Niall HSetelah sampai hotel gadis yang memberiku tumpangan teriang-iang didalam pikiranku. Ada yang menarik dari dirinya, walaupun dia hanya mengenkan yoga pants dan sweater merahnya dia tampak sederhana dan cantik. Tapi aku lupa menanyakan namanya. London is quite small mungkin aku bisa mememuinya lagi aku berharap seperti itu.
"niall darimana saja kau" harry datang menggosok gosok matanya dia terlihat lelah, memang hari ini hari yang cukup melelahkan selain M&G juga ada talk show yang harus kami hadiri.
"aku dari pergi jalan jalan" hari ini cukup hangat di London dan kota juga lumayan sepi jadi aku memutuskan untuk berjalan jalan sebentar dan ternyata keputusanku salah. Diluar cukup dingin dan para gadis masih saja bisa mengenaliku. Sehingga aku harus lari dari kejaran mereka.
"oh" kata itu terucap dari bibir harry sebelum dia menghempaskan badannya ke kasur dan memeluk gulingnya. Aku masih memikirkan gadis doughnut itu. Aku tersenyum saat terbesit kata "gadis doughnut" itu nama yang cute untuknya. Niall apa yang kau pikirkan kau bahkan tak tau namanya.
Aku membuka pakaianku dan meninggalkan boxer ku - hot af ;) - lalu masuk ke dalam selimut. Kudengar harry sudah tertidur dan mendengkur kecil aku melihat kearah balcony memikirkan gadis itu, aku tak bisa mengeluarkannya dari otakku. Aku tersenyum mengingat dia terkejut saat melihatku, ya aku tak menjamin dia seorang directioner tapi dari tingkahnya sepertinya dia mengenalku.
---
Tom A
Aku masih gelisah tak menemukan nisan ku, aku sudah berkeliling pemakaman tapi tetap saja aku tak menemukannya. Sebenarnya aku berasal dari mana kenapa aku bisa stuck di London jika aku tak dikubur di sini. Cindy baru saja pulang dan aku masih tak menemukannya. Seandainya aku bisa mengingat.
Gadis pirang bernama sarah itu masih ada di pikiranku, siapa gadis itu kenapa sepertinya dia mengenalku sangat dekat aku juga mengenalnya sangat dekat. Aku mencoba mengingat ingat tentangnya lagi tapi tidak ada memori tentang dirinya setidaknya nama belakangnya tapi nihil. Aku duduk melihat senja di pemakaman, sungguh malang nya diriku.
"hey" seseorang dari arah belakangku. Aku tak yakin dia memanggilku atau bukan tapi tak ada seorangpun disini. Aku menengok dan seorang laki laki paruh baya mendekatiku. Aku melihat penampilannya dari atas sampai bawah dia terlihat sangat rapi. "sedang apa kau disini?"
"aku sedang mencari makamku" siapa tau dia mengenalku.
"hahaha kau mencari makammu?" dia mengeluarkan pipe dan menyalakannya. Dia menghembuskan asap rokoknya.
"ya aku mencari makamku, aku sudah mencarinya keseluruh pemakaman tapi aku tak menemukannya" dia memandang kearah pohon yang rindang disana kemudian dia melihatku.
"mungkin saja kau memang tak di kubur"
"tak di kubur? Jadi aku belum mati" aku shock mendengar pernyataan itu, bagaimana mungkin aku tak dikubur.
"hahaha bukan begitu, tapi maksudku" dia mendekat kearahku bisa ku cium bau rokok yang ada di pipe nya sangat kuat dan khas. "tapi kau tak di kubur secara sah"
"dikubur secara sah?"aku makin tak mengerti apa yang di bicarakan old man ini, seperti berbelit belit.
"anak muda dengarkan, maksudku dikubur secara sah itu kau tak di kubur di pemakaman" aku menaikan alisku melihatnya. "ya bisa di katakan kau dibunuh dan dikuburkan di suatu tempat" aku sangat terkejut mendengarnya.
"no no! pleasee hey! dont!" aku melihat dua orang berpakaian serba hitam membawa pisau yang sudah ada darahnya, aku merasakan lenganku perih dan juga kakiku. Aku seperti sudah babak belur wajahku dan perutku sangat sakit.
Memori itu muncul dan membuat hatiku sakit tak sadar aku meneteskan air mataku. Apa yang sebenarnya terjadi pada diriku, memori yang sangat mengerikan itu benar benar mengerikan. Aku bahkan bisa merasakan perih itu sekarang.
Aku langsung pergi dari pemakaman aku mendengar old man itu mengucapkan "good luck" saat aku pergi. Aku harus mencari cindy, aku harus menceritakan memori mengerikan itu.
Cindy M
Aku pulang dan melihat niall sibuk dengan ponselnya. Aku menghelai nafas duduk di sofa melihat niall. Tadi ciuman yang sangat indah niall tapi sayang kau tak bisa merasakannya. Dan terganggu oleh tikus sialan itu.
Family guy menjadi serial televisi yang saat ini niall tonton walaupun sebenarnya dia tidak fokus melihat ke televisi dia terus terusan melihat ke layar ponselnya. Aku saja yang menontonya. Aku bersender (tak sepenuhnya bersender) ke sofa dan melihat ke layar televisi.
Sudah 1jam niall fokus sekali ke layar ponselnya, sampai serial televisinya selesai dan dia masih melihat ke ponselnya. Aku begitu penasaran apa yang dilakukannya mungkin membalas beberapa mention dari fans nya atau hanya sedang scrolling. Aku mengintip dia sedang membuka twitternya. Aku melihat dia sedang membuka salah satu tweet.
Saat aku akan melihat niall langsung meletakan ponselnya dan pergi ke dapur. Aku melihat niall yang membuka almari dan mengambil tequilla lalu mengambil gelas dan menuangkannya kegelas lalu meminumnya. Wajahnya tampak lelah dan depresi. Apa yang membuatnya begitu depresi. Aku melihat ke ponselnya dan menemukan.
"@niallofficial and his invisible girlfriend"
Beserta gambar niall yang jalan dan ada seseorang di belakangnya yang mengerikan yaitu aku. Aku sangat kaget dan menutup mulutku. Apakah selama ini aku terlihat di kamera. Apa niall begitu depresi karena foto ini. Apa aku yang membuat niall depresi. Aku merasakan airmata ku menetes.
-----
Helloooooo sorry for late late updating!
YOU ARE READING
One More Chance [n.h]
Fanfictionhow if you die but you dont want die yet because you still love your boyfriend. And how if you die in front of thousands people. And how if you still want to be human, theres still chance for you to alive?? We'll see. Write In Bahasa :)