• 𝙆𝙚𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣𝙩𝙖𝙝𝙪𝙖𝙣 𝙆𝙚𝙞 •

136 10 0
                                    

Ini chapter dibuat untuk kalian yang penasaran awalnya [Name]-chan dan paksu tuh ketemunya gimana sih. Baca ini jangan di skip. Okay?

🍷💐🍷

Malam ini, kamu sudah kembali terjun ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Walaupun sebenarnya harus mujuk Nanami setengah mampus dulu.

“Sayang, Hati-hati kena pisau ya” peringat Nanami.

Kamu baru sadar, kalau kamu di dapur engga sendirian. Karena apa? Karena Nanami join buat bantuin kamu masak makan malam.

“Sayang, mas ngomong ini. Dengarkan?”

“Dengar mas Ken. Tenang aja, aku udah pro--ahh”

Nanami yang tengah mengaduk sup ayamnya pun langsung menarik tanganmu dengan hati-hati. “Tuhkan, apa mas bilang. Hati-hati, sayang”

Matamu berkaca-kaca, “Ma-maaf mas Ken”

Nanami tersentak, Nanami baru ingat kalau kamu sedang bulanan dan hal itu membuat dirimu menjadi lebih sensitif, contohnya sudah jelas seperti saat ini.

“Mas minta maaf, sayang. Mas enggak maksud marahin sayangnya mas ini. Mas cuma khawatir” ucap Nanami lembut kemudian memelukmu.

“I-iya, a-aku bakal hati-hati kedepannya”

Nanami tersenyum dan dengan telaten ia membawa tanganmu ke arah wastafel kemudian mencucikan tanganmu dengan air mengalir. Setelah dibersihkan, Nanami mengeringkan tanganmu menggunakan beberapa lembar tissue.

Nanami membawa dirimu ke meja makan, “Tunggu sebentar” ujar Nanami kemudian pergi ntah kemana.

Tak lama Nanami kembali dengan kotak P3K di tangannya. Nanami duduk di sebelah kamu dan mengambil tanganmu untuk ia pakaikan plester setelah selesai memakaikan plester tersenyum, ia kecup jarimu lembut.

“Sudah, sayang”

“Terima kasih, mas Ken”

“Sama-sama, sayang. Sudah ya, tungguin di sini saja, biar mas yang lanjutin”

“Kenapa gitu?”

“Udah, enggak apa. Biar mas aja yang lanjutin”

Nanami yang melihatmu ingin berkomentar langsung berkata, “Kalau mau bantu mas, cukup panggilin anak-anak aja buat makan malam”

Kamu menyerah, “Baiklah” ujarmu singkat kemudian beranjak ke arah kamar anak-anak.

🍷💐🍷

Nanami, kamu dan anak-anak makan diiringi obrolan si sulung Nanami dan si bungsu Nanami di sekolahnya.

Hingga tiba di pertengahan waktu makan malam, Kei bertanya, “Ayah, bunda. Kei mau nanyak dong”

“Nanyak apa, sayang?”

“Kei enggak tau boleh nanyak ini atau enggak, tapi Kei penasaran ayah sama bunda tuh ketemunya gimana sih awalnya?”

Kamu menatap Nanami yang ternyata ia juga sudah menatapmu ntah dari kapan.

“Mau mas yang jelasin atau aku?”

“Kamu aja, sayang”

“Ya udah. Jadi gini Kei, Kino. Kalau kalian benar-benar penasaran gimana awalnya ayah dan bunda bisa ketemu dan bareng itu. Jadi awalnya karena ayah kalian ini rekan kerjanya kakek kalian”

Akino dan Kei menganga tak percaya, sedangkan kamu dan Nanami hanya terkekeh.

Flashback on

“[Name] sayang, ikut papi mau enggak?”

“Ikut kemana, pi?” tanyamu.

“Nanti malam itu, kantor teman papi ada acara. Kamu ikut papi ya, temenin papi”

“Mami mana?”

“Mami ada urusan, intinya urusan mami dan papi tuh bentrok, jadi engga bisa pergi bareng. Ikut papi ya, cantik”

Kamu menghela napas pelam, “Baiklah. Tapi kira-kira ramai enggak, pi?”

Pertanyaan retoris mu tetap dijawab oleh papimu, “Namanya acara kantor, sayang. Pasti ramai. Tapi tenang, papi bakal bareng kamu terus”

“Harus lah”

Papi mu tertawa, “Jadi ikut kan, sayang?”

“Baiklah, [Name] ikut papi”

“Nah, bagus. Terima kasih princess”

Malam harinya, kamu benar-benar ikut ke acara kantor teman papi mu. Genggaman papi mu tidak lepas barang sedetikpun.

Kamu bertemu banyak orang di sana, karena papi mu ini adalah salah satu petinggi di perusahaannya, jadi mau tidak mau kamu dikenalkan lah ke setiap orang yang kamu dan papimu temui contohnya seperti saat ini.

Kamu menatap pria berbadan tinggi dan tegap di hadapanmu saat ini, wajah datarnya membuatmu sedikit segan untuk menatapnya lama-lama, namun saat ingin mengalihkan pandanganmu, pria dewasa itu mengajakmu berkenalan.

“Nama kamu siapa, cantik?”

“A-aku [Name], uncle”

‘[Name] ya? Bentar, dia manggil aku apa tadi?’

Pria dewasa itu tertegun mendengar kamu memanggilnya uncle, hahaha.

“U-uncle?” beonya tak percaya.

“Ya daripada aku panggil paman”

“Bu-bukannya itu sama saja?”

“Iya sih, tapi lebih keren uncle”

Pria dewasa itu terdiam beberapa saat, papi mu yang melihat ekspresi wajah sang rekan terkekeh pelan, “Kau keberatan, Nanami?”

“Ntahlah, pak. Saya bingung sendiri. Apa saya setua itu?”

Kamu yang mendengar itu langsung bertanya, “Uncle umurnya berapa? Daripada itu uncle belum kenalin namanya” ocehmu.

Nanami tersenyum, “Nama saya Nanami Kento, umur saya 28 tahun. Saya belum setua itu untuk kamu panggil uncle”

Matamu membulat sempurna, “28 tahun? Wahh, aku baru 15 tahun, uncle. Eh? Aku panggil apa dong kalau bukan uncle?”

“Terserah kamu, tapi jangan panggil saya uncle, saya tidak setua itu, kamu aja yang telat lahir” ujar pria bernama Nanami itu dengan nada bercanda.

Kamu yang memasang wajah kesal, hanya dibalas kekehan oleh papi mu dan Nanami.

“Bagaimana kalau kakak?”

“Hmm?”

“Kakak, Kakak Nanami. Aku panggilnya kak Nami, bagaimana?”

“Tidak buruk, saya tidak keberatan”

“Okay, aku ulang dulu”

Nanami diam melihat apa yang akan kamu lakukan.

“Aku Baji [Name], salam kenal ya, kak Nami” ujarmu membungkukkan tubuhmu sedikit sembari menampilkan senyuman terbaik yang kamu punya.

Deg~

Kamu terdiam melihat Nanami yang terdiam, sedangkan papi mu tertekekeh, “Jangan lupa kedip, Nanami”

Nanami tersentak, “Ha? I-iya”

TBC. -04/11/2023.

My Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang