• 𝐓𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚 •

135 9 16
                                    

🍷💐🍷

Tidurmu terusik, karena kamu merasakan ada sesuatu yang menggelikan menyentuh wajahmu. Kamu membuka matamu, lalu mengerjapkannya beberapa kali.

“Mas Ken?”

Chup~

“Good morning, sayang”

“Ehemmm... Ini jam berapa, mas?”

“Setengah delapan, sayang”

Mendengar itu kamu membelalakkan matamu dan terduduk dengan cepat membuat darah rendah mu kumat.

“Santai, sayang. Jangan bangun tiba-tiba begitu. Pusing tidak?”

“Santai bagaimana maksud, mas. Anak-anak bagaimana? Pasti mere--

“Mereka sudah sarapan dan sudah di sekolah saat ini, sayang” ujar Nanami memberi penjelasan.

“Mas Ken... Kenapa enggak bangunin aku?”

“Tidurmu pulas sekali, sayang. Mas tidak en--

“Tidak ada kata tidak enak, selagi aku tidak sakit, bangunkan saja, Mas Ken”

“Iya, maafin mas ya, sayang”

“Pokoknya lain kali bangunin aku, kalau sampai jam enam aku belum di dapur”

“Iya, sayang. Maafin mas ya”

Kamu mengangguk pelan, kemudian memeluk Nanami. Dengan senang hati Nanami membalas pelukanmu. Sesekali ia kecup puncak kepalamu.

“Mas Ken, engga kerja?” tanyamu yang masih di dalam dekapan Nanami.

“Mas ambil cuti sehari”

“Buat apa?”

“Buat kamu”

Kamu mendengarkan kepalamu menatap suamimu, Nanami. “Untuk aku? Emangnya aku kenapa?”

Nanami mengecup bibirmu sekilas, “Kamu bilang tadi malam kamu tidak enak badan, lupa kah?”

“Ha? Emang iya? Serius, mas? Aku baik-baik aja tau”

“Syukurlah kalau memang sudah baikan, istri mas ini tidak boleh kecapean, ya”

Kamu terdiam, “Mas”

“Ya, sayang?”

“Berangkat aja ke kantor”

“Ti--

“Aku mohon jangan menolak, mas. Aku baik-baik saja, mas bisa kerja hari ini”

“Kamu yakin, sayang?”

“Yakin seratus persen, udah ah. Sekarang kamu siap-siap sana, aku siapin makanan kamu”

“Baiklah, sayang”

🍷💐🍷

Kalian telah selesai sarapan bersama, kini kamu dan Nanami sudah berada di depan pintu, tepatnya Nanami ingin berpamitan terlebih dahulu.

My Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang