Baswara dan Gunawan secara mengejutkan tidak memiliki jadwal operasi hari ini. Jadi ketika mereka selesai kunjungan pasien, mereka berhasil makan malam di kantin tepat waktu. Saat Nana memasuki kantin, dia mengisi nampan dengan makanan, lalu menghampiri dua sosok yang duduk di meja dekat jendela.
Gunawan yang sedang sibuk makan sup ketika dia melihat Nana duduk di hadapan Baswara, menyebabkan dia tersedak dan menyemburkan beberapa sup dari mulutnya.
"Kenapa kau begitu menjijikkan." Nana memberinya beberapa tissu.
Gunawan melirik Baswara sambil terbatuk. Melihat bahwa Baswara tidak terlalu terkejut dengan kedatangan Nana dia hanya menundukkan kepalanya dan fokus pada makanannya, tidak berinisiatif untuk memulai pembicaraan.
Merasa suasana semakin canggung, Gunawan mencoba mencari topik untuk dibicarakan,"Uhuk oh bentar Nana aku ingat Dr. Marie tinggal di sini selama sebulan? Apakah kau akan kembali ke Amerika setelahnya, atau tetap tinggal?"
Dr.Marie adalah mentor Nana selama di Amerika. Rumah Sakit Raikan baru-baru ini mengundang Dr. Marie untuk datang dan mengajar, jadi Nana mengikutinya ke sini sebagai muridnya.
"Aku akan kembali ke Amerika dulu, lagipula aku masih punya waktu dua bulan sebelum menyelesaikan studiku." Sambil mengatakan ini Nana melirik ke arah Baswara.
"Bagaimana setelah kau lulus? Apakah kamu akan kembali ke rumah sakit anak-anakmu, atau kamu akan bekerja di Rumah Sakit ini?" Gunawan bertanya.
“Aku sudah diundang oleh kedua rumah sakit, tapi aku masih ragu-ragu.” Nana masih melirik Baswara.
Baswara menghabiskan makanannya, meletakkan sumpitnya, dan mengambil tisu untuk menyeka mulutnya. Melihat ke arah Nana dia bertanya padanya,"Nana apakah kamu menemui Wilmana kemarin?"
Gunawan membeku, matanya beralih ke Baswara.
Ketika Nana memberikan parfum itu kepada Wilmana dia tahu bahwa Baswara pasti akan mengetahuinya. Sepertinya dia menyusahkan Wilmana kemarin. Nana merasa puas dengan hal ini, tetapi wajahnya tetap dibuat biasa saat dia menjawab,"Iya aku sangat malu karena telah mengambil parfum yang kamu beli untuk Wilmana jadi aku membawanya kembali dari Amerika. Aku kebetulan bertemu dengannya kemarin di bangsal pediatri, jadi aku punya kesempatan bicara dan mengembalikannya padanya."
"Terima kasih." kata Baswara.
"Your welcome!"
"Tapi hubungan kita sekarang sudah berbeda jadi jika ada hal lain yang kamu pikirkan di kemudian hari, kamu tidak perlu repot-repot mengirimkannya kembali." Baswara berkata sambil tersenyum.
Ekspresi Nana menegang ketika dia mendengar ini, menatap Baswara dengan tidak percaya.
Gunawan juga terkejut dengan sikap Baswara. Pria ini jarang berbicara langsung kepada orang lain apalagi kepada Nana.
"Bagaimana aku bisa melakukan itu? itu parfum mahal." Kata Nana.
"Tidak masalah, bukan berarti gajiku yang rendah, aku bisa dengan tenang menghujani Wilmana dengan hadiah yang dia mau." Setelah Baswara mengatakan ini dan berdiri, "Aku sudah selesai makan, jadi aku pergi dulu."
Tanpa menunggu jawaban Baswara keluar dari kantin.
Gunawan melirik ke arah Nana hanya untuk menemukan dia tampak cemberut, sumpit kayu di tangannya sudah patah.
"Aku juga sudah selesai. Nikmati waktumu dan makan perlahan." Gunawan dengan cepat melarikan diri, meninggalkan Nana yang memukulkan sumpitnya yang patah ke meja.
Gunawan berhasil mengejar Baswara dan terkejut ketika dia bertanya: “Apa yang terjadi kemarin?”
Baswara membuka pintu kantor mereka dan menjawab, "Cobalah berhenti untuk menggosip."

KAMU SEDANG MEMBACA
Meeting to Married
Storie d'amoreBaswara yang telah ditolak lamarannya sebanyak 3 Kali dipertemukan dengan Wilmana didepan KUA yang juga dicampakkan kekasihnya sebelum mendaftarkan pernikahan keduanya.