, mengjengkelkan sekali," gumam Jimin.

Jimin kemudian membawa Changkyun pergi. Dan setelah tak lagi merasakan keberadaan Jimin, Junhee langsung muncul di kamar Changkyun. Junhee membuka pintu balkon dari dalam dan kala itu ribuan sakura beterbangan dengan hembusan angin kencang yang sempat menghantam tubuhnya. Membuatnya mundur selangkah. Junhee terkejut ketika Changkyun tak ada di sana.

"Bangsawan Park Jimin," gumam Park Junhee.

Kepala Pelayan Park datang setelah mendengar suara aneh dari kamar Changkyun. Pria tua itu sedikit kaget melihat ratusan kelopak sakura yang berserakan di dalam kamar. "Jun, ada apa ini?"

"Bangsawan Park, dia membawa Tuan Muda?"

"Apa?" Kepala Pelayan Park langsung memeriksa balkon.

"Kenapa Bangsawan Park membawa Tuan Muda? Apa yang sudah terjadi?"

"Tuan Kim... sepertinya terjadi sesuatu yang buruk padanya."

"Jangan bicara sembarangan."

"Aku akan menyusul Bangsawan Park."

Kepala Pelayan Park mengangguk setuju dan sosok Junhee langsung menghilang.

Malam yang hangat perlahan mulai membeku ketika angin lembut mulai datang. Ribuan sakura tiba-tiba beterbangan di istana Gyeongbok. Hyojung yang kala itu berada di luar dengan membawa lentera di tangan kirinya dan tangan kanan yang sedikit mengangkat bagian bawah roknya sejenak menghentikan langkahnya. Memandang langit dan menemukan ribuan sakura yang berhamburan.

"Apa ini? Kenapa perasaanku buruk sekali? Sebenarnya apa yang tengah dilakukan Bangsawan Park?"

Di sisi lain, bangsawan Cha Eunwoo yang tengah berdiri di gazebo juga menyaksikan ribuan sakura yang menyelimuti istana Gyeongbok dini hari itu. Wajah tenangnya sangat kontras dengan tatapan tajamnya seakan ia tengah menahan diri untuk mengutuk seseorang.

"Kau mungkin akan menentukan hari kematian keduamu, Park Jimin. Kim Taehyung tidak akan kalah dengan begitu mudah."

Tangan kiri Cha Eunwoo terangkat. Ia kemudian menangkap satu kelopak sakura yang beterbangan di sekitarnya menggunakan jari telunjuk serta tengahnya. Sesaat kemudian, kelopak sakura itu tersulut oleh api yang entah datang dari mana. Dan detik itu juga, ribuan sakura yang ada di udara lenyap satu persatu dan meninggalkan keheningan.

"Pasang segelnya sekarang..."

Netra Cha Eunwoo memicing, ekor matanya mengarah ke samping ketika ia mendengar sebuah perintah dari siluet merah yang tiba-tiba berdiri di belakangnya.

"Tamat riwayatmu, Park Jimin!"






GHOST IN THE WIND [Guardians Of The Lost Child]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang