Chapter 9 : I Got You 🔞

13.7K 661 141
                                    


⚠️ TRIGGER WARNING ⚠️
Violance, Suicide, Sex, Blood

.

"

I got you,
- Grey

"

Malam semakin gelap, bulan semakin terang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam semakin gelap, bulan semakin terang. Tak banyak bintang menghiasi langit kali ini, suhu cukup rendah membuat kaca mobil Grey sedikit berembun. Sudah 3 jam ia menunggu didalam mobil, sesekali ia pergi dari tempat hanya untuk mencari toilet lalu kembali memarkirkan mobilnya didepan gedung polres Panorama.

Dilihatnya jam tangan menunjukan pukul 00.10 PM.

Grey masih menunggu. Pertemuannya dengan Nathan tadi sore tidak memuaskannya. Mereka bertemu bukan dalam situasi yang baik. 

Diusapnya kembali ujung bibirnya yang terasa sedikit nyeri, dia mengingat potongan gambar wajah Radit yang kesetanan tadi siang. Wajahnya merah padam, otot wajah dan lehernya muncul ke permukaan. Ia berteriak, mengerang, melampiaskan kemarahannya pada atasannya itu.

Grey menyeringai,

"Really? Sehancur itu? I'm not sure," gumam Grey membandingkan reaksi pria paruh baya tadi dengan perlakuan pada keluarganya

Keluarga Radit cukup dekat dengan keluarga Naratama. Grey dan Bima sudah saling mengenal sejak SMA, mereka bersekolah di sekolah yang sama. Dari situlah Grey tau, Radit bukan sosok ayah yang baik. Ia melakukan kekerasan pada istri dan anaknya, Bima.

Menyeret Bima kedalam dunia gelapnya, sejak SMA Grey bisa melihat ada yang salah dengan Bima. Dia siswa pintar tapi selalu terlihat pucat, dan kurang bersosialisasi, tubuhnya terlihat lemah dan sering terlihat memar. 

Grey pernah memergoki Bima hendak mengakhiri hidupnya di sekolah.

/ Flashback : ON /

Hembus angin cukup kencang menerpa tubuh Grey yang duduk pada tembok pembatas rooftop gedung sekolah. Tanpa rasa takut, ia memejam kedua matanya, seraya mengayunkan kedua kakinya.

Kreeek~
Pintu atap gedung terbuka, seseorang masuk dengan tubuh yang gemetar. Wajahnya merah, nafasnya terisak dengan air mata yang sudah membasuh wajahnya.

Grey membuka mata, dilihat temannya itu sampai di tembok pembatas gedung. Ia menangis keras,

"Papa baru berhenti setelah liat aku mati kan?!" ucapnya terseguk. Dia tak menyadari keberadaan Grey,

Grey mengangkat sebelah alisnya setelah sadar kalau ia mengenali laki-laki itu. Murid akselerasi yang kini ada di kelas yang sama dengannya.

"Bangsat! Papa bahkan ngga bakal peduli gue hidup atau mati!" gerutunya kini menjambak rambutnya kencang,

RED [GeminiFourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang