-25. Patah

697 111 6
                                    

[ Devil's kids ]

___°°

  Keesokan harinya, guru itu membagi tugas dan berniat akan datang sendiri sendiri di beda hari, dan hari ini Kai harus kembali bersedih karena yang datang adalah guru yang sebelumnya mengajar dia.

Erlan memperhatikan raut sedih itu, ia duduk dengan tegak di samping Kai sambil mengerjakan buku tugas yang di berikan.

Sky juga mulai menulis asal asal di atas kertas, hanya coretan untuk menghilangkan rasa bosan. Kepalanya terjatuh di atas meja, mata gelap itu fokus untuk memperhatikan setiap ekspresi dari wajah Kai.

"Ulangi lagi."

Erlan mempercepat gerak tangannya, ia harus menyelesaikan tugas ini dengan sempurna. Karena segala hal harus sempurna baginya.

"Masih jelek, ulangi lagi."

Sky sedikit tersenyum, ketika matanya hanya fokus melihat bibir kecil plum milik Kai mulai maju sedikit tanda ia mulai kesal.

"Jelek, gak bisa di baca, ulangi lagi."

Kai meremat kuat pensilnya, ia belum bisa menulis dengan bagus kenapa gurunya terus memaksa?

"Terus ulangi, masih jelek."

Erlan menyelesaikan tugasnya, matanya terpaku ketika ia menoleh dan sudah melihat tangan kecil Kai di genggam begitu kuat, anak itu terlihat ingin menusuk wajah gurunya dengan pensil, muka Kai terlihat memiliki raut kesal yang sangat kentara.

"Dasar anak gila, kamu mau nusuk saya? saya ini guru kamu."

Guru itu semakin mengeratkan genggamannya, membuat pensil itu terjatuh ke lantai.

Sky mulai menggeram marah, mereka itu tidak gila, Kai itu tidak gila, kenapa wanita itu berbicara jika Kai gila? dia sama seperti suster Diana, Sky benci teman temannya di bilang gila.

Erlan menahan Sky yang sudah siap untuk berdiri.

"Kurang ajar, gak pernah di ajarin sopan santun, ya? oh iya, saya lupa kalian kan anak panti yang kabur, lihat muka temen kamu aja kayak monster."

Erlan mengernyit kesal, melepaskan pegangannya pada Sky dan memberi isyarat anak itu untuk maju.

Guru yang sebelumnya masih mencengkeram Kai, panik dan langsung bangkit berdiri, berlari keluar rumah sambil meneriakkan bahwa mereka sekumpulan anak anak gila.

Erlan menarik baju Sky hingga ia terjatuh, memeluk kepala anak itu agar kembali tenang lalu berbisik, "Dia udah pergi, sekarang kita punya Kai yang harus di urus."

Sky yang sedang berbaring di lantai, menahan kepalanya untuk bisa melihat posisi Kai yang sudah meringis kesakitan bersama Erlan yang sedang menggenggam tangan itu. Ia berguling sampai menyentuh tubuh Erlan, tangannya terangkat untuk membelai pipi Kai yang sedang kesakitan.

"Kita harus patahin tangan ini."

Sky terkejut begitu pula dengan pemilik tangan, apa apaan perkataan dari mulut Erlan? apa dia sudah gila?

"Kenapa? itu pasti sakit," Kai mencicit ketakutan.

"Biar mama percaya, kalo itu bukan kamu yang mulai. Gak ada yang bisa nyalahin anak kecil yang terluka, Kai."

Devil's kids ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang