part 17

636 68 2
                                    

Seokjin berlari kesetanan ketika ia melihat putranya yang kepalanya sudah terbaring di paha Soyeon. Matanya terbelak lebar, saat ia melihat luka di dada putranya yang sudah mengeluarkan darah berwarna merah kehitaman.

"Putraku, Chanyeol anakku terluka!!" Jerit Seokjin kemudian mencoba menutup luka di dada Jooheon dengan sihirnya.

"Kenapa tidak bisa?" Tangannya mulai gemetar karena seakan sihirnya tidak berpengaruh, melihat papanya keempat putra yang lainnya mendekat berniat membantu papanya menutup luka kakak mereka, juga Chanyeol yang sudah berada di samping Seokjin.

"Papa ayo kita bersama." Ujar Felix yang masih tidak bisa berhenti meneteskan air matanya karena melihat kakaknya yang semakin pucat.

"Kenapa tidak mau!" Seokjin kembali menagis menjerit saat luka Jooheon masih tidak menutup walau sudah dibantu keempat putranya dan juga suaminya, serta Soyeon serta Zhan dan Yibo.

"Papa jangan menangis." Ujar Jooheon lemah menghapus air mata papanya, kepalanya sudah terbaring di paha Seokjin.

"Ayah jangan menangis." Ucapnya tersenyum lemah ke arah ayahnya yang terlihat menahan tangis namun air matanya sudah membasahi wajahnya.

"Kalian jangan menangis, jaga papa dan ayah." Jooheon tersenyum ke arah keempat adiknya.

"kakak apa maksudmu, kita akan menjaga mereka bersama-sama." Junkyu berucap sambil memegang tangan kakaknya.

"Ibu maaf belum bisa menjadi anakmu." Kali ini Jooheon menoleh ke arah Soyeon yang dari tadi menangis.

"Sayang kau pasti akan sembuh."

Tiga pasang mata di sana melihat pemandangan itu apalagi Jooheon yang sudah sangat pucat, merasakan hati mereka sangat sakit ditambah saat mata sipit itu memandang ke arah mereka bertiga lalu tersenyum.

Mereka semua masih berusaha menutup luka Jooheon namun tidak berhasil sama sekali membuat Seokjin semakin gemetar apalagi tubuh putranya sudah mulai dingin, bersama dengan itu dari arah hutan yang lebat terdengar suara berlari dan angin juga berhembus kencang seperti angin dari kepakan sayap.

Mereka semua membalikkan badan saat mendengar suara geraman, mereka kaget melihat serigala ukuran besar dengan bulu-bulu seperti daun, serigala itu mendekati Jooheon, semua orang membuka jalan untuk serigala itu.

Mereka semua membalikkan badan saat mendengar suara geraman, mereka kaget melihat serigala ukuran besar dengan bulu-bulu seperti daun, serigala itu mendekati Jooheon, semua orang membuka jalan untuk serigala itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Serigala Fýsi(alam) apa yang kau lakukan di sini." Seokjin panik dan memeluk tubuh Jooheon seperti akan ada yang mengambil putranya.

"Aku datang menjemput tuanku."

"TIDAK, JANGAN MENGAMBIL ANAKKU, AKU AKAN MENGHANCURKAN SELURUH HUTAN JIKA KAU BERANI." Seokjin mengancam tanpa dia sadari dia sudah membuat perlindungan sehingga semuanya orang yang dekat dengannya terpental, dia seakan tidak mengizinkan seseorang mendekatinya dengan Jooheon.

"Omega agung saatnya tuanku beristirahat, tugasnya sudah selesai."

"TIDAK!" tolak Seokjin berteriak marah.

Yang Tertinggi (Το υψηλότερο) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang