-14. Cahaya merah

957 150 1
                                    

[ Devil's kids ]

___°°

  Bersamaan dengan keluarnya Argan dari ruangan milik Kai, seorang anak laki-laki dengan surai coklat gelap juga baru saja membuka pintu dan mendongak ketika mendapati ada dua kaki menghadap ke arahnya.

"Mau kemana kamu? sudah malam, masuk kamar kamu."

Sky nyengir, menggaruk belakang lehernya, "Saya mau ke kamar mandi dokter, masa iya saya ngompol? kalo suster Diana rela mau bersihin sih, saya santai aja, dok."

Argan menghela nafas, menunjuk kamar mandi lalu ke arah kening Sky, "Jangan buat masalah, camkan itu."

"Tenang aja, masalah dikit doang paling juga," Sky terkekeh tengil, berjalan perlahan pada lorong menuju arah kamar mandi, ketika pintu lift sudah tertutup di ujung lorong lainnya, dia berbalik sambil bersiul.

Menyapa gadis kecil yang memiliki kamar di samping Kai yang sedang duduk di dekat pintu, sambil memegang boneka. Sedikit yang ia ingat, gadis kecil itu adalah orang yang kupingnya sempat ia gigit.

Sky melemparkan tiga bungkus permen dan membuat gadis itu langsung membukanya dengan semangat, sedangkan yang memberi berjalan cepat menuju tangga dan berseluncur di pegangan tangga yang licin. Seharusnya kemarin ia merekomendasikan hal seru ini pada Kai.

Saat sudah ada di lantai satu, dia membuka pintu dan melongokan kepalanya ke kanan dan kiri lalu kembali berjalan santai menuju dapur, dia meliarkan pandangannya, terpaku pada dua botol putih yang sebelumnya Erlan bilang.

Sky mengambil salah satunya, menyebarkan cairan di dalam sana pada lantai, dekat gas juga pintu besi hitam yang ia buka lebar, kepalanya melongok masuk.

"Halo om, tante.. kalo udah di surga jangan lupa bilang sama tuhan, Sky mau hujan permen."

Setelahnya ia menyiram sisa botol itu pada sepanjang lorong yang sudah ia taruh karpet lusuh, Sky bersenandung lagu yang pernah relawan ajarkan lalu mengambil botol satunya dan berjalan mengendap endap pada rak kayu untuk sepatu dan meja di dekat dapur milik ibu ketua dapur.

Sky berbalik menuju tangga dan tersenyum lebar ketika sudah menemukan Erlan tanpa baju biru pucatnya dan Kai yang terlihat masih mengantuk, yang lebih tua menggandeng tangan Sky dan menarik mereka pergi menjauh dari tangga.

Erlan mematik korek api yang sempat ia curi milik satpam dan langsung melempar ke pintu dapur, ketika melihat api yang mulai muncul mereka bertiga langsung berlari keluar dari rumah sakit jiwa itu, berlari dengan gesit dan lincah. Meninggalkan bangunan yang pernah mereka tinggali.

Ketika seorang satpam menyadari ketiga bocah dari pos dan mulai mengejar, Erlan berbalik, menusuk perut satpam itu dengan pisau kecil miliknya dan menekannya agar tertancap lebih dalam.

Kai mundur perlahan, menggenggam erat tangan Sky dan sedikit mencicit.

Jalanan malam ini tidak terlalu ramai, karena itu Erlan dengan mudah menuntun kedua temannya yang lebih muda untuk menyebrang. Mereka bertiga duduk di bangku panjang, di samping warung yang sudah tutup.

Sky menghela nafas lelah dan mendongakkan kepalanya sambil mengelap keringatnya sendiri, "Capek banget, habis ini aku boleh beli es kelapa?"

Devil's kids ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang