Chapter 16 : The Truth

6.4K 505 219
                                    

.

TRIGGER WARNING
Anxiety, Panic Attack, Trauma, Violance

.

[ NOTE ]
Hukum ataupun proses hukum yang ada di dalam cerita ini mungkin tidak sama dengan hukum yang berlaku di dunia asli.

.

"

Long time no see, Liar..
- Grey

"

.

Langit semakin gelap, malam semakin larut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit semakin gelap, malam semakin larut. Suasana kantor polisi pusat Panorama mulai sepi, membuat suara detik jam dinding terdengar jelas dengan jarumnya menunjukan waktu yang mendekati tengah malam.

Telihat 3 orang pria bediri dibalik kaca satu arah pada suatu ruangan kecil. Winata berdiri dibelakang dua juniornya, melihat punggung rapuh mereka yang meredam kepala berisiknya, menerka-nerka apakah sosok yang terduduk dibalik kaca itu adalah orang yang dicarinya selama ini.

Sosok yang dekat dengan mereka, sosok yang penting dalam hidup mereka. Winata tak bisa membayangkan jika hal itu adalah benar.

Dilihatnya Saka yang tak melepas pandangannya dari Nathan. Mengingat penggal terakhir sambungan telfon dengan adiknya yang sempat membuat jantungnya berhenti sejenak.

"Ta," panggil Saka

Ia khawatir dengan adiknya, namun saat ini ia pun masih kehabisan kata-kata.

Nathan terdiam, pikirannya terlalu kalut hingga ia tak sempat mendengar celetukan Saka. Tangannya mengepal keras, bibirnya terkatup rapat dengan pangkal alis yang berkerut jadi satu menggambarkan emosinya. 

Pandangan tajam namun lirih itu terlempar pada sosok dibalik kaca hitam,

"Bang Teo," gumam Nathan

.

/ Flashback : ON /

.

'Ta, gue tau kita punya dugaan yang sama..' lanjut Saka pada sambungan telfonnya

Detak jantung Nathan naik. Mendengar kalimat itu, spekulasinya semakin kuat. Dicengkram erat ponsel pada genggamannya, menahan rasa takut yang tiba-tiba menyergapnya.

RED [GeminiFourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang