• 𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙢𝙤𝙙𝙚 𝙤𝙣 •

120 7 10
                                    

🍷💐🍷

Semenjak malam itu, malam di mana kamu bertemu Nanami di acara kantor teman papi mu. Kamu dan Nanami menjadi dekat.

Kamu sendiri tidak tahu awalnya bagaimana bisa dekat dengan Nanami. Tapi yang jelas, setelah pertemuan kalian waktu itu, Nanami rajin ke rumahmu setiap seminggu sekali. Katanya sih ada urusan pekerjaan dengan papi mu, tapi karena kamu masih 15 tahun yang jujur saja engga tahu alasan sebenarnya, hanya iya-iya saja.

Setiap kali Nanami datang ke rumah, setiap itu pula kamu yang membukakan pintu untuknya. Ntah kebetulan saat ingin kembali ke kamar tiba-tiba ada tamu, ntah yang kadang kamu di mintai tolong oleh mami atau papi mu langsung. Intinya, setiap Nanami datang, selalu kamu yang membukakan pintu.

Seperti saat ini, “Malam, [Name]” sapanya lembut.

“Malam, kak Nami”

“Papi kamu ada?”

“Ada, kak. Papi di ruangannya, masuk aja”

“Baiklak”

Saat Nanami membuka sepatunya dan menggantinya dengan sendal rumah milik keluarga mu. Kamu melangkahkan kaki menuju kamar, namun ditahan oleh Nanami.

“Kenapa, kak?”

“Ini” ujarnya menyodorkan sebouquet permen.

“Buat aku, kak?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Buat aku, kak?”

“Iya”

“Seriusan buat aku?”

“Iya”

“Ngeprank engga nih?”

“Engga. Ini beneran buat kamu, [Name]”

Kamu terdiam, “Hey, engga mau ya? Ya udah kakak am--

“Aku mau” ucapmu cepat kemudian mengambil bouquet itu dari tangan Nanami.

Nanami tersenyum, “Dihabisin, yaa”

“Makasih ya kak Nami”

“Sama-sama, [Name]”

Kamu tersenyum ke arah bouquet permen pemberian Nanami, sedangkan ia tersenyum ke arahmu.

“[Name], kakak ke ruangan papi ya”

“Ah, iya. Semangat kerjanya kak Nami”

Nanami mengangguk, saat hendak pergi kamu menahannya. “Bentar, kak. I-ini aku balesnya gimana?”

“Cukup cepat besar saja”

“Ha?”

“Engga ada, kakak bercanda. Cukup abisin aja permennya, kakak ke ruangan papimu dulu”

Nanami pergi meninggalkan kamu yang terdiam mencerna ucapan Nanami sebelumnya.

Di depan pintu ruang kerja papi mu, Nanami kembali memasang wajah datarnya. Tangannya terangkat untuk mengetuk pintu di hadapannya.

Tok~Tok~

“Masuk”

Ceklek~

“Saya datang, pak Baji”

“Ya, selamat datang Nanami”

Nanami berjalan ke arah meja papi mu.

“Kali ini apa buah tanganmu untuk putriku?”

Nanami tersentak, “Bapak tau?”

“Dia putriku, bagaimana aku tidak tau”

“Maaf, pak”

“Kenapa harus minta maaf? Aku tidak marah Nanami, asalkan kau tidak macam-macam pada putriku”

“Apa itu lampu hijau darimu, pak?” tanya Nanami ragu-ragu.

“Kalau kau serius, Aku tidak masalah”

“Jangan begitu, pak. Anakmu masih kecil, tidak bisa saya nikahi”

Papi mu terkekeh, “Ku pikir kau mau menunggunya hingga cukup umur”

“Pak... Saya maunya begitu. Tapi umurnya terlalu jauh”

“Kau yakin itu alasannya? Lalu kenapa hingga detik ini kau sering memberikannya hadiah?”

Nanami terdiam.

“Kau suka putriku kan, Nanami? Untuk saat ini, itu adalah masalah. Karena putriku masih kecil, jadi dengan berat hati ku tolak kau jika ingin melamarnya. Tapi, jika umurnya sudah cukup dan niatmu masih sama, aku tidak masalah. Satu lagi Nanami, umur hanyalah angka”

“Kalau begitu, jangan berikan putrimu pada siapapun, pak”

TBC. -04/11/2023.

My Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang