Hari ini sungguh hari yang cerah. Taman komplek begitu ramai anak bermain. Cuaca di Raikan memang biasanya seperti ini. Selama ada matahari, meskipun di musim dingin tapi banyak orang yang keluar rumah seperti sudah musim semi. Mungkin orang-orang sedang menikmati awal musim seminya.
Ketika Wilmana akan pergi, dia melihat kembali kebelakang dimana kamar Baswara berada, dengan ekspresi hangat. Kadang ketika dua orang ingin bersama, yang satu memberi dan yang satu menerima. Sepertinya Wilmana dipihak yang awal. Apakah semua orang juga bertemu seseorang yang tepat sepertinya? Dimana kebahagiaanmu berada di bahagianya dia. Seperti bunga matahari yang mengejar sinar matahari. Wilmana memandang ke arah jendela dan berpikir, Jika aku mendapatkan kehangatan seperti ini, bisakah aku menjadi mataharimu juga?
Wilmana pergi ke Pipi studio guna membantu Marcel mereview beberapa final part di dubbing. Kemudian di pergi makan siang dan berkendara menuju stasiun radio.
“Direktur Jeri!” Kemarin Wilmana sudah di informasikan bahwa Direktur Jeri ingin berbicara dengannya, jadi dia datang siang ini.
“Kemarilah Wil, apa kamu sudah makan siang?” Direktur Jeri meletakkan berkas yang dia baca dengan menanyainya.
“Terimakasih atas perhatiannya, aku sudah makan pak!” Wilmana membalasnya dengan senyum.
“Baik. Kamu harus memperhatikan kesehatanmu. Meskipun kau masih muda dan sehat, kamu tetap harus berhati-hati karena menjadi penyiar di acara tengah malam apalagi sering tidur terlambat.” Nasehat Direktur Jeri.
“Tentu, terimakasih atas perhatiannya pak!”
“Duduk dan mari bicara! Aku selalu mendengarkan program acaramu tadi malam.”
"Oh?” Wilmana terkejut mendengar ini.
"Aku harus bilang, semalam sungguh penuh semangat dan ramai. Terlebih setelah kau membaca puisi itu, aku jadi teringat masa mudaku ketika berusia 20an, dan masih mengejar istriku waktu itu.”
"Benarkah?” Jawab Wilmana tersenyum.
“Benar, istriku mendengarmu semalam, dan dia ingin aku bertanya padamu tentang apa yang terjadi selanjutnya pada si tampan dan pangeran kampus?” Direktur Jeri penasaran dengan keduanya.
"Itu…aku juga tidak tahu kelanjutannya pak. Jika aku mengetahui kabar terbaru mereka, aku pasti memberitahu anda!” Jawab Wilmana pasti.
"Oh… anonymous caller sangat susah untuk dilacak.” Jawab Direktur Jeri kecewa.
"Hehe…” Wilmana hanya tertawa pelan.
“Oh, ngomong-ngomong bukan itu pertanyaan utama yang ingin aku tanyakan padamu, aku hanya ingin memastikan untuk acara Gala Tahun Baru besok bagaimana persiapannya?” Direktur Jeri yang baru mengingat tujuannya memanggil Wilmana.
"Aku berencana akan menyanyikan sebuah lagu.” Wilmana memikirkan itu dan berakhir dia akan tampil dan membawakan sebuah lagu.
“Bagus, kamu bisa menyanyi dengan indah. Apa kamu sudah memilih lagunya?” Tanya Direktur Jeri.
"Aku akan memutuskannya besok!” Masih ada waktu 5 hari sampai rehearsal, jadi Wilmana tidak khawatir.
"Kamu harus bernyanyi maksimal, pastikan nama radio kita dikenal banyak orang!”
"….” Wilmana hanya mengangguk.
“Ngomong-ngomong, untuk menunjukkan dukungan kita, stasiun radio memberikan spesial budget. Pergilah ke salon dan minta bantuan orang memilihkan baju serta make up untuk hari itu, pakailah sepuasmu kartu ini.” Ucap Direktur Jeri memberikan sebuah kartu atm dan kartu bewarna hitam pada Wilmana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Meeting to Married
Storie d'amoreBaswara yang telah ditolak lamarannya sebanyak 3 Kali dipertemukan dengan Wilmana didepan KUA yang juga dicampakkan kekasihnya sebelum mendaftarkan pernikahan keduanya.