Sudah hampir 10 menit Kenanga dan Fahmi menunggu kedatangan juragan Sulaiman, namun sang tuan rumah belum juga menunjukan batang hidung nya. Orang pertama yang datang ke ruang tamu tak lain adalah seorang perempuan setengah abad, mengantarkan berbagai jamuan lezat, setelahnya perempuan itu keluar tanpa berkata apapun lagi selain mempersilahkan tamu nya menikmati jamuan.Jantung Kenanga berdegup semakin cepat seiring dengan gerakan jarum merah pada sebuah jam dinding berukuran super besar yang terletak di arah kiblat, kedua kaki nya tak henti bertepuk ke lantai, terlebih Fahmi pun hanya diam seraya bermain ponsel, tak mengajaknya berbicara untuk mengurangi rasa cemas.
"Assalamualaikum..."
"Wa'allaikumsalam.." Kenanga bangun dari kursi empuk, menunduk segan dengan wajah pucat.
"Silahkan duduk lagi..." Ucap Seorang pria tampan rupawan bertubuh tinggi tegap, mengenakan jubah putih dengan kain surban menghiasi kepala. "Saya dengar dari Pak Basri kalau kalian ada keperluan darurat, perihal apakah itu?" tanya nya to the point.
Tak langsung menjawab, justru Kenanga terpaku saat melihat wajah pria dewasa di depan nya, untung Fahmi segera berdehem hingga Kenanga tak terlalu lama berbasa-basi. Baru pertama kali ia melihat pria itu dalam hidup nya meskipun sering mendengar cerita beragam dari warga desa Sukaluyu, ternyata penampilan juragan Sulaiman tak seperti yang dibayangkan.
"Maaf juragan Sulaiman, saya benar-benar mohon maaf... Tujuan saya kesini karena ingin meminta bantuan, saya tidak tahu harus meminta bantuan kepada siapa lagi.." Ucap Kenanga lirih dengan kedua tangan saling bertaut.
Juragan Sulaiman baru pertama kali melihat Kenanga dan Fahami merasa asing hingga menyimpan sedikit rasa waspada. "Bantuan apa?"
"Bapak saya harus segera di operasi besok, beliau menderita pembekakan jantung, saya tidak punya biaya.. Kalau juragan berkenan, apa boleh saya meminjam uang dengan nominal besar? Saya janji akan menggantinya tapi dengan cara di cicil, saya mohon juragan apapun syaratnya..." Mohon Kenanga dengan amat sangat hingga tak bisa lagi membendung airmata.
Hati sang juragan merasa iba dan curiga diwaktu yang sama, mengingat Kenanga berasal dari desa Sukaluyu, anak dari pria bernama Indra Aswatama. "Kamu berasal dari desa Sukaluyu kan? Kenapa tidak meminta bantuan juragan Agus saja?"
Mendengar kata 'juragan Agus' membuat Kenanga terhenyak, hatinya kembali terasa sakit, teringat akan perjodohan paksa yang mungkin bisa saja terjadi jika ia tak memiliki opsi lain jika juragan Sulaiman tak bersedia memberikan pinjaman. Kini Kenanga dilanda dilema, apakah harus jujur tentang masalah nya dengan juragan Agus atau mencari alasan lain.
"Kalau Kenanga minta bantuan juragan Agus itu berarti Kenanga harus siap dinikahi.." Celetuk Fahmi tiba-tiba hingga membuat Kenanga dan juragan Sulaiman terbelalak.
"Fahmi, ssttt..." Ucap Kenanga seraya menempelkan telunjuknya di depan bibir.
"Saya bisa saja memberikan pinjaman, tapi apa jaminan nya?" tanya juragan Sulaiman, seolah tak tertarik dengan ucapan Fahmi.
"Saya tidak punya sertifikat juragan, sebutkan saja apa syaratnya, barangkali bisa saya penuhi, mungkin juragan bisa ambil KTP saya." Jawab Kenanga bersungguh-sungguh.
Juragan Sulaiman tampak berpikir sejenak, menopang dagu dengan tangan kanan sementara tangan kiri nya memutar tasbih putih. "Berapa yang kamu butuhkan?"
"Juragan, maaf jika memberatkan... Saya butuh 150 juta, saya tahu ini sangat besar tapi saya benar-benar membutuhkan uang itu besok." Lirih Kenanga, menangis terisak, tak memperdulikan lagi penampilan nya yang sudah kusut.
Lagi-lagi juragan Sulaiman terdiam, berpikir lebih dalam lagi, bukan karena keberatan melainkan ia memikirkan syarat apa yang bisa dipenuhi oleh Kenanga tanpa memberikan beban berlebihan. Melihat bagaimana gadis di depan nya menangis dengan duka mendalam, membuat juragan Sulaiman merasa iba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Arah (SELESAI)
Fiksi UmumKenanga tak pernah menyangka akan berhadapan dengan situasi sulit saat beranjak dewasa, jiwanya diserang dari berbagai sisi namun ia hanya memiliki dua arah yang terasa serba salah. Jalan manakah yang akan Kenanga pilih? jalan manakah yang akan memb...