-23. Pertikaian dua saudara

731 118 7
                                    

[ Devil's kids ]

___°°

"Sky pelan pelan, jangan berlari baju kamu masih basah."

Peringatan dari Regardo di abaikan, justru Sky semakin berlari dengan cepat ketika Kai mengejarnya, mereka kini berada di sebuah restoran dekat pantai, Jean sedang mengenalkan sebuah game pada Erlan yang sudah mandi dan berganti baju.

Kai mengejar temannya yang sedang memegang mainan mobil mobilan miliknya, langkah kakinya kalah cepat dengan milik Sky, ia tertinggal di belakang dan membuat Sky semakin tertawa senang. Kemudian ia berbalik dan membiarkan Kai menabrak dadanya, manik gelap itu mengarah pada Kai yang sedang mengaduh dan mencoba menggapai mobil kecil yang ia angkat tinggi tinggi.

"Kai," suaranya terdengar tanpa nada senang dan lugu seperti biasanya, tak ada kenakalan yang tersirat, "Kamu jadi jarang main sama aku semenjak kita tinggal di rumah itu."

"Aku main sama kamu tiap hari, kok," Kai menurunkan kedua tangannya yang sedari tadi mencoba menggapai tangan Sky, mengerut sedih mendapati tatapan itu tak lagi seperti biasa.

"Enggak, kamu lebih sering sama Jean."

"Kamu juga lebih sering sama papa," Kai menjawabnya sambil mendongak dengan berani.

"Kamu yang lebih sering sama Jean, aku ga sesering itu main sama papa," Sky menatap manik cokelat terang itu dengan lekat.

Mereka berdua sedang berada di area bermain anak anak yang memang sengaja di sediakan, dan berdiri berdua di belakang perosotan yang cukup menutupi tubuh keduanya.

"Kamu sering, kamu aja yang ga ngerasa, jangan salahin aku terus, dong."

"Emang kamu yang salah, aku ga suka kalo si Jean itu terus ngambil kamu, kamu lebih sering tidur sama dia!"

Kai tersentak ketika tubuhnya sedikit di dorong dan menghantam tembok dengan cat biru, kedua tangannya terangkat untuk mendorong balik lawannya, "Kamu duluan yang sering ninggalin aku main!"

"Kamu, Kai."

"Kamu, Sky."

"Kamu," Sky mendorong tubuh yang lebih kecil hingga terjatuh dan kepala itu menghantam tembok, matanya semakin menggelap, ia mendekat, "Kamu, itu semua karena Jean. kamu mau aku gigit dia? biar kayak suster Diana, dia ga pernah ke kamar kamu lagi kan waktu itu, pas aku gigit jari dia?"

Kai mencoba mundur, pandangannya mengabur dan perlahan tembok biru itu berubah menjadi warna kayu yang selalu ia takuti, kembali biru lalu kembali menjadi kayu. Matanya meliar dengan tidak fokus, "Enggak, enggak.. jangan bunuh, jangan.."

Sky tersentak ketika mendengar nada rintihan itu, ia merasa bingung kemudian jatuh meluruh dan mencoba menyentuh lengan Kai yang sudah bergetar, "Hei, Kai? maaf, maaf.. aku gak maksud buat bikin kamu takut."

"Kai? Kai, aku minta maaf.."

Kai belum bisa memfokuskan penglihatannya, tubuhnya mulai meringkuk dan bergetar, terus meracau tidak jelas dan membuat Sky semakin panik dan khawatir.

"Kai.. maaf.. maafin aku," Sky mencoba menarik tubuh itu namun ia malah mendapat penolakan, tubuhnya membeku. Tidak, tidak lagi, ia juga pernah di tolak saat hari dimana Erlan di bawa oleh orang asing. Ia tidak mau lagi di tolak oleh Kai, tidak akan pernah.

"Kai!" Sky berseru lantang, dan semakin membuat Kai menangis terisak. Suara itu terdengar seperti bentakan di telinganya, dan Kai tak suka ketika mereka mulai membentak, sebentar lagi mereka pasti akan mendekat, matanya terus meliar dengan tidak fokus, ia seolah berada di dimensi yang berbeda.

Tiba tiba pintu tempat bermain anak anak terbuka, menampilkan postur tubuh Erlan yang terlihat lelah seolah habis berlari, mata kelabu itu mengarah pada Kai yang sedang menangis. Ia berlari mendekat, berlutut dan memeluk tubuh itu dengan erat, tak peduli penolakan sekalipun yang ia terima, "Kai? Kai? ini Erlan.. Kai?"

"Sky, dia kenapa? kenapa bisa gini? kamu apain dia?"

Pertanyaan itu sedikit menusuk dada Sky, ia tidak suka menjadi tersangka atas apa yang terjadi terhadap temannya. Ini sama seperti adegan ketika anak kecil lain yang terluka di sel sebelahnya dan sang penculik bertanya persis seperti itu.

Tidak, Sky fokuskan pikiran mu.

"Sky?"

Pintu kembali terbuka dan muncul seorang anak laki laki yang sedang berteriak karena di kejar temannya, Sky mulai mengerutkan keningnya dan membuat Erlan was was.

"Sky! tenang bisa, ga?"

Ketika tubuh itu mulai bangkit, Erlan langsung melepas pelukannya pada Kai dan menahan Sky yang mulai menggeram dan siap menerjang anak yang sebelumnya menghadirkan riuh bising. Tangannya mengusap kedua pipi Sky dengan lembut, "Sky, Sky?"

Anak yang sebelumnya berteriak berlari keluar bersama teman-temannya dan kembali berteriak, mengatakan bahwa ada anak menyeramkan di dalam ruang bermain. Erlan berdecak kesal, menarik Sky hingga terduduk dan mulai memeluk tubuh keduanya.

"Tenang, oke? tenang.. ada aku di sini, aku bakal ngusir orang orang jahat itu asal kalian tenang.. tenang.."

Bisikan itu berhasil membuat Sky perlahan mengedipkan matanya berkali kali, menatap sekeliling lalu kembali khawatir saat Kai masih bergetar di pelukan Erlan, seolah sebelumnya ia tidak pernah melakukan hal apapun.

Pintu itu terbuka lebar, muncul Jean dengan wajah panik dan langsung mendekat ke arah mereka. Mengambil alih tubuh Kai dan mengayunkannya perlahan, Sky mengernyitkan alisnya dengan kesal.

Erlan menghela nafas lega ketika Kai berhasil tenang namun terdiam bingung, mendapati Sky yang sedang mengarahkan pandangannya pada Jean, "Sky?"

"Aku gak suka.. dia ngambil Kai."

Erlan menghela nafas pelan, memeluk tubuh Sky dengan erat.

"Lihat, dia gak mau nurunin Kai, dia cium cium muka Kai, dia ngambil Kai dari kita."

Erlan semakin mengeratkan pelukannya, membenamkan wajahnya di ceruk leher yang sudah berkeringat lalu mengusap punggung itu pelan.

"Erlan.. aku gak suka dia," Sky masih berbicara dengan lirih, memperhatikan pojok ruang bermain dimana ada Jean yang masih sibuk menenangkan Kai.

Erlan memeluk Sky dengan begitu erat, menekan perasaannya sendiri yang juga sudah merasa muak. Ia berbisik kecil di telinga seseorang dalam pelukannya.

"Tenang Sky, inget kata aku.. sekarang kita harus jadi anak baik, tenang dan kendaliin emosi kamu."

Sky mencengkeram baju temannya dengan begitu kuat, "Erlan.. aku cemburu, kenapa Jean selalu ngambil Kai? dia itu kayak dokter Argan."

"Sst, suatu saat kamu bisa gigit dia sampe puas. suatu saat."

Tbc

Devil's kids ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang