Senyuman di wajah Kenanga merekah harum seperti setangkai bunga camelia, kedua matanya tertuju pada seorang lelaki yang tengah duduk menunggu di dekat meja resepsionist.
Kenanga berlari menghampiri, mengucapkan salam dan rasa terimakasih, yang kesekian kali.
"Saya sudah mengurus semuanya untuk operasi Bapak kamu, dokter menjadwalkan operasi akan dilakukan besok jam 10 siang." Ucap lelaki tersebut, masih mengenakan pakaian yang sama saat ditemui di rumah.
"Terimakasih banyak juragan Sulaiman.." Ucap Kenanga penuh haru.
"Tidak usah terlalu banyak berterimakasih, anggap saja saya ini perantara dari Allah untuk menolong Bapak kamu.. Oh ya, tadi saya juga sudah bertemu Bapak kamu, dan.. Dua orang tua yang menunggu diluar." Ucap juragan Sulaiman seraya mengingat.
"Entah harus dengan cara apalagi saya harus berterimaksih, juragan.."
"Tidak usah sungkan.." Juragan Sulaiman memperhatikan penampilan Kenanga yang kian berantakan, namun hanya sebentar karena ia kembali teringat Tuhan nya. "Pakai ini, ganti baju mu, bersihkan wajah lalu makan malam dan istirahat.."
"Apa ini juragan?" heran Kenanga, melihat goodie bag berukuran sedang di tangan juragan Sulaiman. "Untuk saya?"
Juragan Sulaiman mengangguk. "Ambil lah, baju ganti, saya sudah membelikan makanan, saya titipan ke orangtua di ruang tunggu.."
Kenanga menelan saliva keraguan, ia tak pernah menyangka sedikitpun juragan Sulaiman akan berbuat baik hingga sejauh ini, karena Kenanga sangat tidak ingin jika diperlakukan baik hanya karena perasaan iba. Namun tatapan tulus lelaki di depan nya membuat Kenanga tak bisa menolak, ia pun meraih tali goodie bag tersebut.
"Apakah juragan akan pulang sekarang?" tanya Kenanga sungkan.
"Tentu, untuk apa saya disini berlama-lama? Urusan sudah beres, bukan?" juragan Sulaiman bertanya balik dengan dialek nya yang khas, seperti penduduk asli timur tengah.
"Baiklah, oh ya.. Sampaikan salam dan rasa terimakasih saya untuk istri juragan juga.." Ucap Kenanga ramah.
Juragan Sulaiman tersenyum kecil seraya memejamkan mata sekejap, lalu berpamitan pada Kenanga dan... Fahmi yang sedari tadi berdiri dari jarak jauh, karena tak ingin menganggu privasi Kenanga.
Setelah juragan Sulaiman hilang dari pandangan, baru lah Fahmi berani menghampiri Kenanga dan keduanya menaiki lift yang sama untuk sampai ke lantai 4.
Sesampainya di depan ruangan Lotus 1, Kenanga hanya mendapati Emak tengah tertidur dalam posisi meringkuk di atas kursi tunggu. Pedih hatinya melihat Emak harus tidur dalam kondisi tidak nyaman, ia tak berani mendekat karena takut Emak bangun, hanya bisa beralih ke pintu ruangan tempat Bapak dirawat ternyata di dalam ada Abah tengah membersihkan tubuh Bapak menggunakan tisu basah.
"Alhamdulillah masalah biaya operasi, hutang dan perjodohan dengan juragan Agus sudah selesai, tapi.. Nauval selingkuh.." Gumam Kenanga di depan pintu ruang rawat inap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Arah (SELESAI)
Fiksi UmumKenanga tak pernah menyangka akan berhadapan dengan situasi sulit saat beranjak dewasa, jiwanya diserang dari berbagai sisi namun ia hanya memiliki dua arah yang terasa serba salah. Jalan manakah yang akan Kenanga pilih? jalan manakah yang akan memb...