. 26

166 20 4
                                    

.

"BUUUUNNNNNNNNNNN"

Suara melengking menggema dari ujung ruang tamu sampai ke dapur. Membuat Bulin yang lagi asik ngerumpi lewat video call grup dengan gengnya di kampung itu mendengus.

"Opo sik? Berisik ae" balasnya.

Lelaki paruh remaja yang sudah lama tak dilihatnya itu senyum su.ringah dengan membawa beberapa paper bag.

Ooooo tentu saja mata Bulin segera membelalak bahagia. "Sek, anakku bali. Ngko tak telpon neh. Aku meh pamer nek wis unboxing oleh-oleh e." Pamitnya pada teman-teman di video call.
(Bentar, anakku pulang. Nanti aku telfon lagi. Mau pamer oleh² kalo sudah unboxing.)

"Mataneeee, langsung ijo i lho." Selepas ejekan itu, kepala Kino langsung mendapat pukulan.

"Ikhlas ora le mu ngenei ki?" protes bulin
(ikhlas ngga kamu kasihnya?)

Kino tertawa terbahak. Menaruh semua paperbag ke sofa dan melenggang pergi ke kamarnya tengan anggukan untuk menjawab pertanyaan Bulin.

Tapi belum sampai kakinya ke kamar, Kino berbalik ke arah Bulin.

"Ino ga dirumah ta?" tanyanya.

"Ino sopo sek tok takokke? Bapakmu, Rino opo Lino?"
(Ino siapa yg kamu tanyakan?)

Kino menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Seakan lupa kalo keluarga itu serba serbi Ino. Maklum, dia sudah seminggu tidak pulang kerumah karna mendapat profesi baru sebagai model.

"Sopo ya, Rino ae lah. Ga ono ta?"
(Siapa ya, Rino aja lah, gaada kah?"

"Lagi mangkat adus kae mau. Wis kono ndang leren. Aku meh Unboxing oleh-oleh sik" usir Bulin.
(baru mau mandi tadi, udah sama isirahat.)

Kino mengerucutkan bibirnya tanda nyinyir ke bundanya. Dengan kaki pelan, Kino menuju kamar mandi yang memang sedang digunakan. Betul Rino yang ada didalam.

Rino yang kini rupanya 11,5 12 dengan Kino itu juga memiliki kesibukan sendiri sekarang. Dia sudah menjadi seorang mahasiswa di kampus beken dengan prestasi yang sebelumnya banyak diraih.

Menunggu dengan diam didepan pintu kamar mandi adalah kegiatan yang sangat membosankan pikir Kino, tapi dia tetap setia menunggu untuk mengagetkan adik serasa kembarnya itu.

Sampai 59 menit berlalu, akhirnya knop pintu itu bergerak. Kino sudah bersiap untuk mengagetkan adeknya itu.

Klek

"BAAAAAAAAAAA"

Tangan Kino sudah mendarat di wajah lelaki didepannya. Tapi rupanya....

"ANAK GENDHENG!!!"
(anak gila)

Rupanya Pamin lah yang ada dikamar mandi.

"WEH PAK. AMPUN. KIRAIN RINO WEH. TADI BUNA BILANG RINO MANDI"

Pamin mengejar Kino sampai ketempat Bulin berada. Tak ada kata yang terucap dari wanita satu-satunya dirumah itu melihat ulah keduanya.

Sementara Rino masih berdiri didepan pintu kamarnya sambil bersedekap dan menggelengkan kepalanya.

"Ancen turunane bapak...."
(memang keturunannya bapak)

.



Kino Model Majalah : Modal Madul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kino Model Majalah : Modal Madul

Rino Mahasiswa Idaman para Mahasiswi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rino Mahasiswa Idaman para Mahasiswi

Rino Mahasiswa Idaman para Mahasiswi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lino masih bocil 🙏🏻


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Noa's Family ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang