Menuju destinasi kedua mereka malam itu, Changkyun terlihat gusar di dalam mobil setelah mengetahui tujuan mereka selanjutnya. Benarkah Taehyung akan membawanya ke Joseon? Benarkah Taehyung bisa melakukannya? Perjalanan waktu? Itu konyol!
Changkyun tak henti-hentinya melihat ke luar, mengabsen setiap bangunan tinggi yang berjajar di sepanjang jalan. Takut-takut jika gedung-gedung itu tiba-tiba menghilang dan tergantikan oleh hutan. Jangan salahkan imajinasinya yang terlalu tinggi, salahkan saja Taehyung yang mengatakan hal yang tak masuk akal. Memangnya ini sebuah film yang bisa membuat seseorang seperti berpindah ke masa lalu padahal mereka hanya berganti kostum.
Cukup lama sibuk dengan kegusarannya sendiri, Changkyun pun pada akhirnya memutuskan untuk bertanya pada Taehyung meski jawaban Taehyung akan sangat menyebalkan baginya.
"Hyeong."
Taehyung menolehkan kepalanya ketika mendengar teguran pelan dari Changkyun yang kemudian mendekatinya dengan tatapan yang tampak was-was.
"Kau ingin ke kamar kecil?"
Changkyun menggeleng.
"Lalu?"
"Kita tidak sungguhan pergi ke Joseon, kan?"
"Kenapa?"
"Hyeong jangan bercanda... Ini bukanlah film, ini sungguhan! Bagaimana mungkin kembali ke peradaban yang sudah tidak ada?" ucap Changkyun dengan pelan-pelan seakan kekhawatirannya tak mampu membuatnya menuntut lagi.
"Kita akan mengunjungi Pamanmu di Istana Gyeongbok."
"Ini sudah tidak lucu, kita pulang saja. Tidak usah bertemu dengan Paman Jimin."
Taehyung tampak menahan tawanya, namun entah apa yang ingin ia tertawakan.
"Perkataan Tuan Muda ada benarnya," Jun menyahuti masih dengan mengemudi, "Istana Gyeongbok terlalu berbahaya bagi, Tuan. Terlebih mengajak Tuan Muda."
"Tidak ada yang perlu di cemaskan, lagi pula sudah lama aku tidak pergi ke sana."
"Jika itu keputusan Tuan, aku bisa apa."
"Kau bisa mengantarkan kami ke sana dengan selamat."
"Hyeong... Pulang saja ya?" Changkyun kembali merengek dan kali ini sembari memegang lengan Taehyung.
"Biar Paman Jimin saja yang ke rumah, dia kan hantu. Dia bisa pergi kemanapun yang dia mau."
"Masalahnya Pamanmu itu sangat tidak tahu diri."
Menyerah, Changkyun menyandarkan punggungnya dengan pandangan yang menatap langit-langit mobil. Dia tidak percaya bahwa dia akan benar-benar pergi ke Joseon yang bahkan ia sendiri tidak tahu sejarah tentang Kerajaan terakhir Korea tersebut, dia hanya tahu dari beberapa film yang pernah ia lihat.
Memisah dari keramaian, mobil yang di kendarai Junhee memasuki kawasan Plaza Gwanghwamun yang tampak sepi karna memang sudah lewat tengah malam.
"Jika bisa, jangan sampai ketahuan oleh Sun Shin." ucap Taehyung mengomando Junhee.
"Baik, Tuan."
"Siapa lagi itu?" sahut Changkyun yang kini terlihat kesal.
"Seseorang yang sangat berbahaya."
Setelah beberapa saat, Junhee pun menghentikan mobilnya dan Changkyun segera melongokkan kepalanya ke luar. Masih bisa di lihatnya bangunan pencakar langit dan itu berarti dia masih berada di Seoul.

KAMU SEDANG MEMBACA
GHOST IN THE WIND [Guardians Of The Lost Child]
De TodoLim Changkyun, pemuda 18 tahun yang memiliki kelebihan untuk bisa melihat Roh yang telah keluar dari raga manusia. Sebuah kelebihan yang semakin hari semakin mempersulit hidupnya, hingga semua berakhir dengan teror yang terus ia dapatkan dari Roh ya...