"Assalamualaikum..."
"Wa'allaikumsalam.. Kamu?"
"Iya, ini aku, Fahmi... Emang nya siapa lagi? Nauval?"
Kenanga memalingkan wajah dan kembali fokus mengambil lauk pauk di meja prasmanan untuk makan siang, Fahmi yang berdiri di samping nya terus melontarkan kalimat candaan yang terdengar tidak lucu di telinga Kenanga.
Selesai memuat makanan yang diinginkan, Kenanga mencari meja yang masih kosong, duduk sendirian seraya merasakan sejuknya angin yang berhembus. Tak lama Fahmi kembali menyusul, duduk di hadapan Kenanga seraya membawa satu piring makanan serta satu gelas sirup jeruk.
"Jangan cemberut, cuma bercanda kali... Tapi, emang kamu gak penasaran si Nauval kemana dan gimana kabarnya?" tanya Fahmi seraya mengaduk-aduk nasi dengan sup kol.
Kedua alis Kenanga bertemu, bibirnya mengerucut sebal, kalau bukan karena sedang di tempat umum rasanya ingin sekali mencubit Fahmi hingga kapok. "Apaan sih..."
"Fyi aja, Nauval sekarang dikirim ke Jakarta buat urusin pabrik teh disana, Wa Agus udah kepalang marah sama tu anak, sorry kalo cerita ini bikin kamu marah. Yaudah sok lanjutin makannya.." Fahmi menutup mulut dari pembicaraan tentang masa lalu Kenanga dan melanjutkan makan.
"Kalau kamu samperin aku cuma buat cerita tentang Nauval sebaiknya jauh-jauh sana, bukan karena aku benci, tapi aku udah gak mau terhubung dengan masa lalu lagi, cukup, aku udah tutup lembaran itu!!!" Ucap Kenanga sedikit tinggi, ia melakukan dengan terpaksa, tujuan nya agar Fahmi berhenti membahas Nauval.
Fahmi mengangguk paham, wajah nya berubah muram. "Iya, maaf... Tapi.. Serius kamu jadi pindah rumah?"
"Kenapa?"
"Malah nanya balik, sekarang kan Mang Indra udah nikah sama Bu Aisyah dan mereka pasti tinggal bareng disini dong? terus kamu mau tinggal sendirian gitu di rumah baru? gak takut?"
Diberondong pertanyaan penting tak penting dari Fahmi membuat Kenanga semakin jengah, baru pertama kali dalam hidup nya bertemu dengan lelaki super bawel dan slengean seperti Fahmi. "Ya teruss???"
"Nanti kita tinggal bareng di rumah baru kamu.." Ucap Fahmi tiba-tiba, membuat Kenanga terbatuk hampir tersedak.
"Kamu bicara apa?" Kenanga menyunggingkan bibirnya, ucapan Fahmi semakin diluar nalar.
"Aku mau nunggu kamu.."
"Nunggu? emangnya aku mau kemana?"
"Nunggu kamu jadi milikku.."
"Fahmi!!!" Kenanga mendecik kesal, menodongkan ujung garpu pada lawan bicaranya.
"Ampuuun!" Fahmi mengangkat kedua tangannya seperti buronan tertangkap basah. "Hahaha.. Kamu lucu ya kalo lagi marah, gak ada serem-serem nya, udah turunin itu garpu... Ya pokoknya aku bakal nunggu kamu, serius.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Arah (SELESAI)
Genel KurguKenanga tak pernah menyangka akan berhadapan dengan situasi sulit saat beranjak dewasa, jiwanya diserang dari berbagai sisi namun ia hanya memiliki dua arah yang terasa serba salah. Jalan manakah yang akan Kenanga pilih? jalan manakah yang akan memb...