Hari kedua dirawat inap di rumah sakit kota, Bapak sudah berhasil melalui masa kritis tapi sekarang kondisinya masih lemah. Tadi pagi setelah pemeriksaan, dokter mengajak aku dan Abah ke ruangan nya, disana dokter menjelaskan tentang apa yang dialami Bapak. Ternyata beliau secara tidak sengaja mengkonsumsi obat serangga, meski dosis nya tidak tinggi tapi aku sangat khawatir terjadi hal lain dan juga... Siapa yang memberikan obat serangga pada Bapak? Rasanya tidak mungkin kalau Bapak asal memasukan barang yang tidak wajar ke dalam tubuhnya, Bapak tidak seceroboh itu.
Sekarang aku masih di rumah sakit ditemani Emak, sedangkan juragan dan Abah pulang ke rumah untuk mengambil baju ganti. Ruangan tempat Bapak dirawat sangat dingin tanpa kehadiran ibu, dinding nya berwarna putih bersih, berbeda dengan dinding triplek kayu yang mengelilingi tempat ku tidur. Emak terlihat lebih tenang, duduk di samping bangsal sambil memijat lengan Bapak.
Sampai saat ini, Mang Dani maupun Mang Wisnu belum menemui kami untuk menjenguk, atau karena pembatasan pengunjung? Aku tidak tahu dan lelah, sangat lelah. Duduk bersandar ke dinding, merapatkan kedua kaki sambil memeluknya. Kepala ku terasa berat, tak bisa tidur semalaman. Setiap kali mencoba memejamkan mata, saat itu juga bayangan kelam mengejar ku tanpa ampun.
****
Hari ke lima, dimana dokter menyatakan Bapak diperbolehkan untuk pulang dengan catatan harus istirahat penuh selama masih merasa lemas. Aku sedikit bernafas lega, segala rasa gundah yang kian membuncah perlahan sirna, aku bisa melihat senyuman di wajah Bapak yang kini sedang duduk di kursi roda.
Juragan Agus dan Mang Wisnu menunggu di lobi setelah menyelesaikan urusan administrasi, membantu Abah memindahkan tas ke dalam bagasi dan juga membantu memindahkan Bapak ke kursi belakang kemudi.
"Kang?"
"Iya juragan, kenapa?"
"Urusan biaya selama Indra dirawat tidak usah dipikirkan sekarang, itu urusan nanti, biar tidak memberatkan kalian.."
Abah tersenyum kecil nan sungkan, ditatap nya Emak seolah tak percaya. "Terimakasih juragan.."
"Kayanya juragan lagi bahagia, tadi juga Wisnu dapat tip.." Ujar Wisnu di balik stir.
Juragan Agus tertawa renyah, menggosokkan kedua telapak tangan nya. "Iya akhir-akhir ini saya lagi bahagia, hidup itu memang kadang suka dan kadang duka... Saya mencoba membuka lembaran baru, benar kata Wisnu diluar sana masih banyak kebahagiaan yang bisa saya dapatkan."
"Syukur Alhamdulillah kalau begitu juragan.." Imbuh Emak.
"Nanti kalau anak bungsu saya sudah wisuda, saya mau mengadakan babarit sekaligus syukuran wisudanya.. Nanti tolong kasih tau pekerja yang lain ya!" Ucap juragan Agus.
"Babarit, juragan? I-iya nanti saya sampaikan, iya tahun ini belum ada babarit. Memang nya kapan jang Nauval wisuda nya?" tanya Abah.
"Tiga bulan lagi.." Pungkas juragan dengan hati berbahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Arah (SELESAI)
Художественная прозаKenanga tak pernah menyangka akan berhadapan dengan situasi sulit saat beranjak dewasa, jiwanya diserang dari berbagai sisi namun ia hanya memiliki dua arah yang terasa serba salah. Jalan manakah yang akan Kenanga pilih? jalan manakah yang akan memb...