Rumah Sakit Raikan
Gunawan baru saja keluar ruangan pasien dan berbicara pada perawat tetang situasi residen. Kemudian, sosok familiar berjalan di lorong.
“BASWARA!” Gunawan berteriak padanya.
Baswara melihat Gunawan memanggil, dia lalu menghampirinya dan bertanya, “Ada apa?”
“Anak intern dari Universitas Kesehatan akan tiba dan butuh sedikit bimbingan selama mereka disini.” Gunawan menyebutkan dengan melihat beberapa anak intern yang sudah sibuk tak jauh dari mereka berdua.
"Kita tidak punya seseorang saat kita pertama kali lulus bukan?” Baswara mengingatnya.
"Itu karena kita sudah pintar, OK? Aku sangat ingat bahkan sebelum kamu lulus, kamu telah mengikuti pengajarmu berkeliling RS. Setelah kau lulus, mereka bahkan tidak mau repot membuatmu menjadi anak intern, mereka hanya membuatmu langsung memulainya.” Gunawan menjelaskan.
"Kalau aku, karena aku saudaramu paling dekat, aku beradaptasi selama 2 bulan. Lihatlah perbandingannya dengan intern sekarang, paling tidak baru setengah tahun lagi sebelum mereka siap terjun di lapangan!”
"Kenapa kau tiba-tiba mengevaluasi para intern?” Baswara bertanya dengan tawanya.
"Itu karena sekarang sedang tidak terlalu hetic, dan agak santai sekarang. Setidaknya kita bisa minum setelah kerja nanti malam.” Gunawan bertanya dengan menaikkan alisnya.
"Tidak bisa. Aku harus ke lab setelah kerja.” Tolak Baswara.
"Sudah mendapat ide lain?” Tanya Gunawan terkejut.
"Aku hanya akan melakukan beberapa percobaan sambil memikirkan beberapa ide baru.” Jawab Baswara.
“OK, kamu begitu cepat semangat kali ini.” Puji Gunawan.
"Kenapa, apa karena aku tidak kompenten menghadapi kegagalan ini?”
"Bukan begitu, itu karena setiap kamu menerima kegagalan di setiap eksperimenmu di masa lalu, paling tidak kau akan down kurang lebih selama 2 hari. Aku tidak bisa menemanimu minum kemarin, tapi mungkin sekarang kau sudah tidak membutuhkannya lagi. Berarti tidak butuh alasan untuk pergi minum lagi bukan?” Jelas Gunawan.
"Kurangi minum, jangan lupa kau seorang dokter.” Baswara menasehati.
"Dokter juga punya kehidupan juga kau tahu.” Gunawan akan bicara lagi saat ponselnya berdering.
Melihat nama yang tertera, Gunawan menaikkan alisnya terkejut, dan akhirnya menjawab panggilan itu, “ Aku tidak pernah menyangka si cantik ini yang menelponku?”
“Oh, OK, OK, aku akan kesana sekarang.”
Ketika Gunawan mengakhiri panggilan teleponnya, Baswara bertanya, “Pacar barumu?”
“Bukan. Aku tidak yakin, aku harus pergi dah.”
Baswara menatapnya aneh.
“Itu teman Wilmana yang menelpon, mereka sedang menuju Obstetrics Department untuk check up kandungan. Disana terlalu banyak antrian, dan mereka meminta tolong padaku jika aku bisa menemani mereka. Ini terakhir kalinya aku ingin mengenal mereka kau tahu.
Apakah baiknya aku mengambil kesempatan ini dan membuat mereka kagum padaku?” Jelas Gunawan.
Baswara tidak menjawabnya,dia hanya berbicara pada perawat yang lewat bertanya, “Pass me the 3-be case."
Perawat itu menemukan filenya dan menyerahkannya pada Baswara.
Baswara dengan luwes menyerahkan file itu pada Gunawan dan berkata, “Help me check out these patients, I’ll go make the good impression instead."

KAMU SEDANG MEMBACA
Meeting to Married
RomanceBaswara yang telah ditolak lamarannya sebanyak 3 Kali dipertemukan dengan Wilmana didepan KUA yang juga dicampakkan kekasihnya sebelum mendaftarkan pernikahan keduanya.