part 04

1.1K 115 1
                                    

Setelah mereka selesai bercerita, mereka keluar dari ruangan tempat mereka dan sedikit dikagerkan dengan sorakan para siswa yang terlihat sedang menyoraki seseorang di tengah kerumunan, Jake yang penasaran ingin menerobos kerumunan dan melihat apa yang terjadi namun ditarik oleh Jooheon.

"Lebih baik tanyakan pada mereka dulu apa yang terjadi?" Ucap Jooheon setelah menarik Jake, karena dia melihat adiknya yang lain juga penasaran.

"Apa yang terjadi?" Tanya Mingyu pada salah satu siswa yang ada di sampingnya.

"Itu mereka sedang membully anak 'terkutuk'." Jawab siswa itu dengan sedikit sinis dan menekankan pada kata terkutuk.

"Apa maksudmu?" Tanya Junkyu kepada siswa itu, namun sebelum siswa itu menjawab, Felix sudah menerobos kerumunan untuk mendekati seseorang yang telah duduk di lantai.

"Dasar anak terkutuk, kau tidak pantas ada di sini." Seru salah satu siswa yang ikut membully.

"Cih apa kau reingkarnasi seorang jalang?" Sambung siswa lainnya.

Dan banyak lagi cacian yang dilontarkan, namun siswa yang dibully itu hanya diam tidak menjawab, yang mana hal itu membuat mereka yang membullynya tambah semena-mena memperlakukannya.

"Kenapa kau hanya diam saja sialan, apa mulutmu sudah tidak berfungsi?"

"Baiklah karena kau memilih bisu bagaimana kalau sekalian aku menghilangkan suaramu untuk selamanya." Ucapnya tersenyum jahat.

Baru saja siswa itu mengangkat tangannya untuk mengeluarkan sihirnya, namun dia berhenti karena seseorang menginterupsinya.

"Berhenti." Ucap Felix.

"Siapa kau, mau jadi pahlawan?" Tanya seseorang dari mereka yang ikut membully.

"Tidak perlu mengetahui siapa aku karena itu tidak penting, apa alasan kalian memperlakukannya seperti itu?" Tanya Felix.

"Cih, maksudmu dia." Tunjuknya mendecih sombong pada siswa yang masih duduk tertunduk di lantai.

"Tidak ada alasan khusus, tapi kami tidak menyukai jalang sepertinya." Lanjutnya

"Apa hakmu mengatai seseorang jalang?"

"Lalu dengan sebutan apa aku harus menyebutnya? Tuan putri? jika seseorang memiliki mate dari saudaranya sendiri, bukankah dia seperti jalang? Bagaimana menurutkmu Heliosius Boemgyu?" Katanya dengan muka arogan bertanya mengejek pada siswa yang terduduk di lantai.

Felix yang mendengar itu terdiam, dia tidak tahu apa ada seseorang yang memiliki mate dari saudaranya sendiri, namun keterdiamanya segera berakhir karena mendengar sorakan siswa-siswa yang melihat si pembully kembali akan menghilangkan suara Boemgyu.

"Berhenti!" Perintah Felix

"Lalu kenapa jika matenya adalah saudaranya sendiri, apa kau sudah bertanya padanya kalau dia juga menginginkan itu terjadi, apa kau pernah sedikit saja berpikir bagaimana kalau kau bertukar posisi dengannya, apa kau pernah tahu bagaimana rasanya diperlakukan seperti ini, dan dikerumuni banyak orang? Aku bertanya kepada kalian yang membullynya, apa kalian pernah berpikir bagaimana jika saudara kalian atau anak kalian yang kelak akan diperlakukan seperti ini, apa kalian akan terima?" Ucap Felix namun mereka hanya diam.

"Seharusnya sebagai sesama omega bisa mengerti dia, tapi kalian sendiri yang menghakiminya, lalu kenapa kalian tidak melakukan hal serupa pada saudaranya, bukankah dia juga sama, atau karena dia adalah golongan alpha maka kalian tidak melakukan itu?" Lanjut Felix.

"Tidak ada yang tahu siapa yang akan menjadi mate kita, karena takdir yang akan menentukannya, begitu juga dengan dia, dia tidak tahu siapa yang akan menjadi matenya, jika yang menjadi matenya adalah saudaranya sendiri, apakah itu adalah salahnya, tidak. Tapi tindakan kalian seolah dia yang paling bersalah dan harus bertanggung jawab dari apa yang sudah digariskan takdir." Tutur Felix panjang kemudian berbalik dan membantu Boemgyu berdiri dan membawanya keluar dari kerumunan.

Setelah itu semua siswa yang menyaksikan juga ikut bubar tinggal mereka yang membully tadi yang tinggal terdiam dengan raut wajah yang mungkin menyesal, mungkin mereka sudah menyadari kesalahan mereka.

Felix membawa Boemgyu dari kerumunan siswa- siswa dia membawanya keruang kesehatan dibantu oleh Junkyu dan Jake, sedangkan Jooheon dan Mingyu sudah pergi karena mereka ada kelas.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Felix pada Boemgyu yang sudah duduk di tempat tidur dalam ruang kesehatan.

"Hmm tidak apa-apa, terima kasih." Ucapnya dengan lirih.

"Baiklah mari mengobati memar-memar yang ada di tubuhmu." Ucap Felix lalu mengelus rambut Boemgyu.

"Kak, Jake bantu aku." Ucap Felix pada kakak dan adiknya.

Mereka menyentuh pundak Boemgyu dan muncul cahaya hijau yang sangat terang lalu semua memar dan bekas-bekas luka pada tubuh Boemgyu menghilang dalam sekejap.

"Sudah selesai." Ucap Junkyu karena Boemgyu masih memejamkan matanya.

"Terima kasih." Ucap Boemgyu dengan suara kecil, yang masih menundukkan kepalanya.

"Sama-sama, mulai sekarang kamu juga adikku." Ucap Junkyu kemudian memegang kedua pipi Boemgyu dan menekanya dengan tangannya.

"Mulai sekarang jangan menundukkan kepalamu lagi, mereka tidak akan melakukan itu lagi." Ucap Jake.

"Baikalah Boemgyu namaku Dracoventis Felix, ini Jake adikku dan itu kak Junkyu kakaku." Ucap Felix memperkenalkan diri dengan senyumnya.

"Heliosius Boemgyu, atau mungkin hanya Boemgyu." Ucap Boemgyu.

"Kenapa?" Tanya Jake karena Boemgyu tidak yakin dengan namanya.

"Karena hal itu mereka mengusirku dari rumah dan menghilangkan nama keluarga pada namaku." Jawab Boemgyu.

Mereka tidak lama berbincang dengan Boemgyu karena mereka bertiga sudah dipanggil oleh kakak mereka.

"Kak ada apa?" Tanya Jake kepada Jooheon karena mereka dipanggil secara tiba-tiba.

"Papa memanggil kita untuk datang." Jawabnya pada adiknya.

"Apa terjadi sesuatu?" Tanya Felix.

"Kakak tidak tahu, papa hanya menyuruh kita kembali."

Tbc

Yang Tertinggi (Το υψηλότερο) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang